Divya kembali tertawa. "Eh, Pak Raymond. Ternyata, kamu! Aku sampai tidak bisa mengenalmu tadi." Ia sudah tidak bisa mengkondisikan pandangannya. Semua sudah terlihat sangat berputar dan rabun.
Raymond kembali mencengkram bahu Divya dengan lembut. "Kamu sudah minum berapa gelas tadi, di sana?" tanya Raymond penasaran.
Divya segera menaikan satu jari telunjuknya. "Hanya satu tegukan! Kepalaku sudah langsung berputar, Pak! Aduh, pusing sekali!" ucapnya sembari menarik jas kerja Raymond.
Raymond segera melepaskan tarikan itu. "Hei, jauhkan wajahmu dari diriku! Mulutmu itu sangat bau alkohol." Ia merasa sangat terganggu dengan hal itu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください