Lucas kembali ke apartemen. Melihat Ivy meringkuk kedinginan membuat hatinya berdenyut. Ah, kenapa ia bodoh sekali sampai tertidur di dalam kelas. Padahal ia berjanji akan menjemput Ivy. Mana hujan sedang turun dengan deras, membuat Ivy menunggunya di tengah hujan yang dingin di musim gugur. Sungguh bukan perbuatan yang terpuji. Apalagi saat ia mencekal pergelangan tangannya yang kurus agar ikut berlari di tengah hujan karena rasa cemburu Lucas yang berlebihan.
Lucas mengelus rambut Ivy, sekalian mengecek apakah suhu tubuh Ivy sudah menurun. Sayangnya tidak, suhunya bahkan bertambah panas.
"Kenapa lama sekali?" Ivy menoleh saat Lucas kembali.
"Antriannya banyak." Lucas tersenyum.
"Aku merasa aneh Lucas. Rasanya tidak nyaman. Badanku kedinginan, tapi rasanya panas." Ivy juga baru kali itu merasakan sakit.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください