webnovel

Masuk sekolah

Kemaren harusnya marra masuk sekolah, karena harus pindah rumah jadi maminya menelfon pihak sekolah untuk minta tambahan waktu satu hari lagi. Marra memutuskan untuk memakai penampilan aslinya dan membuang tampilan nerd yang dulu.

"Siapa sih?, anak baru ya?" banyak yang mengatakan itu saat marra mulai memasuki gerbang sekolah, dia naik bus biasa dan jalan kaki dari halte ke sekolah. Karena dasarnya dia orang yang tidak terlalu peduli sekitar jadi dengan santainya dia langsung masuk kelasnya dan duduk dikursinya, saat ini banyak teman-temannya yang mempertanyakan keberadaannya. Dari ujung matanya dia melihat bella memasuki kelasnya, sesaat bella terlihat kaget dengan perubahan penampilannya tapi arogansi mengalahkan logikanya.

"Hey akhirnya sibuluk masuk sekolah juga?" teman-teman yang lain masih memperhatikan mereka.

"Jangan menipu dirimu sendiri" kata marra santai masih sibuk dengan bacaannya.

"Apa katamu?" bella meradang dan merebut buku yang marra pegang dan membuangnya kesamping.

"Apa kamu tuli?"

"Hei buluk jangan sok kecakepan kamu"

"Kalau aku buluk, bagaimana denganmu? padahal aku jelas terlihat lebih baik darimu"

"Apa katamu!!?"

"Ternyata selain buta kamu juga tuli ya, cepat periksa sana, jangan menggonggong disini, beeisik tau gak" marra nenangkap pergelangan tangan bella saat bella hendakenamparnya, dan sebelum bella sadar merra sudah menamparnya duluan, sidik lima jari terlihat jelas dipipi kiri bela.

"Jangan kamu pikir karena selama ini aku diam, karena aku lemah ya, jangan memancing batasku jika kamu tidak mau menyesal" kemudian marra mendorong tubuh bella pergi dari hadapannya dan mengambil buku yang jatuh disampingnya.

"Tunggu pembalasanku marra, aku tau kamu sekarang sudah dibuang oleh keluargamu kan? jadi jangan sok didepanku"

"Lalu apa? setidaknya aku lebih terhormat dari pada dirimu yang menjadi simpanan omku kan?" bisik marra pada bella.

"Bagaiman kamu tau" Tentu marra tau, sejak dia sadar dalam tubuh marra, tifa sudah menyelidiki semua orang yang memusuhi marra, terànyata selama ini bella bisa seenaknya membuat ulah disekolah karena dia menjadi simpanan om devi, salah satu keponakan kakeknya yang diserahi tugas menjadi kepala sekolah SMA Harapan ini. Tapi masa-masa kejayaan bella akan segera berakhir, karena sebentar lagi video mesum hubungannya dengan om devi akan masuk keserver sekolah dan siswa yang yang sedang terhubung dengan internet sekolahpun juga akan mendapat salinannya. Marra menunggu dengan sabar, setelah pelajaran pertama seleaai dan digantikan jam istirahat, marra mengirim pesan untuk seseorang, pesannya snagat sederhana hanya satu kata "lakukan" setelah itudengan santainya dia menuju ke uks untuk istirahat, karena perban dikepalanya maaih terpasang, itu membuat marra gampang masuk uks. Dia hanya menghindari kerusuhan yang akan segera terjadi akibat dari tersebarnya video-video itu.

Saat akhirnya marra bangun dari tidurnya, jam pelajaran dimulai tapi tidak ada guru disetiap kelas, agaknya dari video itu melebihi perkiraannya. Saat marra sampai dikelas dia tidak melihat bella, taanya masih ada dibangkunya berarti dia belum pulang, apa dia dipanggil oleh dewan sekolah, setiap ada masalah yang melibatkan jajaran tinggi sekolah dewan sekolah akan turun langsung menanganinya, dan karena kuwalitas video tersebut sangat bagus dan jelas karena marra memastikan dewan sekolah tidak akan memiliki alasan untuk menyangkalnya. Terbukti dewan sekolah bertindak sangat cepat, keeaokan harinya sudah ada pengumuman jika kepala sekolah akan digantikan oleh orang lain dengan alasan kepala sekolah saat ini harus pensiun diri karena penyakit kronis serta siswa yang terlibat sudah dikeluarkan sedangkan pelaku penyebaran video masih dalam penyelidikan.

