webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Keraguan

Pada saat malam hari, Gunawan dan Brian sudah menunggu kedatangan Darma dan keluarganya di restauran Jepang favorit mereka untuk makan malam sambil membahas bisnis keluarga mereka.

" jadi bagaimana pendapat kamu tentang Vee?" tanya Gunawan, Brian tersenyum sebelum dia menjawab " Pa, waktunya terlalu cepat untuk memutuskan sebuah jawaban "

" Brian dia wanita yg baik, dan papa kenal keluarga Darma sudah sangat lama sekali mereka keluarga ideal " balas Gunawan lagi lalu Brian kembali tersenyum lalu menjawab

" Pa, Vee masih sangat muda, umurnya baru 16 tahun, dan pendidikan nya masih panjang " Gunawan pun terdiam " apa papa dan om Darma nggak mikirin masa depan Vee? Biarkan Vee melanjutkan pendidikan nya ke yg lebih tinggi Brian nggak mau punya istri yg hanya tamatan SMU " sambungnya lagi " Papa tau dan papa paham, tapi setidaknya kalian bisa bertunangan dulu setelah dia lulus SMU " ucap Gunawan, Brian menatap Gunawan dengan dingin lalu menjawab " nggak ada yg bisa menjamin sebuah ikatan pa " Gunawan kembali terdiam, tak lama kemudian Darma dan Mega pun datang namun tidak bersama Vee, Brian hanya menatap kosong.

" selamat malam Pak Gunawan " sapa Darma dengan sopan, Gunawan tersenyum lalu menjabat tangan Darma diiringi oleh Brian " selamat malam " merekapun kembali duduk.

" apakah Vee tidak ikut? " tanya Gunawan tanpa Ragu, Darma langsung melirik kearah Brian " Vee ada tugas kelompok dirumah temennya, jadi dia tidak ikut " jawab Mega dengan rasa khawatir takut jika Gunawan dan Brian merasa tersinggung.

" Tidak apa-apa Tante, pendidikan memang lebih penting " balas Brian dengan baik lalu menoleh kearah Gunawan dan tersenyum.

Brian beranjak meninggalkan kursinya untuk menuju toilet, sesampai nya disana Brian mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan kepada Nathan

' cari tau kemana Vee dan teman-teman nya sekarang'

Dari tempat yg berlainan, Nathan menerima pesan yg dikirim oleh Brian

' siap boss '

Nathan sedari tadi di dalam sebuah mobil Pajero sudah mengintai salah satu rumah teman Vee yaitu Cleo

sejak Vee keluar dari rumah, Nathan sudah membuntuti nya sampaik kerumah Cleo lalu Nathan kembali mengirim pesan kepada Brian

' Vee masih di rumah temannya Cleo, mereka sedang duduk di balkon '

menerima pesan tersebut Brian merasa tenang, karena sejatinya Brian takut jika Mega berkata bohong dan merasa bahwa Vee tidak menginginkan perjodohan ini.

Disisi lain setalah membahas pekerjaan Gunawan kembali membahas tentang perjodohan antara Brian dan Vee

" jujur saja Pak Gunawan, kami tidak keberatan dengan keputusan yg di ambil oleh Brian " ucap Darma dengan sopan

" sebentar lagi Vee menginjak umur 17 tahun, kami akan merayakan pesta ulangnya di hotel Aston milik keluarga saya, dan kami mengundang Pak Gunawan beserta keluarga untuk hadir " ucap Mega dengan tersenyum

" Baiklah kami akan menyempatkan untuk hadir " balas Gunawan, tak lama kemudian Brian kembali menuju meja makan dan melanjutkan makan malam mereka.

Sesampainya di rumah, Brian langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang yg begitu luas, lalu mengusap wajahnya dengan kesal tiba-tiba saja dia mengingat sosok gadis yg menatap nya di rooftof restauran Jepang beberapa waktu lalu

' VEOLA CAMELIA ' ucap batin nya

" entah apa yg ada di benak Lo sekarang tentang perjodohan ini " ucap Brian dengan megusap alisnya yg tebal.

" tuan muda....." panggil seorang wanita paruh baya yg berumur sekitar 50 tahun yg menghampiri nya " air hangat nya sudah siap, tuan sudah bisa mandi sekarang " ucapnya lagi " terimakasih bik Yasmin " balas Brian dengan sopan, lalu pergi menuju kamar mandinya. Bibi Yasmin kembali memberesi kamar Brian lalu menemukan sebuah foto wanita cantik membuat bibi Yasmin tersenyum.

' apa karena gadis ini, mangkanya tuan muda Brian gelisah beberapa hari belakangan ' gumam bibi Yasmin.

Setelah selesai mandi Brian mendapati bibi Yasmin memegang foto Vee, lalu mengambilnya dari tangan bibi Yasmin

" apa karena gadis ini, tuan muda merasa gelisah beberapa hari ini? " tanya bibi Yasmin tanpa ragu. Bibi Yasmin adalah asisten rumah tangga yg bekerja selama hampir 30 tahun di keluarga Gunawan, Karena itu dia sudah sangat dekat sekali dengan Brian.

" Brian hanya belum siap untuk menikah bi " jawab Brian dengan tenang, bibi Yasmin tersenyum " apa tuan juga sudah bertanya pada gadis ini? apakah dia juga sudah siap? " tanyanya lagi, lalu Brian menggeleng sebelum menjawab " Brian belum pernah ngobrol secara langsung dengan dia, Brian ha- " belum sempat menyelesaikan perkataannya bibi Yasmin langsung berkata " mengawasinya dari jauh? "

lalu Brian mengangangguk, dan bibi Yasmin kembali tersenyum.

" gadis ini sangat cantik, dan seperti nya dia juga baik sangat cocok dengan tuan muda " puji bibi Yasmin dengan tulus, Brian hanya menundukkan kepalanya " dia masih sangat muda bi, masa depannya masih sangat panjang bahkan mungkin dia memiliki cita-citanya sendiri dan Brian tidak berhak menghancurkan mimpinya dengan perjodohan ini " ucap Brian dengan tatapan matanya yg masih sulit untuk diartikan, lalu duduk di kursi santainya. Bibi Yasmin pun mendekatinya

" maafkan bibi jika bibi lancang, meskipun kalian sudah di jodohkan bukan bearti kalian harus terburu-buru untuk menikah. Jika tuan tidak mencoba mendekati nya bagaimana tuan tau apa isi hati gadis ini " ucap bibi Yasmin lagi, lalu berjalan keluar meninggalkan Brian yg masih nampak berfikir.