webnovel

Tuan CEO, Jangan Cintai Aku!

都市
完結 · 330.5K ビュー
  • 296 章
    コンテンツ
  • レビュー結果
  • NO.200+
    応援
概要

Sejak kematian Melysa, kakaknya yang meninggalkan bayi mungil bernama Liesel, Genevieve yang baru berusia 17 tahun, harus mengambil alih peran sebagai ibu dari bayi tersebut. Liesel terlahir dari hubungan semalam ketika Melysa dijebak rekan kerjanya yang iri kepadanya dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal. Akibat peristiwa itu, Melysa terpuruk dalam depresi dan akhirnya meninggal. Genevieve harus berhenti sekolah, mencari kerja, dan membesarkan Liesel sendirian. Hidupnya sangat berat dan penuh penderitaan, hingga pada suatu ketika, ia bertemu CEO tampan dari grup Wirtz tempat ia bekerja dan mereka saling jatuh cinta. Namun ketika cinta mulai bersemi, rahasia kelam di masa lalu membuat hati Genevieve terluka dan memutuskan untuk pergi. *** Adler Wirtz tidak pernah jatuh cinta kepada wanita manapun sebelum ia bertemu Genevieve. Pengalaman buruk 4 tahun lalu ketika ia dijebak mantan kekasih untuk tidur dengan seorang wanita tidak bersalah membuatnya trauma. Selama bertahun-tahun ia menyimpan rahasia kelam itu, sambil berusaha mencari wanita yang tidur dengannya empat tahun lalu itu, setidaknya untuk menunjukkan tanggung jawab. Namun sayang, ketika Adler mulai membuka hati kepada Genevieve, rahasia masa lalunya terkuak ke permukaan bersama dengan munculnya anak perempuan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Hidup Adler serentak berubah dan hubungannya dengan Genevieve pun hancur. Apakah Genevieve akan dapat memaafkan Adler dan melupakan dendam masa lalu? Ataukah ia akan meninggalkan Adler selamanya?

Chapter 1Diusir Dari Apartemen

"Aku beri waktu lima belas menit. Kau harus segera angkat kaki dari rumah ini! Dasar benalu!" Wanita berwajah cantik namun terlihat kejam itu berkacak pinggang di depan pintu kamar yang terbuka lebar.

Di dalam kamar, seorang gadis muda berambut cokelat dikuncir kuda berusaha menahan tangis dan menunjukkan sikap tenang menghadapi berbagai hinaan yang sejak tadi dilontarkan wanita bernama Patricia itu.

Genevieve mengemas barang-barang yang dianggapnya paling berharga ke dalam tas ransel. Hati Genevieve sangat tak nyaman dengan tudingan yang dilontarkan oleh Patricia, putri Nyonya Marchen sang pemilik flat.

Patricia mengatakan berkali-kali kalau Genevieve tak lebih dari benalu yang memanfaatkan kebaikan hati Nyonya Marchen. Tak hanya itu, hinaan pun terlontar dari bibir Patricia yang dipoles dengan lipstik berwarna merah.

Tanpa perasaan, ia menghina Genevieve sebagai gadis nakal yang tidur dengan sembarangan pria dan harus menyusahkan orang lain saat ketika hamil dan melahirkan anaknya.

Genevieve sama sekali tidak ingin menyusahkan siapa-siapa. Nyonya Marchen sendiri yang menawarinya untuk tinggal bersamanya di flat ini tanpa membayar sewa. Alasannya adalah karena ia kesepian karena anak perempuan satu-satunya tidak pernah mengunjunginya.

Sementara Genevieve yang baru berusia 17 tahun dan harus mengurus Liesel yang masih bayi membutuhkan tempat tinggal dan orang yang bisa membantunya menjaga bayi itu sementara ia bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Mereka hidup bersama dengan baik dan Genevieve selalu berusaha membantu di flat sebagai tanda terima kasihnya. Namun, sayang, seminggu yang lalu Nyonya Marchen meninggal karena sakit jantung dan anak perempuannya tidak mau tahu, ingin Genevieve segera keluar dari flat ini tanpa persiapan sama sekali.

