Naufal menatap tajam Elzia.
"Lo kenapa sih kayak jijik banget sama gue?! Lo sengaja memancing emosi gue?! Iya?!" ucap Naufal emosi.
"Lo dengar ya baik-baik.. gue gak suka sama cowok modelan kayak lo! Sok ganteng, memanfaatkan kekuasaan dan gila perempuan! Lo kira lo hebat?!" ucap Elzia.
"Tutup ya mulut lo! Lo adalah orang pertama yang berani mengolok-olok gue!" ucap Naufal.
"Kenapa?! Lo gak suka?! Ya udah sana pergi! Gue juga gak sudi disukai sama cowok kayak lo!" ucap Elzia.
"Sekali lagi lo berani ngatain gue, maka gue gak akan segan-segan untuk benar-benar membuat si Roy menderita!" ucap Naufal.
"Berani lo sentuh dia, lo berurusan sama gue!! You know me, Naufal!" ucap Elzia.
"And you also know me.. How cruel I am." ucap Naufal.
"Gue gak pernah takut sama lo! Lo benar-benar pengecut ya! Lo hanya berani sama orang-orang lemah seperti Roy! Pengecut!" ucap Elzia.
Naufal mencekal tangan Elzia dengan kencang.
"Lo benar-benar memancing kesabaran gue ya?! Iya?!" ucap Naufal.
"Berhenti!!" ucap seseorang dari arah timur.
Mereka langsung menoleh pada sumber suara.
"Roy..??" gumam Elzia.
'Sial! Kenapa dia bisa bebas?' ucap Naufal di dalam hatinya.
Roy lalu berjalan menuju Elzia dan Naufal.
"Jangan sakiti Elzia, Naufal.. Elzia itu teman aku.." ucap Roy.
Naufal tersenyum miring.
"Lo ngomong aja ribet. Sok-sokan nyuruh gue lo." ucap Naufal.
"Roy, kok lo bisa ada di sini sih??" ucap Elzia.
"Ceritanya panjang, Zia.. kamu orang baik.." ucap Roy.
"Roy, ayo kita pulang.." ucap Elzia.
"Berani lo pulang, gue habisi Zoya!" ucap Naufal.
Elzia lalu menoleh ke posisi di mana Zoya berada. Kini teman-teman Naufal sedang memegangi Zoya.
"Lepasin Zoya! Lo semua banci ya?! Beraninya lo sama perempuan!" ucap Elzia.
Naufal tersenyum miring.
"Bagaimana Elzia?? Apakah kamu masih berani menolak saya??" ucap Naufal.
"Zi, lo sama Roy pergi aja!! Gak usah pikirin gue!! Gue gak apa-apa kok.. selamatkan Roy.." ucap Zoya.
Elzia menggeleng.
'Gue harus melakukan sesuatu.. Naufal perlu diberi pelajaran.' ucap Elzia di dalam hatinya.
Tac! Bugh!! Brak!!.
Elzia menendang tulang kering pada betis Naufal, Ia lalu memukul punggung Naufal, kemudian ia membawa tangan Naufal ke belakang punggungnya.
"Akh!!" ringis Naufal.
Ia menguncinya dengan kedua tangannya hingga kini Naufal tak dapat melakukan apa-apa.
Roy benar-benar takjub menatap Elzia yang sangat jago dalam hal bela diri.
'Elzia benar-benar hebat..' ucap Roy di dalam hatinya.
"Boss!!" ucap teman-teman Naufal ketika melihat Naufal yang kini telah dalam genggaman Elzia. Bahkan Naufal tak dapat meluruskan kakinya karena merasakan sakit.
"Lo lepasin teman gue, gue lepasin boss lo! Lo siksa teman gue, gue habisin boss lo! Sekarang lo tinggal memilih!" ucap Elzia.
Naufal lalu memberi kode pada teman-temannya untuk melepaskan Zoya.
Mereka lalu mengangguk dan melupakan Zoya.
Zoya akhirnya berhasil dilepaskan oleh teman-teman Naufal.
Elzia lalu berbicara tanpa suara pada Zoya hanya dengan mimik mulutnya saja agar Zoya mengambil motornya dan kuncinya berada di tas punggung tepatnya di tempat paling belakang.
Zoya pun mengangguk dan menuruti permintaan Elzia.
"Roy, ayo ikut gue!!" ucap Zoya.
Roy pun mengangguk. Mereka lalu berlari ke parkiran motor.
"Roy, lo bawa motor gue ya.. lo gak bawa kendaraan kan? Lo juga bisa bawa motor kan.?" ucap Zoya pada Roy ketika mereka sedang berada di parkiran.
"Iya Zoya.. " ucap Roy.
"Oke.. nih kunci motor gue.." ucap Zoya memberikan kunci motornya.
Roy lalu menerima kunci motor Zoya dan menaiki motor Zoya.
