"Bunda!! Elzia pergi ke sekolah dulu!! Assalamualaikum!!" teriak Elzia seraya menyalakan mesin motor maticnya. Ia kemudian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat untuk sampai di sekolah.
"Duhh sepuluh menit lagi masuk nih.. mati gue." monolog Elzia gelisah ketika sedang mengendarai motornya.
...
Sementara di lain sisi, bunda Elzia baru saja keluar rumah untuk meberikan bekal kepada Elzia namun dirinya justru sudah keburu pergi.
"Ya Allah anak itu.. bisa-bisanya dia gak sarapan.. Semoga dia gak apa-apa deh.." gumam bunda Elzia.
....
Elzia akhirnya tiba di sekolahnya semenit sebelum bel masuk berbunyi. Dengan segera Elzia berlari menuju kelasnya yang berada di lantai dua.
'Zia.. lo gak boleh telat.. gak.. gak boleh.' ucap Elzia di dalam hatinya.
Akhirnya Elzia pun tiba di depan kelas. Ia merasa ngos-ngosan setelah tadi terus berlari. Ia lalu menghembuskan nafasnya dan melangkah pelan memasuki kelasnya dengan ekspresi datar.
Ia duduk di sebelah Zoya, sahabatnya.
"Tumben lo baru sampai, Zi.." ucap Zoya.
"Capek gue.. kebut-kebutan tadi di jalan.. terus lari-larian juga di tangga. Kesiangan.. biasalah." ucap Elzia.
"Lo kesiangan karena nonton sinetron dia yang tayang jam sepuluh malam itu?" ucap Zoya.
Elzia pun mengangguk.
"Yaps.." ucap Elzia.
"Oon banget sih lo.. kayak gak bisa nonton di you tube aja hari ini.. Lo kan bisa cari episode berapa terus tonton aja di you tube.. Dari pada lo harus nonton sinetron dia malam-malam dan berujung lo yang bangun kesiangan." ucap Zoya.
"Rugi kalau dari youtube.. kuotanya udah berapa? Sinetron dia berapa lama? Aduh.. dua jam gue nonton sinetron dia di you tube, langsung habis kuota gue." ucap Elzia.
"Ya dari pada lo bangun kesiangan.. untung aja bu Tuti gak masuk hari ini karena ada urusan." ucap Zoya.
"What?! Dia gak masuk hari ini setelah gue kebut-kebutan di jalan dan lari-larian tadi supaya gak terlambat masuk kelas??" ucap Elzia.
Zoya pun mengangguk.
"Emang dasar guru rese ya! Gak tahu diri banget sih? Kenapa dia gak bilang coba kalau dia gak masuk hari ini? Nyusahin gue aja sih.. gue sampai ngebut bawa motor cuma gara-gara dia." ucap Elzia.
"Kalau lo gak ngebut, ntar gerbang sekolah ditutup dong. Masuk atau enggaknya dia kan lo tetap harus datang sebelum bel." ucap Zoya.
"Tapi seenggaknya gue gak perlu lari-lari kayak tadi cuma untuk bisa cepat sampai di kelas." ucap Elzia.
"Itu sih derita lo.." ucap Zoya.
"Sialan lo." ucap Elzia.
"Zi.. si Naufal kayaknya suka deh sama lo.." ucap Zoya.
"Dihh najis gue.. ogah.. amit-amit.. cowok playboy kayak begitu suka sama gue?! Halah bacot.. gak percaya gue." ucap Elzia.
"Lo gak sadar apa ya kalau selama ini dia suka sama lo??" ucap Zoya.
"Bodoh amat. Gak penting.." ucap Elzia.
"Lo tuh ya.. kurang-kurangin jutek nya sama cowok. Gak boleh gitu tahu.. ntar gak ada lho cowok yang mau sama lo." ucap Zoya.
"Tenang aja.. ada Alzanno Dezvaro kok yang mau sama gue wkwk.." ucap Elzia.
"Dihh... mimpi lo ketinggian... kenapa sih emangnya kalau sama Naufal? Dia kan tajir, Zi.. Anak pemilik sekolah lho." ucap Zoya.
"Gak deh.. gak suka gue.. cowok modelan kayak dia.. Hadeh ... yang ada gue bukannya bahagia sama dia, menderita iya." ucap Elzia.
"Ya lo sama dia cuma untuk porotin duitnya ajalah." ucap Zoya.
"Ogah.. kalau mau morotin, mending sama bokapnya.. Kan bokapnya yang kaya.." ucap Elzia.
"Astaga... sialan lo... dah gila lo ya," ucap Zoya.
"Makanya jangan aneh-aneh deh lo. Sampai kapan pun hati gue cuma untuk Alzanno. Titik." ucap Elzia.
"Kasihan gue sama lo.. tinggi banget mimpi lo. Dia kenal aja enggak sama lo. Pakai segala ngomong kalau hati lo cuma buat dia lagi.. Miris ... miris.." ucap Zoya.
"Hey.. gak ada yang tahu takdir.. siapa tahu nanti gue bisa dipertemukan dengan dia.. gak ada yang tahu kan?" ucap Elzia.
"Iya sih.. ah tapi mustahil lah, Zi.. Lo di mana dia di mana. Lo siapa dia siapa. Artis ngetop kayak dia mana mau sama orang biasa kayak kita." ucap Zoya.
"Gak apa-apa dia gak mau sama gue.. gue pokoknya akan tetap mengidolakan dia.." ucap Elzia.
"Iya iya ceunah.." ucap Zoya.
.....
Alzanno...
Saat ini dirinya sedang melakukan syuting sinetron di lokasi syuting.
"Al.. nanti kamu peluk Mita ya adegannya.. jangan lupa lho.. totalitas ya.. oke?" ucap sutradara.
Alzanno pun mengangguk.
"Oke... camera roll.. action!" ucap sang sutradara.
Adegan pun dimulai.
Alzanno lalu memeluk Mita dengan sangat erat.
"Shera.. aku minta maaf atas semua kesalahan aku.. tapi aku mohon.. tolong jangan tinggalkan aku.. aku tidak bisa hidup tanpa kamu.." ucap Alzanno dalam adegan syutingnya dengan Mita yang berperan sebagai Shera.
.....
Bel pulang sekolah pun berbunyi... Elzia dan Zoya pun keluar dari kelas dan berjalan berdampingan di koridor sekolah.
Ketika mereka sedang berjalan, tiba-tiba mereka dihalangi oleh geng Naufal.
"Halo Zia.." ucap Naufal dengan senyum jahil.
Zia menatap Naufal tak suka dengan ekspresi juteknya.
"Zi.. lo senyum kenapa sih?? Susah banget kayaknya deh senyum untuk gue.." ucap Naufal.
"Minggir!" ucap Elzia ketus.
"Apa sayang?? Coba diulangi?" ucap Naufal mengejek.
"Lo minggir atau gue tonjok lo?" ucap Elzia dengan ancang-ancang.
"Wisss santai dong beb.. ngegas banget sih.. selow.. selow.. kita ngobrol dulu dong.. ada cafe baru lho di dekat sini yang pas buat ngobrol." ucap Naufal.
"Bodoh amat!" ucap Elzia.
"Lo jutek banget sih sama gue? Giliran sama si Roy aja lo baik. Kenapa sama gue beda?" ucap Naufal.
"Suka-suka gue lah. Masalah buat lo?" ucap Elzia.
"Gue bisa aja sih mengeluarkan si Roy dari sekolah ini kalau gue mau." ucap Naufal.
"Berani lo ganggu dia, berurusan lo sama gue! Minggir lo!" ucap Elzia dengan tatapan tajam.
"Fal,minggir dong. Jangan pancing amarahnya Elzia." ucap Zoya.
"Lo berani sama gue Zoy?!" ucap Naufal dengan nada tinggi.
"Apa sih lo? Cowok kok beraninya sama perempuan! Minggir gak lo?!" ucap Elzia kesal.
"Gue gak akan minggir sebelum lo mau makan siang bareng gue!" ucap Naufal.
"Gak usah mimpi!" ucap Elzia.
"Oke.. kalau lo menolak.. teman-teman gue yang lainnya lagi sama si Roy saat ini.. gue bisa aja meminta mereka untuk menghajar si Roy sih," ucap Naufal.
"Lo jangan macam-macam ya sama Roy!" ucap Elzia.
"Kalau lo gak mau nurut sama gue, maka jangan salahin gue kalau gue benar-benar melakukan itu sama dia." ucap Naufal.
"Psycopath!" ucap Elzia.
"Ikut gue!" ucap Naufal menarik tangan Elzia.
"Lepas! Jangan pegang-pegang tangan gue!" ucap Elzia melepaskan cekalan tangan Naufal dari tangannya.
.....
Hello!!
Please support this novel..
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!