ARTCIONAL grup, perusahan yang di segani di NowYork bahkan banyak anak perusahannya yang tersebar di beberapa kota Amerika serikat .
Brayan wilder direktur utama dari perusahan tersebut , setelah kematian kedua orang tua nya ia langsung menjabat sebagai direktur utama perusahan,bahkan diusia nya yang terbilang masih muda dua puluh satu tahun, namun ia mampu membuat perusahan nya berkembang pesat hingga ke eropa.
brayan duduk dikursi kebesaran nya mengenakan jas yang membuat penampilan nya begitu sempurna menatap laptop diatas meja kerjanya yang berada tepat dihadapan nya namun tidak dengan fikirannya yang sedang terpusat pada wanita yang saat ini berada dirumah nya.
"apa dia sudah bangun? apa dia sudah menerima pakaian nya? apa dia sudah memakan serapan nya ?" begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam fikirannya, brayan merutuki dirinya sendiri, berusaha menghilangkan arley dari fikirannya. dan memfokuskan dirinya pada pekerjaannya.
ia tidak pernah merasakan hal seperti ini, perasaan di mana ia begitu menginginkan orang lain, perasaan yang begitu menghkwatirkan orang lain, tentu saja membawa arley kerumahnya sebagai tahanan adalah sebuah alasan, ia hanya ingin tau siapa arley sebenarnya, yang mampu menariknya dari awal mereka bertemu.
namun suara intercom di meja nya menyela lamuanannya.
"mr. wilder ada beberapa teman anda yang ingin menemui anda "ujar seorang wanita dari intercom, dan itu adalah sekertarisnya .
belum sempat brayan mengatakan "ya" tampak tiga orang pria memakai jas yang formal sama sepertinya menerobos masuk.
brayan menghela nafas kasar menatap ketiga pria yang sebentar lagi akan menghancurkan ruangannya.
"anak buahku yang membantumu kemarin mengatakan kau membawa tahananmu kerumah "ucap salah satu pria yang saat ini langsung menghampiri brayan berdiri tepat diseberang meja nya dengan melipat tangannya.
"apa ?tunggu dulu itu berarti dia tinggal dengan tahanan nya? "ucap pria yang awal nya duduk seketika berdiri menatap bergantian kedua pria yang saat ini tampak fokus satu sama lain.
"dan itu seorang Wanita!! kau tau dia berbahaya, bisa saja dia tiba tiba menyerangmu "ucap pria yang saat ini masih terus memandang brayan penuh kesal dan juga kekhawatiran.
" dia seorang wanita ??" ucap pria yang masih berdiri dan tetap memandang kedua pria yang saling memandang satu sama lain itu.
"dan sialnya dia adalah mafia "jawab pria yang berdiri di seberang meja nya .
"dia berbeda "ucap brayan singkat menatap ketiga pria yang menatapnya penuh tanya. ketiga pria yang saat ini ada di ruangan nya, adalah sahabat nya mereka bersahabat sejak mereka memulai universitas bersama,karna mereka adalah penerus perusahaan orang tua nya Masing masing dan menjadi keluarga sosialita membuat mereka memiliki kecocokan satu sama lain, bahkan persahabatan mereka sudah terjalin selama sebelas tahun.
"berbeda? dia sangat berbahaya bray, sewaktu waktu dia bisa membunuh mu" ucap pria yang masih berdiri dihadapannya.
"aku seperti mengenalnya, dia tidak asing bagi ku jerral "ucap brayan lirih dan mengatakan apa yang ia rasakan memandang sahabat nya yang sedari tadi terus menyerangnya dengan kata kata penuh kekhawatiran.
jerral memandang brayan dihadapannya . tak percaya sahabat nya berbeda kali ini , apa dia jatuh cinta pandangan pertama ? ujar batinnya yang masih penuh tanya.
namun saat ia ingin mengatakan sesuatu telpon brayan berdering, tampak brayan meraih ponsel nya di meja tepat di tengah tengah mereka.
brayan mengerutkan keningnya, bukankah ini nomor telpon rumahnya, apa terjadi sesuatu tanya brayan menerka nerka pada dirinya sendiri, sebelum ia mengangkat telpon.
" ada ap...."tanya brayan heran namun terpotong karna lawan nya yang langsung menerobos dengan kemarahan.
"kau ingin aku benar benar membunuh mu? "ujar arley seraya memandangi papperbag yang sudah ia lihat isinya, dan tengah berserakan di atas kasurnya.
"tunggu dulu ada apa ini? "tanya brayan yang merasa heran dan berfikir bahwa telah melakukan kesalahan.
"jika kau menahanku hanya untuk menjadi jalang mu, kau benar benar akan ku bunuh tuan wilder "ucap arley yang saat ini benar benar terlihat kesal.
brayan mulai berfikir apa kesalahan yang ia lakukan sampai membuat arley menelponnya dengan penuh nada kemarahan .
"kau bisa menjelaskan apa kesalahanku? " tanya brayan.
"oh jadi kau belum tau...kau mengirimkan pakaian yang sangat minim untukku, belahan dada yang rendah, rokmini yang bahkan akan membuat ku seperti tidak memakai apapun.. "jawab arley dengan kekesalan meluap luap.
brayan melongo tak percaya, bagaimana mungkin wanita tak menyukai pakaian seperti itu , bahkan wanita selalu berusaha menggodanya menggunakan pakaian yang terlihat seksi.
tampak tak ada jawaban dari seberang telpon membuat arley bertambah kesal.
"ahh.. apa kau benar benar menganggap ku perempuan gampangan?? dengarkan aku tuan wilder, kau bisa membelikan aku pakaian yang layak misalnya kaos wanita , dan juga beberapa celana jeans, kau mengerti !! dan ya.. kau bisa mengembalikan pakaian ini ke tokonya kembali " langsung saja arley mematikan sambungan secara sepihak, ia benar benar kesal, bahkan ia tak pernah memakai pakaian seperti itu. jika tidak pada segmen segmen tertentu. arley melempar asal ponselnya diatas kasur, bergegas ia menuju kamar mandi, berendam adalah ide bagus untuknya saat ini.
Telpon yang mati secara sepihak membuat brayan tersadar dari ketidak percayaan nya.
"ada apa? apa ada sesuatu yang serius sampai membuat mu lupa menutup mulut mu? "tanya jerral dengan nada sedikit mengejek.
tak segera menjawab membuat kenneth dan edwards yang sedari tadi menyaksikan perdebatan dua sahabatnya berjalan menghampiri brayan.
"apa ini benar benar serius? "tanya edwars yang bahkan sedari tadi tak ada mengeluarkan suara ,bertanya dengan penuh kecemasan.
"wah dia benar benar wanita yang aneh "ujar brayan baru membuka suara nya.
"apa yang terjadi? "tanya jerral yang masih belum mengerti.
"aku memberikan nya pakaian, lalu dia bilang bahwa pakaian itu terlalu seksi untuk nya, dia juga mengatakan bahwa dia tidak akan menjadi jalang ku, jika itu terjadi dia akan benar benar membunuh ku? "ujar brayan berterus terang mengatakan kemarahan arley pada ketiga sahabatnya.
seketika ruangan nya pun di penuhi gelak tawa para sahabatnya, yang tak percaya dengan yang di katakan brayan.
"dia menolak mu bahkan sebelum kau mengajak nya?? haha.... ini benar benar membuat perut ku sakit "ucap kenneth yang saat ini tengah memegangi perut nya karna terlalu keras tertawa.
"aku jadi ingin melihatnya "ujar jerral bergumam bukan hanya jerral bahkan kennet dan edward pun juga sama penasaran nya sepertinya.