"Kenapa kamu menatap wajahku seperti itu?" tanya Zeline kemudian.
Divya tidak menggubris ucapan wanita itu. Ia hanya menatap dingin ke arah pintu lift. Tindakan yang sudah ia lakukan juga membuat wanita tersebut terusik dengan hebat. Ia masih terus berucap sesuatu hal yang sangat membingungkan.
"Kamu tidak mempunyai mulut untuk berbicara, ya?" pekik Zeline kemudian.
Divya masih tetap diam tanpa ucapan apa pun. "Aku sudah menjadi dewi yang sangat sabar. Aku tidak akan berbicara apa lagi membuang energi ku hanya untuk menyakiti ucapanmu," batinnya kemudian.
Setelah turun, ia pun segera berlalu dari sana. Ia sama sekali tidak menggubris ucapan wanita tersebut. sampai pada akhirnya Zeline menarik tangannya dengan sangat kasar. Ia juga tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. ia mulai menatap durja wanita itu dengan sangat datar.
"Semakin lama, kamu semakin kurang ajar saja!" decit Zeline dengan wajah yang sudah terlihat sangat kesal.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください