webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Kehilangan 2

Dari semalam hingga siang Vee belum sadarkan diri, bahkan Vee sudah dibawa kembali kerumahnya Cleo dan yg lain nya sedang menjaga Vee dikamarnya

" gue masih ngerasa mimpi deh " ucap Angel dengan lemas " gue juga " sambung Hanna

" seharusnya semalem itu hari bahagianya Vee tapi ternyata kebalikannya "

" kasian banget sama Vee dia harus kehilangan orang tuanya " Angel dan Hanna saling berpelukan

" hati Vee pasti hancur banget guys " ucap Hanna lagi, tak lama kemudian Brian dan Restu pun datang untuk melihat Vee

" Vee belom sadar kk " ucap Cleo, namun Brian hanya diam menatap Vee dengan ibah

" ini tugas Lo bro jaga Vee sekarang " ucap Restu sambil merangkul Brian

" karena bagaimanapun dia masih butuh bimbingan, dan nggak mudah jadi Vee untuk menghadapi situasi ini sendirian " sambung Restu lagi.

Restu dan yang lainnya pun keluar dari kamar, tinggal Brian yg kini sedang bersama Vee

" kamu nggak akan sendirian Vee, ada aku yg akan selalu jaga kamu " ucap Brian sambil menggenggam tangan Vee. Perlahan Vee membuka matanya melihat sosok pria tampan kini di hadapannya

" hai.... " sapa Brian dengan lembut seketika Vee langsung menangis sejadi-jadinya, Brian langsung membawa Vee ke dalam pelukan nya tak ada satu katapun keluar dari keduanya hanya isakan tangis Vee yang terdengar melihat keadaan Vee sekarang Cleo dan yang lain pun ikut bersedih.

" kamu nggak akan sendirian, masih ada aku yg akan selalu jaga kamu " bisik Brian dengan lembut, Vee semakin mempererat pelukannya.

" sekarang kamu jangan nangis lagi, ikhlasin semua yg sudah terjadi " bujuk Brian sambil melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Vee yang sedari tadi masih mengalir di pipinya. Brian mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan perlahan membuka kontak kecil itu, Brian menyentuh jari-jari Vee mengikatkan sebuah cincin di jari manisnya.

" mulai hari ini kamu tunangan ku " ucap Brian lagi, siapa sangka teman-teman Vee dan Brian menyaksikan nya di depan pintu kamar Vee

" sweet banget " bisik Hanna " gue jadi pengen deh " sambung Angel " Lo berdua bisa diem nggak sih " bisik Bintang dengan tegas " Kitakan cuma terharu Bin " ucap Hanna dan Angel serentak " dasar bocah " gumam Restu.

Di ruang tamu, para kerabat sudah hadir untuk bertakziah Gunawan dan Anita telah mengurus semua pemakaman untuk Darma dan Mega, baru sampai 3 anak tangga Barra menghentikan langkah kakinya untuk melihat Vee karena kini Vee sedang dalam rangkulan Brian untuk menuju para tamu, Barra langsung memalingkan wajah cemburunya

" ngapain tu anak kayak patung " ucap Cleo

" itu siapa ? " tanya Arkan yang berada di sebelah Cleo " mantannya Vee kk " jawab Cleo.

Saat sedang berhadapan, Barra hendak menyentuh tangan Vee namun di halang oleh Bintang dan itu membuatnya malu.

" Vee, aku turut berdukacita ya atas meninggalnya Om Darma dan Tante Mega " ucap Barra dengan lembut, namun Vee hanya diam saja tatapan nya masih kosong bahkan raganya seperti menghilang " walau bagaimanapun aku kenal baik sama mereka, dan mereka sudah seperti orang tuaku sendiri, sekali lagi aku turut berdukacita ya " ucapnya lagi " udah kk kita langsung keruang tengah aja " ajak Cleo tak ada satupun yg menanggapi ucapan Barra.

Vee terus berada dalam pelukan Brian, dia menangis tapi tak bersuara hanya isakan yg terdengar darinya, Anita mendekati Vee dan membelai lembut rambut panjang Vee

" kamu sabar ya sayang..... kami semua sayang sama kamu " ucap Anita dan mencium kening Vee, mendengar ucapan itu Vee langsung beralih memeluk erat Anita " kamu harus kuat, perjalanan kamu masih panjang dan masih ada kami yang akan terus menjaga kamu " ucap Anita lagi, ia pun melihat cincin yg melingkar di jari manis Vee " coba kamu liat, cincinya sangat indah di jari manis kamu, Brian sudah melakukan hal yg benar " ucap Anita lagi, Vee semakin mempererat pelukannya, melihat adegan itu Barra tidak tahan lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Saat pemakaman selesai, Vee dan teman-teman nya masih setia menemani nya disana, Sedangkan Brian mengantarkan Anita kembali kemobil.

" Vee kita pulang yuk, bentar lagi hujan loh " ajak Cleo " iya Vee " sambung Angel

" gue masih mau kesini " jawab Vee dengan lirih " kalian pulang duluan aja " ucapnya lagi

" kita nggak mungkin ninggalin Lo sendirian disini " ucap Bintang " iya Vee, emang Lo nggak takut.... ntar ada Mak kunti loh..." ucap Hanni yg bergidik ketakutan " Han, Lo apa-apaan sih "bisik Cleo " ya maaf " ucap Hanna " Biar gue yg Jagain Vee " ucap Barra yg tiba-tiba datang menghampiri mereka

" hello... emang Lo siapa???? " tanya Bintang dengan kektus " Bin, gue disini bukan mau berantem sama Lo gue cuma mau nemenin dia doang " jawab Barra dengan bersungguh-sungguh " sayang nya dia nggak butuh Lo " ucap Bintang lagi " Bin, please jangan halangin gue " " NO... gue nggak akan ngebiarin Lo deketin Vee lagi " ucap Bintang yang semakin tegas " ya ampun... kalian berdua apa-apaan sih, kalian nggak kasihan sama Vee dia lagi sedih loh..... kalian malah berantem " lerai Cleo, Bintang dan Barra pun terdiam " Lo juga Barr, ngapain lagi Lo deketin Vee " tanya Cleo " kalian berdua udah nggak ada hubungan apa-apa lagi jadi berhentilah untuk deketin Vee " sambungnya

" meskipun gue udah putus sama Vee, gue bisa jadi sahabat nya " bantah Barra " oh No... sayang sekali saudara Barra anda tidak akan pernah jadi sahabatnya Vee " ucap Bintang

" woy... ini kuburan, bukan tempat kondangan.... " celetuk Restu yg datang bersama Brian, Fadhil, Nathan, dan Arkan

" ada apaan sih " tanya Fadhil, Brian berjalan mendekati Vee lalu merangkul nya dan itu membuat Barra semakin panas dan cemburu

" kalo kalian mau berantem tuh dilapangan bola, biar sekalian gue jadi wasitnya " ucap Restu lagi namun di sambut sebuah toyoran dari Arkan " kalo ngasih nasihat yang bener cunguk..." ucap Arkan. Barra yg sudah tidak tahan lagi melihat Vee dengan Brian langsung berlalu pergi " mampus Lo " ucap Bintang dengan kesal " ni bocah jutek amat sih " gumam Nathan melirik kearah Bintang.

" Vee, ini sudah hampir sore dan sebentar lagi hujan, kita pulang sekarang yah..... besok kita kesini lagi " bujuk Brian " benar Vee apa kata Brian, Lo jangan nyiksa diri sendiri masih banyak orang yg perduli dan sayang sama Lo " sambung Restu " wahhhhhh Restu ternyata bisa juga ya bijak " ucap Fadhil menahan tawa " sialan Lo " balas Restu kesal.

Vee pun menurut, lalu beranjak meninggalkan kan pemakaman kedua orangtuanya.

Saat dirumah kediaman Vee, nampak Gunawan sedang memandang sebuah foto Darma dengan air mata yg masih mengalir di pipinya " aku tidak akan pernah meninggalkan anak mu sendirian Darma " ucap Gunawan dalam Isak tangisnya " kita nggak bisa meninggalkan Vee sendiri di rumah ini " sambung Anita " aku akan mempercepat pernikahan Brian dan Vee, walau bagaimanapun Vee kini menjadi tanggung jawabku " ucap Gunawan dengan tegas.

Brian dan Vee pun tiba dirumah lalu di sambut dengan pelukan oleh Anita " kamu istirahat dulu ya Vee " bujuk Anita, Vee hanya menurut.