webnovel

Kalau Dari Awal Udah Bego, Sampai Akhirpun Akan Begitu

Jenna merunduk, bersembunyi di dalam terpal salah satu mobil bak terbuka. Perempuan itu menahan isakan ketika mendengar langkah kaki seseorang di sekitarnya.

“Jenna… lo kira bisa begoin gue gitu aja.” Desis Rudi sembari memperhatikan sekitar, berkali-kali kakinya menendangi drum-drum kosong yang ia pikir di jadikan Jenna sebagai tempat bersembunyi.

“Keluar lo!” Jenna menutup mulutnya semakin kencang agar tidak berteriak ketika mendengar suara banyak barang beradu.

“Jangan sok jadi korban Jenna, karena kenyataannya di sini gue yang jadi korban. Inget waktu kita nonton terakhir kali?” tanya Rudi sembari mengangkat salah satu terpal yang menumpuk di sudut jalan.

“Gue beliin lo banyak barang kan? Lo tau gimana cara gue dapetin duitnya?” Rudi mengangkat gagang besi dan mengayunkannya pada setumpuk kardus, laki-laki itu menggeleng karena Jenna tidak juga ada di sana.

“Ngutang! Gue harus ngutang ke bang Karyo. Terus dengan enggak tau dirinya, lo malah pergi gitu aja, ngilang enggak ada kabar. Bangsat!” Kali ini Rudi mengayunkan gagang besinya pada pintu roling yang sedikit terbuka, di longokan kepalanya ke dalam dan kembali mendengus karena lagi-lagi tidak menemukan Jenna.

“Gara-gara lo ngilang gitu aja, utang gue sama bang Karyo makin banyak. Numpuk! Lo kira kalau bukan karena itu gue sama Leni mau nampung lo di rumah kami?!” teriak Rudi berang.

“Ada banyak utang yang harus lo bayar Jenna, jadi enggak salahkan kalau gue mau jual lo ke bang Karyo?”Jenna gemetaran, perempuan itu bisa merasakan Rudi mendekati tempat persembunyiannya.

“Kalau lo memang mau jadi perempuan pintar, harusnya dari awal lo enggak terima saran Leni untuk pacaran sama gue. Karena dari awal gue cuma ngincer duit lo doang.” Jenna bisa melihat bayangan Rudi, karena ketakutan perempuan itu berusaha semakin merunduk yang celakanya gerakannya justru mengeluarkan bunyi.

“Ck..ck..ck.. kalau dari awal udah bego, sampe akhirpun pasti tetep bego.” Ucap Rudi sembari menyeringai, ia pandangi terpal di mobil bak terbuka milik salah satu tetangganya.

“Woy Rud, ngapain kamu?!” si pemilik mobil langsung berlari dan menyingkirkan tangan Rudi dari terpal yang melindungi barang dagangannya.

“Preman sialan, jangan ganggu saya kalau enggak mau saya laporin ke bang Karyo. Asal kamu tau ya, bulan ini saya udah bayar uang ke amanan full!”maki si laki-laki paruh baya berang.”

“Udah sana minggir, saya mau nganter dagangan!”

“ Ck, nanti dulu. Barang gue ada di dalem mobil lo ini.”

“Alah, alesan. Enggak usang ngadi-ngadi kamu, udah awas saya mau berangkat.” Si pemilik mobil terus berusaha mengusir Rudi, hal tersebut membuat Rudi kesal dan memutuskan untuk melayangkan satu pukulan.

Tongkat besinya baru saja terangkat ketika sebuah tangan menarik tubuhnya mundur dengan kasar, tidak sampai di sana Rudi juga harus terkejut karena tiba-tiba saja tubuhnya di kunci dan segerombolan orang dengan pakaian hitam mengepungnya.

“Duh, enggak ikut-ikutan saya Rud. Kamu urus lah sendiri.” Si laki-laki paruh baya memasuki kendaraannya dengan gemetar, meski Rudi terus memanggil namanya laki-laki paruh baya itu tetap menginjak gas dan pergi.