"Ya, ampun. Kenapa kamu malah membahas masalah itu lagi, Sayang? Aku tidak pernah menuntut hal itu, 'kan?" Devan kembali mengelus pucuk kepala istrinya.
Divya masih menatap durja pria itu dengan intens. "Aku hanya merasa ada seperti sesuatu hal yang janggal, Mas. Entahlah, aku juga tidak mengerti dengan hal itu."
Divya mulai memiringkan tubuhnya dan menitahkan pria itu untuk segera membaringkan tubuhnya. Dengan keadaan tubuh yang loncos, keduanya kembali bersatu di dalam selimut tebal. Mereka pun saling memejamkan kedua mata dan bersiap akan menerima hari esok. Pagi itu, Devan berangkat lebih cepat. Hal itu bertepatan karena ada pertemuan yang harus ia hadiri jam sembilan nanti.
Tidak lama berselang, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan kediaman mereka. Divya yang baru saja masuk pun merasa tercengang melihat hal tersebut. Ia masih menunggu dan memantau dari jendela yang ada di ruang tamu. Hal tidak disangka, ternyata pria tersebut adalah mantan kekasihnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください