Bryan bersama dengan Zayn semakin merasa panik. Hal itu disebabkan oleh komunikasi yang sempat terputus. Mereka berusaha untuk mencari keberadaan Shazia. Namun, tidak ada jalan untuk menemukan wanita yang sedang dalam kondisi patah. Shazia memang dengan sengaja mematikan ponselnya.
"Bryan, bagaimana ini? Shazia pergi ke mana?" gerutu Zayn yang sudah merasa cemas dengan kondisi Shazia.
"Aku juga tidak tidak tahu. Kalau aku mengetahui keberadaan, aku juga sudah pergi kesana!" celetuk lelaki itu. "Aku akan menghubungi suami kurang ajarnya itu! Jika terjadi sesuatu kepada adikku. Aku tidak akan pernah bisa membiarkannya hidup dengan tenang!"
Nomor Harshad juga sangat sulit untuk di hubungi. Hal itu pun membuat Bryan semakin ingin menemui Harshad. Namun, di lorong apartemen mereka berdua bertemu dengan Shazia. Bryan sontak mendekati adiknya dan memeluknya dengan erat.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください