webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Harapan

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Vee dan keempat temannya keluar dari gerbang bersama namun mereka masih berdiri menunggu jemputan

" Gilaaaaa, itu mobil siapa keren bangettt " ucap Angel " Bener banget Ngel, kira-kira yg punya pasti ganteng " sambung Bintang dengan serentak Vee, Cleo, dan Hanni melihat dari arah seberang sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarna merah dan mereka pun berdecak kagum kecuali Vee yg acuh tak acuh " apaan sih kalian norak, kayak nggak pernah ngeliat mobil yg kayak begituan" ucap Vee " kita pernah liat kok, tapi nggak sedeket ini " balas Angel dengan tatapan yg terpesona. Barra dan Aerin pun datang menghampiri mereka seketika Cleo, Angel, Hanni, dan Bintang memasang wajah jengkel sedangkan Vee hanya acuh tak acuh. " hmmmmm ada nenek lampir " ucap Bintang " apa Lo bilang???? " tersentak Aerin merasa tersinggung " kenapa? Lo ngerasa? " tanya Bintang, Aerin hanya melototi mereka " awas tuh bola mata jangan sampe gue cungkil " sambung Angel, belum sempat Aerin membalas Barra sudah menghalanginya

" Barr, Lo denger kan mereka ngatain gue Mak lampir " ucap Aerin yg sok manja " hadehhh drama queen Lo " ucap Cleo " mereka cuma becanda doang Rin " bela Barra, namun Aerin masih tidak puas dan memasang wajah jengkel kemudian melirik ke arah Vee lalu tersenyum sinis, Aerin sengaja menggandeng tangan Barra dengan mesra " Barr, malem ini kita jadi nonton kan? " tanya Aerin dengan lembut Barra hanya tersenyum dan mengangguk lalu melirik ke arah Vee yg masih acuh tak acuh melihat Barra yg melirik ke arah Vee, Aerin langsung menarik tangan Barra lalu pergi ke mobil jemputan mereka setelah Barra dan Aerin menjauh baru lah Vee melirik kearah mereka dengan ekpresi yg tak dapat di artikan oleh teman-temannya.

" Vee, Lo nggak apa-apakan?" tanya Cleo dan Vee hanya tersenyum kaku.

' Lo tega banget sama gue Barr '

itu yg di ucapkan Vee dalam hatinya

tak lama kemudian jemputan Vee pun datang, lalu mereka masuk kedalam mobil dan pulang bersama barulah mobil Lamborghini Aventador yg sedari tadi terpakir di sebrang meninggalkan lingkungan sekolah.

Brian dengan santai mengendarai mobilnya lalu memengingat nama Vee dan wajahnya tersenyum namun dia tetap diam.

" Brian, Lo yakin sama cewek yg namanya Vee itu? " tanya teman Brian yg bernama Nathan dan duduk di sebelahnya " secara dia masih anak sekolahan dan umurnya jauh dibanding kita " sambungnya lagi, Brian hanya diam saja tanpa mengisyaratkan apapun dan tetap berkonsentrasi mengendarai mobilnya.

Sesampainya di kantor, semua karyawan wanita yg bekerja di perusahaan miliknya menatap Brian dengan kagum wajahnya yg tampan, tubuh yg tinggi dan tegap dan memilik karismatik yg kuat, Brian masuk kedalam ruangan pribadi nya dan duduk dengan santai di kursi singgah sana miliknya

Brian kembali mengingat di wajah cantik Vee, lalu Brian menarik sebuah laci kecil tepat dimeja kerjanya dan mengambil sebuah amplop yg berisikan foto Vee yg di berikan oleh Gunawan bebarapa hari yg lalu setelah pertemuan Brian dan Vee di restauran yg tanpa sengaja, Brian hanya tersenyum.

" apakah foto gadis itu yg sudah membuat putra mahkota papa tersenyum?" tanya Gunawan yg tiba-tiba masih kedalam ruangan Brian " sejak kapan papa dalam ruangan Brian ? " tanyanya kembali, namun Gunawan hanya tersenyum " kamu belum menjawab pertanyaan papa " balas Gunawan, lalu Brian hanya diam acuh tak acuh " ada apa papa datang ke ruangan Brian?" tanya Brian dengan mengalihkan pembicaraan " malam ini kita ada meeting dengan perusahan MJC jam 7 papa harap kamu dapat datang dengan tepat waktu " jawab Gunawan " dan ingat 2 hari lagi kamu akan berangkat ke Jerman untuk mengurus persiapan opening anak perusahan Harison baru kita disana " tambah Gunawan, seketika Brian memikirkan sesuatu

'perusahaan MJC itu artinya perusahaan orang tua Vee ' ucap Brian dihati

" apa yg kamu pikirkan? " tanya Gunawan yg mengacaukan fikiran Brian " apa malam ini kita juga bisa bertemu dengan keluarga om Darma pa? " tanya Brian tanpa ragu, Gunawan hanya tersenyum lalu keluar dari ruangan Brian tanpa memberikan jawaban pada Brian.