Seolah tidak mendengarkan, Freya pun pergi dari sana untuk menenangkan dirinya. Apa yang sudah dilihat tidak seindah yang dikira. Mereka juga kerap bertengkar karena memiliki sifat yang keras. Sama-sama mempunyai tekad yang kuat untuk harta dan tahta.
Tidak heran, keharmonisan rumah tangga mereka sedang dipertaruhkan. Saat itu, Bryan juga tidak ingin menambah masalah. Ia lebih baik menhurung diri ya di dalam ruang kerja ketimbang menjemput sang istri untuk berbaikan. Ia juga merasakan adanya karma yang sudah pernah dilontarkan oleh sang adik.
"Setidaknya hidupku tidak semenyedihkan Shazia. Aku masih memiliki segalanya. Sedangkan, dirinya tidak demikian!" gerutu Bryan dengan sangat lantang.
***
"Huft, semalam aku lupa untuk membereskan meja kerjaku. Terlihat sangat berantakan. Apa memang sengaja dilakukan demikian?" tanya Rose saat sampai di depan meja kerjanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください