webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Kemarahan Brian

Seketika kamar Vee menjadi hening

" terus gimana sama rencana kuliah Lo Vee " tanya Cleo " bukannya Lo udah sepakat sama kk Brian " sambung Bintang

" gue nggak ada pilihan lainnya, Lo liat kan gue tinggal sendirian di rumah ini dan kk Brian juga nggak mungkin tiap hari harus stay disini..... apa kata orang-orang nanti " ucap Vee " dan untuk kuliah, mungkin gue bakalan ngelanjutin kuliah gue disini " sambungnya lagi. " gue juga mau nurutin surat wasiat dari bokap gue... Lo ingetkan Bin, saat Lo bilang waktu itu dan mungkin inilah maksud dari semuanya " ucap Vee lagi, Bintang pun langsung memeluk Vee.

" Vee yg dulu udah beda sama Vee yg sekarang, gue harus bisa bersikap dewasa dan mengambil keputusan yang tepat buat hidup gue di masa depan " ucapnya lagi.

" kita akan selalu ada buat Lo Vee " ucap Cleo " Lo sama gue itu punya tujuan yg sama untuk kuliah di luar negeri tapi kalo Lo berubah haluan gue juga harus merubah haluan gue " ucapnya lagi " " tapi Cle Lo jangan sampe ngecewain orang tua Lo " balas Vee " Lo tenang aja Vee, orang tua kita pasti ngerti kok... " sambung Bintang " maksud Lo Bin...? " Vee merasa tak paham penjelasan mereka

" Vee, gue sama Bintang udah mutusin buat kuliah disini sama Lo.... dimana ada Lo di situ ada kita, kita temenan bukan baru kemaren tapi udah dari kita kecil " jawab Cleo " iya Vee, Lo jangan merasa sungkan sama kita " sambung Angel mereka pun berpelukan, sedangkan Hanna masih memperbaiki masker yg ada di wajahnya.

Beberapa hari kemudian, saat hendak pulang sekolah Vee menunggu jemputan yg biasa datang menjemput nya

" Vee, Lo belom di jemput ? " tanya Bintang

" belom..... " jawabnya santai

" Lah itu kk Nathan.... " tunjuk bintang pada Nathan yg berada di seberang jalan

" Vee.... " teriak Nathan, saat Vee hendak menyeberang menuju Nathan tiba-tiba

dari arah yg berlawanan, nampak sebuah mobil sport melaju dengan kencang

" Vee awas..... " teriak Bintang

Nathan langsung berlari mendorong Vee hingga terjatuh, semua orang yg ada di sekitar langsung berlari mnolong Vee untung saja ia tidak mengalami cidera yg parah

" shitt..... " teriak Nathan dengan kesal, tapi dia tau mobil siapa itu,

" Vee Lo nggak apa-apa " tanya Bintang dengan cemas " nggak apa-apa " jawab Vee meringis kesakitan

" Vee kamu gimana ? " tanya Nathan

" nggak apa-apa kok kk " jawabnya

" nggak apa-apa gimana, itu tangan sama dengkul Lo lecet-lecet semua " jawab Bintang dengan kesal " bawa kemobil gue aja " ajak Nathan.

Bintang membantu Vee berjalan masuk kedalam mobil

" kk Nathan ngapain kesini ? " tanya Vee dengan menahan sakit

" Brian minta gue buat jemput Lo karena sopir yg biasa jemput Lo lagi sakit " jawabnya dengan tegang

" kalo Brian tau kejadian ini, bisa abis gue " ucap Nathan lagi dengan kesal

" maaf kk, gue nggak hati-hati " ucap Vee

" lain kali kalo mau nyeberang liat kiri kanan dulu, dan harus bisa jaga diri jangan lengah untung aja gue bisa lebih cepet nyelamatin Lo, Karena kalo nggak gue bisa di bunuh sama Brian " ucap Nathan lagi, Vee hanya menunduk

" eh Lo kok jadi marahin temen gue..... tu mobil aja yg melaju kenceng amet, udah tau dilingkungan rame... " balas Bintang dengan kesal " atau tu orang yg nyetir lagi mabok " sambung Bintang lagi, sedangkan Nathan hanya mendengus kesal.

Sesaat sampai dirumah, Vee langsung dibawa oleh Bintang menuju kamarnya

" Vee Lo istirahat aja, biar gue yg nyamperin KK Nathan " ucap Bintang " makasih ya " balasnya.

Nathan sedang berbicara dengan seseorang di telfon, belum sempat Bintang mendengar nya Nathan langsung memutuskan panggilannya dan berjalan ke arah Bintang

" gimana Vee " tanya Nathan

" dia lagi istirahat "

" sorry gue nggak Maksud marah sama Vee, karena gue juga panik "

" santai aja kali kk, dan Lo juga nggak perlu ngasih tau kejadian ini sama kk Brian " ucap Bintang " bos gue itu Brian bukan Lo, dan masalah ini nggak bisa didiemin karena itu menyangkut nyawnya Vee " balas Nathan dengan tegas lalu pergi

" dasar..... orang aneh!!!!!! " teriak Bintang, namun sejenak Bintang berfikir

" eh bentar deh, maksudnya tadi nyawa Vee apa ya?????? " gumam Bintang.

Saat sampai di kantor, Nathan langsung masuk kedalam ruangannya dan menutup pintu dengan kencang, Restu pun datang dengan tergesa-gesa

" than..... Lo yakin kalo mobil yg hampir nabrak Vee itu mobil Gladis " tanya Restu

" gue yakin 100% kalo itu mobil Gladis tu cewek gila... " jawab Nathan dengan kesal

" tu cewek nggak ada kapok- kapoknya ya bikin masalah " balas Restu " gue juga udah nelfon Arkan tadi dan gue juga udah cerita sama dia masalah ini, Lo udah ngasih tau Brian? " tanya Restu lagi

" ya belom lah, kalo dia tau bisa abis gue di gantung Brian, Lo tau sendiri kalo dia marah gimana??? udah kayak iblis tau nggak!!! " jawab Nathan, Restu bergidik takut.

" Brian udah balik " ucap Fadhil yang tiba-tiba datang " serius Lo ? " tanya Restu dengan panik " iya dan sekarang dia lagi di rumah Vee, tadi Arkan nelfon gue kalo mukanya Brian emosi banget " sambungnya " jadi, Brian udah tau " tanya Nathan dengan panik " kayaknya sih Arkan yang udah ngasih tau dia " jawab Fadhil

" malam ini gue mau ngajak Lo, Fadhil, dan Arkan, ketempat nya tu cewek gila.... gue mau ngasih perhitungan sama dia " ucap Nathan.

Saat malam hari, Nathan dan teman-teman nya benar-benar datang ke club milik Gladis, ternyata benar mobil yg hendak menabrak Vee tadi siang juga terparkir disana.

Dengan santai mereka masuk melalui pintu depan, nampak Gladis sedang duduk bersama ketiga temannya sambil bersenang-senang

melihat Nathan, Arkan, Restu dan Fadhil datang Gladis menyambut nya dengan manis

" hai guys.... udah lama kalian nggak dateng " sapa Gladis dengan ceria, belum sempat ia menyentuh Arkan, dengan keras Nathan menarik Gladis menuju satu ruangan

" Nathan... Lo apa-apaan sih, lepasin tangan gue " bentak Gladis, Nathan hanya diam dan langsung melempar Gladis ke sofa

" Lo kenapa sih " tanya Gladis dengan kesal

" diem Lo... " bentak Nathan, sontak membuat Gladis diam ketakutan

" gue cuma 1x nanya sama Lo, kenapa Lo mau nabrak Vee di depan gerbang sekolah nya " tanya Nathan dengan tatapan tajamnya, membuat Gladis bergidik ketakutan

" gue....hmm gue.... " Gladis menjadi gugup

" jawab!!!!!!!!!! " bentak Restu

" gue nggak suka cewek sialan itu deketin Brian... dia itu cuma sampah dan nggak pantes bersanding sama Brian.... Brian itu cuma milik gue dan selamanya akan jadi milik gue!!!!!! " balas Gladis dengan kesal

' Plak!!!!!!!!!!!!!!! '

sebuah tamparan keras melekat pada pipi Gladis, bahkan nampak terlihat sangat merah

Nathan, Restu, Arkan dan Fadhil langsung terkejut melihat sosok pria bertubuh tinggi dengan wajah tampannya yg terlihat begitu sangat emosi ada di tengah mereka tatapan nya begitu tajam seperti pembunuh berdarah dingin.

" Brian..... " gumam Gladis dengan terkejut melihat sosok Brian yang ada di hadapannya, sambil menggenggam tangan seorang wanita mungil di samping nya.

" ini semua gara-gara Lo..... " bentak Gladis, dan saat ia beranjak mendorong Vee tamparan kedua pun kembali ia dapatkan

' Plak!!!!!!!!!!!!! '

" Brian, seberapa hebat nya dia Dimata Lo... " tanya Gladis dengan menangis menutupi kedua pipinya yang menahan sakit

" sampai-sampai Lo tega nampar gue " ucapnya lagi

" Lo nggak perlu tau seberapa hebat nya dia, dan yang harus Lo ingat jauhi Vee atau, Lo akan dapat yg lebih dari ini " ancam Brian dengan keras, membuat Vee ketakutan.

Saat Arkan melihat Vee ketakutan ia langsung mendekati dan menepak pundak Brian

" keadaan Vee sekarang lagi ketakutan, jangan sampe dia trauma ngeliat kejadian ini... fisik dan mentalnya masih lemah " bisik Arkan

Brian pun melihat ke arah Vee yang menutup matanya karena takut melihat tamparan yg di dapat oleh Gladis, Brian langsung membawa nya keluar dari ruangan itu dan kembali ke mobil.