Selama diselesaikannya kasus ini, marra menjalani hari yang tenang karena bella sudah disingkirkan, tapi sebelum marra menghela nafas lega satu lagi masalah datang mendatanginya.

"Hei itu abi bukan? malam minggu kemaren aku lihat lo dia jalan sama cewek di cafe, mereka mesra banget deh"

"Serius?? bukannya abi pacaran sama marra?"

"Marra mah uda lewat, emang sekarang dia uda cantik banget tapi kan gak ada yang dukung dibelakangnya"

"Aku denger-denger juga abi mendekati marra karena taruhan kan dan abi mau jadiin marra pacarnya juga karena nama belaknagnya rumani kan?, sekarang dia tau putri dari pewaris tunggal rumani kan namanya bukan marra, tapi Jovanka Rumani, denger-denger dia masih kelas tiga smp, tahun depan masuk sma sini"

"Kamu punya fotonya sijovanka ini?"

"Gak up date banget sih kamu, kemarenkan jam delapan malem ada pesta dikedimaan rumani dan diliput oleh berbagai kalangan hiburan, dipesta itu tuh Mr. Mario memperkenalkan secara resmi keluarganya, dan pewarisnya anak cowok yang masih kelas satu smp kalau gak salah sih dan jovanka sebagai putri satu-satunya keluarga rumani"

"Enak bener paling ya bisa jadi anggota keluarga konglomerat kek mereka"

Dan masih banyak lagi kata-kata serupa yang belakangan sering dia dengar, sepertinya memang papinya memang tidak ingin mengenalkan marra dan maminya didepan publik, selama ini mario selalu datang sendiri bila ada acara atau berdua dengan sekretarisnya, miris bnagetkan kehidupan saat menjadi tifa dan sekarang saat menjadi marra tidak jauh beda, sellau mendapatkan seorang ayah yang tidak komoeten, tapi kali ini dia akan merubah nasipnya, jika takdor begitu licik mempermainkan hidupnya, dia harus setidaknya lebih licik sedikit lagi.

Saat dikoridor lantai dua, jalannya dihadang oleh abi, tapi marra malas meladeninya, toh yang mencintai abi adalah marra yang asli, sedangkan sekarang yang ada ditubuhnya adalah jiwa tifa.

"Ra ada yang mau aku omongin"

"Apa?" marra menanggapinya dengan malas, marra menyenderkan bahunya di pilar sekolah tanpa memandang abi yang ada didepannya.

"Aku udah g suka lagi sama kamu, mulai sekarang kita putus"

"Okay" setelah itu dia berjalan melewatinya tanpa menengok lagi, sedangkan abi masih berdiri ditempatnya dan tertegun.

"Semudah ini?"

"Sabar bro, gak semua cewek yang lo putusin harus nangis-nangis juga kan" dia merangkul bahunya dan tertawa terbahak bersama yang lain. Abi mengira saat dia memutuskan marra, marra akan menangis dan memohon untuk tidak diputusin seperti respon cewek lain selama ini, dia tidak mengangka respon marra akan sesantai itu, dia seperti bukan marra yang dulu.

"Sudahlah bro toh kamu udah punya penggantinya kan? siapa tuh jovanka bukan ya namanya?"

"Jovanka putri keluarga rumani? woooaa mujur banget sih bro nasipmu"

"Kalau lo sukses jangan lupa ma kita-kita yak?"

"Tapi gimana rasanya putri keluarga rumani? beda gak sama cewek lain?"

Omongan dari sahabat-sahabatnya membuat keangkuhan abi kembali lagi, benar juga kenapa dia harus ngeluh kehilangan marra toh dia bukan sipa-siapa, mungkin dia menyesal karena belum mendapat keperawanan si marra, yah harga dirinya memang setinggi itu. Setelah menghibur dirinya sendiri, kini senyum sombong kembali kebibirnya.

"Memang ada cewek yang tahan pesona gw? coba mana?" kwsombongan yang tidak terbataa, tifa heran apa baiknya sih si abi-abi ini sampai marra yang dulu sangat tergila-gila sama dia, tifa yang sekarang ada ditubuh marra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.