"Jangan sampai kau mengambil barang-barang milik Ibuku!" Patricia mendengkus marah.

Tangan Genevieve langsung berhenti memasukkan barang ke dalam tas. "Ada baiknya Anda periksa saja tas saya sebelum menuduh, Nona Patricia."

Genevieve ingin marah, tetapi ia tahu ia tidak boleh membalas semua perbuatan kasar Patricia. Dia takut Liesel akan terhasut. Hal itu tak baik untuk mental gadis kecil berusia tiga tahun, bukan?

Maka Genevieve menelan bulat-bulat harga diri yang hangus terbakar atas semua ucapan kasar dari mulut Patricia.

"Ide bagus. Jika terbukti mengambil benda berharga milik Ibu, aku tak akan ragu melempar kau ke penjara!" Patricia melangkah masuk, suara ketukan high heelsnya menggema di ruangan kecil yang ditempati oleh Genevieve. Ia mengacak-acak barang yang tadi sudah disusun rapi oleh Genevieve di ranselnya untuk memastikan gadis itu memang tidak 'mencuri' barang ibunya.

Genevieve merapatkan bibirnya. Barang-barang berharga milik mendiang kakaknya, Mellysa, yang tadinya sudah tertata rapi, diacak-acak oleh Patricia. Dia takut kelepasan meneriaki gadis angkuh berpakaian minim itu.

"Sayang sekali, kau hanya punya barang-barang butut. Tak berharga. Sama sepertimu." Patricia menatap jijik bergantian pada kedua telapak tangannya. Seolah-olah tangan itu habis menyentuh benda-benda buruk yang mengandung banyak kuman dan virus.

Lagi-lagi Genevieve harus menahan perasaan yang hendak meledak. Egonya melarang keras air mata yang bisa tumpah kapan saja.

"Mommy."

Genevieve menoleh ke arah pintu. Senyumnya mengembang melihat Liesel yang berjalan mendekat. Liesel adalah anak perempuan berusia tiga tahun yang sangat cantik dan menggemaskan. Rambutnya yang ikal bulat-bulat berwarna pirang membingkai wajahnya yang seperti malaikat dengan hidung lentik dan bibir merah yang menggemaskan.

Setiap kali ia melihat wajah Liesel, Genevieve seolah melihat Melysa, kakaknya yang sudah meninggal, dan hatinya segera dipenuhi rasa cinta yang mendalam. Genevieve menyembunyikan rapat-rapat luka hati yang berdarah atas semua hinaan Patricia.

"Apa kau sudah menghabiskan susu dan biskuit itu?" tanya Genevieve seraya mengelus lembut pipi kemerahan milik Liesel.

"Sudah. Apa kita akan pergi jalan-jalan?" Liesel menatap pada barang-barang yang berantakan di atas ranjang kecil mereka.

"Iya. Kita akan melakukan perjalanan jauh. Lily suka?" Mati-matian Genevieve menahan suaranya agar tak terdengar memilukan.

Liesel langsung melompat kegirangan seraya memeluk Genevieve. Ah, tangis Genevieve nyaris saja luruh karena sudah membohongi putri kecilnya itu.

"Hei, jangan bermain drama di sini! Cepatlah! Waktuku tak banyak."

Genevieve menatap dingin ke arah perempuan sombong itu. Namun, ketika Liesel melepaskan pelukan, Genevieve langsung membuang muka ke arah tumpukan barang. Lagi-lagi dia harus menata hati agar tak meninggalkan jejak buruk di memori gadis kecil itu.

"Pergilah ke depan. Duduk yang manis sementara Mommy membereskan ini." Genevieve menunjuk ke arah ranjang.

Liesel mengangguk lalu menuruti perintah Genevieve. Dengan cekatan, Genevieve menyusun kembali barang-barang yang paling berharga itu. Semua di bawah pengawasan tatapan tajam Patricia.

"Sudah. Terima kasih, Nona. Aku pamit." Genevieve memakai tas ransel itu lalu berjalan keluar. "Ayo, Schatz. Kita pergi."

Liesel mengangguk sembari membawa boneka kelinci yang diletakkan di atas meja. Satu-satunya mainan yang pernah dibeli Genevieve untuk Liesel.

Beberapa tetangga yang berkerumun menatap iba pada Genevieve dan Liesel. Namun, tentu saja mereka tidak mau repot-repot menawarkan bantuan. Genevieve tersenyum sopan seraya mengangguk pada mereka sebagai isyarat pamit.

Tanpa terasa, Genevieve dan Liesel sudah berjalan dua blok dari tempat tinggal mereka.

"Schatz, apa kau merasa lelah?"

"Tidak, Mommy. Aku suka jalan-jalan. Kita jarang melakukannya."

Ada perih yang kembali mengiris hati Genevieve. Jawaban sederhana dari bibir mungil Liesel membuatnya merasa gagal menjadi seorang Ibu yang baik. Selama ini, Genevieve hanya bisa membawa gadis kecil itu bermain di taman dekat flat saja.

"Kita mau ke mana, Mommy?"

Pertanyaan itu membuat Genevieve bingung. Benar. Dia bahkan tak tahu harus ke mana. Mata Genevieve memindai sekeliling. Ada bangku kosong yang bisa mereka pakai.

"Lily, kita duduk dulu di situ. Mommy harus menghubungi seorang teman."

Leisel duduk sembari memangku boneka kelincinya, sedangkan Genevieve langsung merogoh kantong celana untuk mengambil ponsel.

Dalam benak Genevieve, hanya ada satu nama.

"Beatrice, bisakah kau menolong kami?"

**

Hujan mengguyur kota Berlin di malam hari. Genevieve dan Liesel baru saja turun dari kereta. Gadis kecil itu sedang tertidur pulas dalam pelukan Genevieve.

Di bangku panjang yang disediakan berjejer rapi di dalam ruang tunggu, Genevieve membaringkan Liesel. Dia berusaha agar Liesel tak kedinginan. Namun, dia hanya punya sehelai selimut yang sudah pudar dan tipis termakan usia.

Liesel meringkuk di pangkuan Genevieve. Gadis itu menggigit bibir, menahan tangis ketika menyelimuti tubuh Liesel.

"Maafkan Mommy, Schatz," bisik Genevieve, lirih.

Gagal. Air mata Genevieve luruh juga. Gadis itu kembali menggigit bibir kuat-kuat agar tak terisak-isak.

"Ve."

Genevieve menoleh. Matanya mengerjap. Orang yang sedari tadi dia tunggu sudah tiba. Genevieve tak lagi bisa membendung tangis ketika Beatrice memeluknya erat.

"Maaf, aku terlambat. Hujan deras menghambatku." Beatrice mengelus punggung Genevieve yang sedang duduk memangku Liesel.

"Terima kasih sudah sudi menerima kami, Bee. Aku tak tau harus ke mana membawa Lily."

"Mommy."

"Ah, gadis kecilku terbangun." Genevieve mengurai pelukan.

"Hai, Schatz. Aku, Bibi Beatrice." Beatrice berjongkok di depan Liesel yang sedang mengucek mata.

"Hai, Bibi. Aku Liesel. Mommy biasa memanggilku Lily."

"Nama yang cantik seperti orangnya," puji Beatrice lalu menengadah menatap Genevieve. "Ayo, kita pulang."

Genevieve tak henti mengucap terima kasih pada satu-satunya sahabat yang dimiliki sejak mereka bersekolah di asrama.

"Maaf. Hanya ini flat yang tersisa." Beatrice menghela napas berat.

Genevieve tersenyum. "Ini jauh lebih dari cukup, Bee. Aku sadar dengan keterbatasan biaya."

Mereka masuk ke dalam flat berukuran kecil itu. Hanya ada satu single bed di samping kamar mandi.

Genevieve membaringkan Liesel yang kembali tertidur pulas dalam perjalanan menuju flat ini.

"Ve, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan. Tapi tidak malam ini karena kalian pasti lelah." Beatrice mengelus punggung Genevieve.

"Ya. Ada banyak kejadian yang cukup menguras emosiku hari ini, Bee." Genevieve berucap tanpa mengalihkan pandangan dari Liesel.

"Lebih baik kau segera mengganti pakaian. Cuaca sedang tidak baik. Jangan sampai kau jatuh sakit."

Genevieve mengangguk lalu berbalik badan. Dipeluknya tubuh Beatrice. "Terima kasih. Maaf, aku merepotkanmu."

"Tidak sama sekali. Ah ya, flatku ada di lantai bawah. Kalau perlu sesuatu, ketuk saja pintuku."

"Ya." Genevieve mengangguk.

Pelukan itu diurai. Beatrice beranjak pulang. Genevieve bersandar di pintu yang baru saja ditutup oleh Beatrice. Tubuh lelah Genevieve merosot ke lantai.

Tangis Genevieve pecah. Namun, dibekapnya mulut untuk meredam suara isakan. Hidup di kota besar tanpa punya gambaran tentang masa depan baginya tak mengapa. Hanya saja, dia tak ingin menyeret Liesel dalam kumparan kemiskinan yang menyedihkan ini.

"Maafkan Mommy, Lily."

***

あなたも好きかも

Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

DICARI!!! Seorang perempuan muda, usia tidak lebih dari 23 tahun, cantik, menarik, mulus, dan belum pernah menikah alias masih perawan untuk melahirkan minimal 3 anak. Akan dinikahkan dengan seorang billionair tua dan cacat. Kompensasi berupa uang 100 juta perbulan sampai melahirkan 3 anak. Dan kompensasi perceraian berupa uang 1 milyar, 2 apartemen mewah, dan 1 kendaraan mewah. Calista Ardiningrum menghela nafas panjang membaca sebuah postingan di akun IG maklampir, sebuah akun gosip yang memiliki jutaan follower dan beritanya selalu tajam aktual namun belum dipastikan kepercayaanya. Ribuan komentar beragam ada yang menertawakan, mengejek, mencemooh, bahkan ada yang menghina sampai ke urat. Calista adalah seorang mahasiwi jurusan keguruan sebuah universitas negeri ternama di Jakarta yang juga bekerja paruh waktu sebagai office girl di sebuah perusahaan multinasional ternama di ibukota demi membiayai kuliahnya sendiri. Dia juga anak rantauan dari kota gudeg yang ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya penjual jamu gendong keliling. Calista anak pertama dari 2 bersaudara. Adik laki-lakinya masih menyandang status pelajar SMK yang setelah pulang sekolah menyambi jadi pengamen di sekitar stasiun Tugu ataupun sepanjang jalan Malioboro. Tapi, kenapa dia sampai begitu perhatian dengan postingan dari akun gosip tersebut? Karena tiba-tiba ibunya menelepon kalau ayahnya menjadi korban tabrak lari sebuah mobil yang tidak diketahui pemiliknya. Kini ayahnya masuk ICU dan harus membayar puluhan juta untuk biaya operasi. Calista tidak tahu harus meminjam kemana karena uang sebanyak itu tentu saja tidak akan mudah didapatkan dalam waktu singkat. Sedangkan, phak rumah sakit berkata semakin cepat uangnya tersedia maka operasi pun akan secepatnya dilakukan. Apakah Calista akan mengorbankan hidupnya demi menolong ayahnya? Temukan jawabannya di novel ini .... *** Terima kasih untuk semua readers yang bersedia meluangkan waktunya membaca novel kedua saya, yang kemungkinan besar akan hadir dalam versi bahasa Inggris juga. Author selalu setia menunggu komen, vote power stone, dan gift yang teman-teman berikan di setiap chapternya. Silahkan menikmati karyaku lainnya: 1. Cinta Tak Berbalas 2. Angel's Blue Eyes 3. Tetaplah Bersamaku! 4. My Lovely and Sassy Wife 5. Runaway Ex-Wife

Anee_ta · 都市
4.8
555 Chs

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · 都市
レビュー数が足りません
611 Chs

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight · 都市
レビュー数が足りません
540 Chs

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · 都市
レビュー数が足りません
496 Chs
目次
1

応援