"Lo tunggu di tempat ramai di luar sekolah.. kedai ice cream aja.. nanti gue dan Elzia akan menyusul ke sana. Oke?" ucap Zoya.
Roy pun mengangguk.
"Iya Zoya.." ucap Roy lalu melajukan motornya meninggalkan sekolah.
Zoya lalu mengemudikan motor Elzia dan menancap gas menuju titik lokasi Elzia yang tepat berada pada turunan tangga di koridor.
"Zi!! Ayo!!" teriak Zoya.
Elzia menendang sekali lagi kaki Naufal sebelum melepaskannya.
Tac!!
"Akh!! Shit!!" umpat Naufal.
Setelah itu, Elzia langsung berlari menuju Zoya dan naik ke atas motor. Zoya segera menancap gas motornya dan meninggalkan sekolah.
Naufal benar-benar emosi dan marah sekali pada Elzia.
"Argh!! Sial!! Elzia sialan!!! Perempuan tomboy!!" umpat Naufal.
Teman-teman Naufal lalu menghampiri Naufal.
"Boss, lo gak apa-apa??" ucap teman Naufal.
"Gak apa-apa gigi lo gak apa-apa?! Lo gak lihat badan gue remuk semua gara-gara Elzia?!" ucap Naufal.
"Ya sorry boss.. ayo kita bantu ke mobil.."
"Udah buruan.." ucap Naufal.
Teman-teman Naufal lalu memapah Naufal untuk sampai ke mobilnya.
......
Roy tengah menunggu Elzia dan Zoya di sebuah kedai ice cream. Sebelumnya, Roy sudah memesan pada pemilik kedai ice cream langganan dirinya, Elzia dan Zoya itu bahwa Roy mau pesanannya diantar ketika Elzia dan Zoya telah tiba di sana.
Elzia dan Zoya pun tiba di sana. Elzia segera turun dari motor dan menghampiri Roy. Zoya pun ikut menyusul. Mereka duduk pada meja yang sama dengan Roy.
"Zi, kamu gak apa-apa??" ucap Roy pada Elzia.
Elzia menggeleng.
"Enggak kok.. gue gak apa-apa, Roy.. lo tuh yang kenapa-kenapa.. muka lo bonyok begitu.." ucap Elzia.
"Iya tahu lo Roy.. kok lo bisa sampai bonyok begitu sih?" ucap Zoya.
Pemilik kedai pun datang membawakan pesanan Roy.
"Siang-siang butuh yang segar-segar dong.. apa lagi kalau bukan ice cream bang Ikbal??" ucap Ikbal.
"Makasih bang.." ucap Roy.
"Sama-sama Roy.. gue boleh ikut nimbrung dong ya?" ucap Ikbal.
Mereka pun mengangguk.
"Iya bang boleh.." ucap Roy.
"Kenapa kalian? Kok kayak kesel gitu? Muka lo juga Roy.. gue baru sadar kalau muka lo bonyok.." ucap Ikbal.
"Kebiasaan lo bang.. selalu aja ketawa di atas penderitaannya Roy.. kasihan dia... Habis kena bogem.." ucap Zoya.
"Wkwk.. ya udah sebentar ya gue ambil P3K dulu untuk mengobati luka lo.. Zoy, lo ibati ya ntar.." ucap Ikbal.
Roy pun mengangguk. Zoya pun begitu. Ikbal lalu bangkit dari duduknya dan pergi mengambil kotak P3K. Tak lama, Ikbal pun kembali dengan membawakan kotak P3K.
"Nih Zoy.. lo obatin nih si Roy.." ucap Ikbal memberikan kotak P3K tersebut lalu kembali duduk di sana.
Kebetulan, kondisi kedai ice cream nya tidak terlalu ramai dan Ikbal juga memiliki dua orang pegawai.
Zoya lalu mulai mengobati Roy.
"Gimana ceritanya sih Zi? Kok bisa si Roy sampai bonyok begitu?" ucap Ikbal.
"Tanyain deh bang sama orangnya langsung.." ucap Elzia.
"Kenapa bisa sampai bonyok begitu lo Roy?" ucap Ikbal.
"Gue dipukuli sama teman-temannya Naufal saat gue baru saja keluar dari toilet saat pulang sekolah. Mereka langsung menarik gue ke sudut sekolah lalu mengikat gue di pohon besar yang ada di sana. Mereka kemudian menghajar gue." ucap Roy.
"Terus, kok lo bisa bebas tadi?" ucap Zoya.
"Gue dibantu sama orang yang gak dikenal. Tapi orang itu langsung pergi setealh membantu gue.." ucap Roy.
"Jadi lo gak tahu dong siapa yang tolongin lo?" ucap Ikbal.
Roy pun menggeleng.
"Gue gak tahu.. " ucap Roy.
......
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!