"Jadi... gimana?" suara riuh anak-anak menyamarkan pertanyaan Ricky pada Sesil yang saat ini hampir menangis.
Aku tidak berani menerobos kerumunan anak-anak. Karena, tidak mungkin sekali untukku saat ini bertemu dengan Ricky. Maksudku, aku belum bisa menata hatiku, menata detak jantungku yang berpacu hanya karena menyebutkan nama itu. Apalagi ketika melihat wajah Ricky.
"Turunin tas gue, Rick." rengek Sesil. Kutebak, itu adalah rengekan kesekian kalinya. Kupandangi tali yang Ricky pegang, tampaknya tali itu terjulur ke atas dan melilit salah satu tangkai pohon. Dan di sana, ada tas Sesil yang digantungkan tinggi-tinggi.
Ricky masih bertopang dagu. Sementara tangan lainnya menaik—turunkan tas itu seolah menyuruh Sesil agar mengambilnya. Meskipun hasilnya pasti akan... nihil.
"Katanya lo cinta ama gue, jadi... usaha dong buat dapetin hati gue. Eh... tas elo maksudnya." ucap Ricky menggoda.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください