webnovel

TOGETHERNESS

Ini kisah tentang ke enam sahabat yang tidak sengaja di pertemukan oleh takdir. Persahabatan yang tidak ada kata 'MEMULAI' membuat mereka tanpa sadar sudah terikat akan kata persahabatan. Sama halnya dengan air yang mengalir begitu saja. Mungkin, Setiap persahabatan memang tidak memiliki kesamaan dalam setiap halnya, baik itu sikap, perilaku, dan perasaan. Tetapi, dari perbedaan itulah yang membuat mereka saling melengkapi akan kebersamaan yang tercipta. Karena itu, Hidup adalah pilihan. Maka, pilihlah teman yang bisa membawamu pada kebaikan. Copyright © 2019, Sriwulandari

Sriwulandarii8 · 若者
レビュー数が足りません
26 Chs

GAMES

"Baru pulang?"

Ameera yang baru saja keluar dari mobil tersentak kaget, ia pun langsung menoleh dan mendapati Rizal yang tengah duduk di teras rumahnya sambil menatap ponsel tanpa menatap Ameera.

Ameera langsung merubah mimik wajahnya menjadi datar dan berjalan menghiraukan adanya Rizal.

Rizal memasukan ponselnya kedalam saku celananya dan menatap Ameera yang tengah membuka kunci pintu. "Darimana? Udah malem begini dan lo baru pulang?" tanyanya lagi.

"Bukan urusan lo!."

Saat Ameera hendak membuka pintu, namun pintu itu kembali tertutup oleh tangan kekar yang menahan handle pintu.

Ameera menatap tajam Rizal. "MAU LO APA SI HAH!?" kesalnya.

"Mabuk?" tanya Rizal kemudiam

Ameera memalingkan wajahnya enggan menatap Rizal. "Bukan urusan lo!" ketusnya.

"Harus ya mabuk terus?" ucapnya dengan datar.

"Gue bilang, bukan urusan lo!?"

Rizal berdecak sebal. "Jelas ini urusan gue, lo cewek gue!"

Ameera tertawa hambar. "Nggak usah sok perduli, selama ini cuma gue kan yang berjuang."

"Meera—"

"Gue tau! Lebih baik lo pulang sekarang, gue capek pengen istirahat." potong Ameera cepat dan menepis tangan Rizal yang berada di handle pintu.

"Kalo gue balik, bokap lo—"

"Gue nggak perduli."

Blam

"Maaf" Rizal menatap pintu nanar, sedangkan Ameera beringsut ke lantai dengan memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya hingga tubuhnya bergetar, Ameera menangis.

****

"SELAMAT PAGI, RAKYAT JELATAKU, SEMOGA KALIAN SELALU BERBAHAGIA SEPERTI DIRIKU."

"Berisik lo ular sanca!" Celetuk Deni.

Dara hanya meringis, lantas langsung melompat ke tempat dimana mereka tengah berkerubung disatu tempat. "Waah, siapa nih yang dapat arisan?"

"Arisan pala lu anyut! Noh, PR dari Pak Anto udah belom lo?" ucap Nina dengan tangan yang masih lincah diatas bukunya.

"Hua, gue belom. Lo udah Ca?" Caca hanya mengangguk menjawab pertanyaan Dara.

Dara langaung duduk di depan Caca yang tadinya diduduki oleh yogi, karena yogi sudah selesai dan dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata terimakasih, Tanda orang yang tidak tau diri. "Ck, nggak salah si lo emang binatang kelas." pujinya.

Oval yang berada di sampingnya menoyor kepala Dara,"Lo kira peliharaan, Binatang." cetusnya.

"Hehe, Bintang maksud gue. Maaf ya, Ca, gue typo." katanya.

Caca mengangguk. "Lo mau lihat nggak,?" tanya Caca.

"WUAA, CACAKU EMANG YANG TERBAIK NOMOR SATU DIKELAS INI." ucapnya heboh seraya mengeluarkan buku dari tasnya.

Friska menggelengkan kepalanya. "Bisa aja si bangsul ngerayunya." cibirnya.

****

Bel pulang telah berbunyi dan tidak heran jika ini yang membuat penghuni sekolah berteriak tidak jelas menyambut bel kepulangannya, Bahkan ada yang memukul meja, bejoget heboh di atas kursi, hingga ada yang saling dorong-dorongan agar keluar terlebih dahulu apalagi jika ada salah satu diantaranya yang jahil dan menutup pintu lantas menahannya dari luar, Dan ada juga yang memilih duduk berdiam diri dikursinya menunggu penghuni kelas telah sepi agar tidak berdesak-desakan.

"WOY TRIO MACAN, BUKA PINTUNYA WOY."

"TRIOOOO!"

"TRIO ANJIR, GUE UDAH KEBELET NIH, ELAH."

Dor dor dor

Suara gedoran dan teriakan di dalam kelas XI IPA 1 saat ini tengah panas akibat kejahilan Trio si kecil perusuh kelas yang sedang menahan pintu dari luar bersama gengnya.

"Nggak ada kapoknya emang tuh si Trio, udah pernah dikroyok sekelas juga masih tetep aja jahil." kekeh Ameera yang melihat anak perempuan tengah berusaha membuka pintu.

"Cowok tengil kek dia mana ada kapoknya sih." celetuk Freya.

"Astagfirullah." pekik Ezra saat Trio tiba-tiba nongol di jendela sampingnya kemudian ia menjitakan kepalan tangannya ke kepala Trio.

Trio terkekeh. "WOY MAU SAMPE LEBARAN MONYET JUGA NGGAK BAKAL BISA KE BUKA, ORANG KUNCINYA DISINI" teriaknya heboh.

"Yo, buka dong, Freya buru-buru nih." mohonnya dengan mengerjapkan matanya.

"Aduh gemesin banget sih, jadi pengen gue karungin."

"Player kecil." cibir Ameera.

"Oke, Abang bukain buat eneng Frey."

Ameera mendelik. "Jiji pake X."

****

"Jadi gamesnya apa nih?" tanya Dara.

Setelah 20 menit berlalu mereka memutuskan untuk pergi kerumah Ameera. Dan, saat ini mereka tengah memikirkan permainan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

"Gimana kalo kita main, Jump Questions." usul Aksa.

"Apaan tuh? Terus gimana cara mainnya?" tanya Nosi.

Aksa berdehem. "Jump artinya lompat, Question artinya Pertanyaan jadi permainan kita adalah Lompat pertanyaan."

Dara memutar bola matanya. "Kita juga tau keles." geram Dara. "Yang dimaksud kita itu, gimana cara mainnya?"

"Cara mainnya sesuai nama gamesnya lah, lompat pertanyaan." ujar Aksa. "Kan kita berenam nih, jadi kita pake cara gunting, batu, kertas. Nah, siapa dua orang yang sama itu bakal jadi pasangannya dan begitu seterusnya sampe berpasang-pasangan." jelas Aksa.

"Terus kita pakenya lantai, disini kita bakal kasih 6 pertanyaan sama pasangan kita. Kita nanti baris dan berhadap-hadapan dengan pasangan kita yang bakal kasih pertanyaan tapi dengan jarak dari 10 kotak lantai. Nah, kalo pasangan kita berhasil dan benar jawabannya mereka bakal lompat dari kotak lantai satu langsung lompat ke kotak lantai tiga."

"Jadi lompatin satu kotak lantai gitu?" tanya Nosi.

"Seratus buat Oci," jawab Aksa. "Dan di setiap pertanyaan itu di kasih waktu. jadi, kalo misalkan si penjawab nggak bisa nebak dengan benar dia nggak bisa lompat ke kotak lantai selanjutnya, dan pertanyaannya bakal di lompat ke pasangan berikutnya. Kalo nggak bener juga di lompat terus sampe pasangan yang bisa jawab dengan benar." lanjutnya.

"Terus nentuin yang menangnya gimana?" tanya Freya.

"Ya kalo kita udah sampai di depan pasangan yang kasih pertanyaan kita dengan jarak satu kotak, ya udah, itu udah dianggap finish."

"Hukumannya?" tanya Ezra.

Aksa mengedikkan bahunya. "Tau."

"Gimana kalo yang menang traktir kita." usul Dara.

Ameera melotot tak terima. "Lah, enakan yang di kalah bego." serunya.

"Yaudah yang kalah aja traktir kita, gimana?" kata Aksa.

"Lah, enak yang menang dong." sahut Dara.

"Masih mending begitulah, dia kan udah jawab yang bener." ucap Ameera.

"Okelah, Oke. Terus yang kasih kita pertanyaan siapa?" tanya Dara.

"Gue minta bantuan sama Aca nanti?" jawab Aksa.

Mereka hanya mengangguk mengerti.

****

"Filsuf Romawi mengatakan bahwa "Sejarah adalah guru kehidupan" ialah..." teriak Dara.

Ameera mendelik. "Woy gue anak IPA, mana gue tau." sewotnya.

Dara meloncat-loncat. "Amir buruan anjir, waktunya abis ini." geram Dara yang memberikan pertanyaannya.

"Heh, gue nggak inget kalo pelajaran sejarah walaupun gue di ajarin ya."

"WAKTU HABIS! SILAHKAN KE PASANGAN BERIKUTNYA." teriak Sasa.

"Cicero." jawab Nosi mantap. Sedangkan Ezra tersenyum dengan jawaban Nosi.

"Alah." keluh Dara dan Ameera.

"BETUL." teriak Sasa heboh. "SILAHKAN LOMPAT KE KOTAK SELANJUTNYA KAK." ujarnya. "Oke, sekarang pertanyaan selanjutnya, kak Ezra."  suruhnya.

"Semua pendapat dalam kegiatan diskusi harus disertai..."

"Hmm, Apa yah, Za. Gue nggak tau." katanya dengan mata yang terus bergerak.

"Sebisa lo aja, Ci." ucap Ezra.

Nosi mengangguk. "Kekompakan."

"Salah." seru Sasa. "Lanjut ke pasangan berikutnya."

Dara sudah berjingkrak-jingkrak dengan heboh. "Ayo Mir, lo pasti bisa. Kita udah ketinggalan kotak sama yang lain."

Ameera mengangkat jempolnya. "fakta dan alasan." jawabnya.

"BETUL, AYO LOMPAT KE KOTAK SELANJUTNYA KAK." teriak Sasa.

"YEAY,"

"Halah, masih jauh lo sama gue." ledek Aksa.

"Apaan, beda satu kotak doang gaya lo." cibirnya.

"Oke, pertanyaan selanjutnya, kak Ara."

"Oke. sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi spesiasi!" tanya Dara

"Apaan Ra, gue nggak tau."

"Lo anak ipa, anjir. Masa nggak tau."

"Gue lupa, Ra."

"Waktu habis, Silahkan ke di jawab pasangan selanjutnya."

"Domestikasi, Mekanisme isolasi, Poliploidi." jawab Freya.

"BETUL, LOMPAT KE KOTAK LANTAI SELANJUTNYA KAK."

"Waah, ini seru nih. Kak Frey sama Kak Oci sama-sama di lantai 5, Jadi pertanyaan terakhir adalah penentuan yah." Kata Sasa.

Semuanya mengangguk, Dara yang berada di tengah-tengah menengok kanan kirinya. Di sebelah kanan Ezra dan di sebelah kiri Aksa.

"Liat aja Ameera bakal bisa jawab, jadi di antara kita nggak ada yang menang. SERI." katanya.

"Kita liat aja nanti," ucap Aksa dengan nada meremehkan.

"Ayo, kak Aksa kasih pertanyaan selanjutnya yang menentukan siapa yang menang. Waktu hanya 10 detik, DIMULAI DARI SEKARANG!" kata Sasa.

"Frey, dengerin baik-baik yah." ucap Aksa dan di jawab dengan anggukan oleh Freya.

"6+2×9-6+10-8×3+6=..."

Freya mengrejapkan matanya. "Ha?"

Aksa mendelik. "Ck, Ayo Frey jawab." ujarnya.

"Ihh, Frey nggak tau, Sa." ucap Freya dengan menggaruk tengkuknya.

"TIGA, DUA, SATU, STOP! SILAHKAN KE PASANGAN BERIKUTNYA." teriak Sasa.

"Woy Sasa, Lo di umpanin toa ya tiap hari, teriak mulu perasaan, pengeng nih telinga gue." cibir Dara yang tepat berada di sampingnya.

Sasa hanya terkekeh tidak jelas. "Sorry kak, tapi lo salah, gue tiap hari makannya terompet." katanya.

"Buseeet dah." celetuk Ameera.

"Ck, nggak usah di bahas ya. OKE KITA MULAI WAKTUNYA, SILAHKAN PASANGAN RARA, AMEERA DAN DARA." hebohnya tiba-tiba.

"Gue timpuk juga lo lama-lama." geram Dara seraya mengusap telinganya.

"DUA PULUH LIMA." jawa Ameera.

"TETOOTT, SALAH. SILAHKAN PASANGAN BERIKUTNYA."

"SEPULUH." jawab Nosi tenang.

Semua hanya diam menunggu jawaban dari Sasa.

Sasa hanya memutar bola matanya, sedangkan otaknya masih berpikir. "Bener nggak yah, Sasa lupa." cengirnya tanpa dosa.

Dara mendelik sebal, seakan tau Dara akan berteriak Sasa langsung membekap mulut Dara. "Maaf ya kak, bukannya nggak sopan, Tapi jawaban kak Oci...BETUUUUUULLL" teriaknya tepat di telinga Dara yang membuat Dara mengumpat keras di hadapan Sasa, berbeda dengan Dara mereka semua tertawa.

•••••

A/N : GAME INI HANYA UNTUK PENGHIBUR AJA. SEPERTI ANAK KECIL MEMANG, TAPI SERU AJA BIKINNYA.

SAMPAI JUMPA DIPART SELANJUTNYA.

Salam,

Sriwulandarii8