webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Kenyataan

Brian masih terduduk di samping Vee yang terbaring di atas ranjang dan belum sadarkan diri, bahkan di tangannya pun sudah tertancap jarum infus wajahnya pucat seperti kertas. Brian tak hanya sendiri ada Restu, Nathan, Arkan dan Fadhil yang menemani nya. Perlahan Vee membuka matanya melihat ke sekeliling ruangan serba putih itu, memegang kepala nya yang masih sedikit pusing

" aku dimana " gumam Vee

" kamu di rumah sakit sayang " ucap Brian dengan menatap Vee tanpa berkedip sambil memegang tangan nya

" Bri... kita keluar dulu " ucap Arkan " tapi Lo harus ingat pesan dokter " bisik Arkan. Teman-temannya pun keluar tinggal Brian dan Vee di ruangan itu

" kenapa aku ada disini ? " suara Vee sangat lemah saat ini, Brian memaksakan diri untuk tersenyum sebelum menjawab

" tadi kamu pingsan " jawab Brian dengan begitu lembut.

Vee kembali mencoba mengingat apa yang terjadi

" aku ketemu mbak Shalu " ucap Vee

" iya... dia yang ngabarin aku kalo kamu disini "

" sekarang dia dimana ? "

" dia sudah pulang "

Vee terdiam lalu menatap wajah Brian dengan rasa bersalah

" maaf ya, aku udah ngerepotin "

" nggak sayang.... kamu sama sekali nggak ngerepotin aku... sekarang kamu istirahat dulu ya... jangan banyak bicara dulu " bujuk Brian, Vee hanya mengangguk setuju lalu kembali memejamkan matanya. Setelah memastikan bahwa Vee sudah kembali tertidur Brian beranjak keluar dari ruangan tersebut.

Brian berjalan terlunta-lunta seperti orang yang tak ada tujuan hidup, tanpa ia sadar air mata sudah mengalir membasahi pipinya.

Masih teringat dengan jelas dikepalanya apa yang dikatakan oleh dokter kepadanya tentang keadaan Vee saat ini.

Teman-temannya menghampiri Brian yang duduk sendiri di ruang tunggu

" Lo harus kuat Brian..... " ucap Arkan dengan mengusap pundaknya

" Lo nggak boleh kelihatan sedih di depan Vee, saat ini cuma Lo yang dia punya, Lo kekuatan dia saat ini " sambungnya

" gimana gue harus ngomong ke Vee " tanya Brian dengan mengepalkan jari tangan nya

" untuk saat ini Lo harus rahasiain dulu dari Vee..... keadaan nya masih belom stabil " ucap Nathan

" sampai kapan.....?gue nggak bisa biarin dia menderita, apa lagi ada bayi dalam kandungan nya " Brian mengusap wajahnya dengan keras karena frustasi

" kita tau, nggak mudah jadi Vee.... tapi- " Restu menggantung ucapannya saat Brian menatap nya dengan tajam.

" tinggalkan gue sendiri " ucap Brian dengan nada dingin.

Tanpa berkata apapun lagi merekapun meninggalkan Brian seorang diri, dadanya terasa sesak bahkan untuk bernafas pun terasa sulit.

' bagaimana keadaan istri saya dokter, apa dia baik-baik saja ? ' Dokter hanya mampu menundukkan kepalanya sebelum menjawab pertanyaan Brian

' dengan berat hati kami harus menyampaikan ini pada anda pak Brian, menurut hasil pemeriksaan medis bahwa istri anda mengidap penyakit Leukemia Limfoblastik Akut atau biasa di sebut kanker darah '

Brian terduduk lemah mendapatkan jawaban yang sama sekali tak ia percayai. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya bagaimana ini bisa terjadi pada istri nya yang kini tengah hamil besar, Brian mengutuk dirinya sendiri karena tak pernah memperhatikan gejala pada tubuh Vee.

' penyakit ini biasa sering terjadi pada anak-anak, tapi juga bisa menyerang orang dewasa..... dan penyakit ini akan sulit untuk di sembuhkan, karena bersifat agresif '

Brian kembali kedalam kamar rawat Vee, wajahnya terlihat sangat frustasi bahkan saat ia melihat istrinya yang sedang tertidur, ia kembali tak bisa menahan air mata nya untuk kembali membasahi pipinya.

Brian terus memperhatikan wajah Vee yang pucat, dan melihat ada sedikit lebam di pergelangan tangan Vee.

" jika semua bisa diubah, maka biar aku saja yang menanggung nya jangan istri yang paling aku cinta.... bagaimana aku akan menjelaskan semuanya kepada Vee " gumam Brian.

Seberkas sinar matahari sudah menyinari ruangan yang serba putih itu, Brian tetap terjaga di samping Vee semalaman ia tidak bisa tidur. Vee kembali perlahan membuka matanya dan melihat Brian yang sedang menggenggam tangannya

" selamat pagi " Vee mengeluarkan suaranya yang lemah, Brian tersenyum tipis

" kenapa kamu nggak kerja ? " tanya Vee melihat Brian yang masih memakai baju semalam " kamu nggak pulang ? "

" hari ini aku mau jagain kamu " jawab Brian

" kapan aku bisa pulang, aku udah nggak tahan lagi " Brian memaksakan untuk tersenyum

" kamu sabar ya " bujuk Brian.

" selamat pagi princess.... " sapa Restu yang sedang berdiri di ambang pintu kamar

" hai Vee..... " sambung Nathan

" kalian pasti mau jemput kk Brian kan.... " tanya Vee

" ngapain kita jemput dia, orang kita mau jenguk kamu " jawab Nathan

" iya, kayak kurang kerjaan aja jemput bos yang dingin kayak dia " celetuk Restu, namun mendapat lemparan botol bekas oleh Brian

" enggak kena lweeee..... " ejek Restu.

Vee hanya tertawa melihat tingkah Restu dan Brian.

" Vee.... " teriak teman-teman Vee yang baru datang dan langsung memeluk nya

" woy..... ini rumah sakit, jangan teriak nanti setan penghuni kamar mayat pada bangun... " ucap Restu

" apaan sih kk nggak usah nakutin deh..... " ucap Angel yang langsung memegang tangan Bintang yang berada di sampingnya

" Lo juga bego.... mana ada setan di siang bolong " ucap Bintang dengan menoyor kepala Angel

" ada kok.... " sambung Nathan

" mana..... "

" nih setan nya " Tunjuk Nathan pada Restu

" anjirr Lo.... " balas Restu dengan kesal

" hahahahahaha " mereka semua menertawakan Restu.

Arkan pun datang dengan melipat kedua tangannya didada

" ssttttt ini rumah sakit.... bukan pasar... " Arkan menunjukkan wajah kesalnya, mereka pun diam saling lirik dan saling salah kan.

Vee hanya tersenyum melihat mereka semua sedangkan Brian hanya diam menatap Vee dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Saat ini Vee ditemani oleh keempat sahabatnya, sedangkan Brian berada di ruang dokter dan untuk sementara Restu bersama Nathan mengganti kan Brian untuk bertemu beberapa klien dari luar kota.

" Vee.... Lo kok bisa ada disini sih, perasaan kemaren waktu kita kerumah Lo, baik-baik aja " ucap Bintang

" iya Vee..... gue kaget banget tau, waktu kk Arkan ngabarin gue kalo Lo masuk rumah sakit " sambung Cleo

Sejenak Vee, Bintang, Angel dan Hanna menatap nya curiga karena menyebutkan Arkan menghubungi nya

" sejak kapan Lo berhubungan sama kk Arkan " tanya Bintang dengan alisnya yang terangkat sebelah

" jangan bilang kalo Lo lagi PDKT sama kk Arkan.... hayo ngaku Lo " ancam Angel

Cleo merasa gugup saat pertanyaan itu dilontarkan untuk dirinya, dan hanya bisa cengengesan, Vee tersenyum

" nggak apa-apa kali Cle..... Hanna aja bisa jadian sama Enggar " ucap Vee " lagian kk Arkan juga baik kok orangnya cocok sama Lo " sambungnya lagi.

" Bintang juga cocok tuh sama kk Nathan.... sama-sama cuek bin jutek " celetuk Angel

" apaan bilang cocok-cocok..... nggak " bantah Bintang dengan kesal

" jangan sok jual mahal Lo.... jomblo seumur hidup baru tau rasa..... " ejek Hanna

" apaan sih Lo berdua..... " bantah Bintang

merekapun beralih melihat Vee cairan berwarna merah kembali keluar dari hidung Vee

" Vee... Lo kok mimisan " ucap Bintang sambil membersihkan hidung nya dengan tissue

" Vee sebenarnya Lo kenapa sih "

" gue nggak tau, kenapa akhir-akhir ini gue sering banget kayak gini... " jawab Vee

" terus hasil pemeriksaan nya gimana? Lo sehatkan... kandungan Lo juga baik-baik ajakan " tanya Bintang

" gue belum sempat tanya sama kk brian "

ruangan itupun kembali hening.