webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.98

" MORGAN " kedua bola mata Valentine membulat saat melihat Morgan berdiri dengan santai di depan pintu.

"WAW.... AMAZING!!!!!! " Morgan bertepuk tangan

" sejak kapan kamu berada di Indonesia, bukan nya kamu di Singapura " Valentine sudah gelagapan saat melihat adik iparnya itu

" hai..... " Morgan melambaikan tangan nya pada Valentine dan laki-laki yang berdiri di belakang wanita itu, lalu tersenyum sinis pada kedua orang yang berdiri di hadapannya

" jadi Lo menjebak Yesaya dengan drama murahan Lo ini!!!! dan Lo membohongi semua orang dengan berdalih kalau anak yang ada di dalam perut Lo itu adalah anak dari Yesaya "

" Siapa Lo !!!! " tunjuk Mananta dengan angkuhnya

" Lo nggak perlu tau siapa gue, dan gue juga nggak perlu tau siapa Lo..... tapi yang jelas kalian berdua adalah sekomplotan sampah yang udah nggak bisa di daur ulang lagi " ejek Morgan dengan tak kalah angkuhnya.

Selama ini Morgan memang berada di Singapura, awalnya dia sangat bahagia saat mendengar cerita Bella bahwa Valentine sedang mengandung anak dari sang kakak, walaupun dia tidak menyukai Valentine sebagai kakak iparnya, tapi anak yang dikandung oleh wanita itu adalah anak yang tidak berdosa, dan akan menjadi keponakan nya bahkan ia sengaja pulang ke Indonesia tanpa sepengetahuan Yesaya karena ingin memberikan kejutan untuk sang kakak. Namun belum sampai di rumah Yesaya, dia melihat Valentine masuk kedalam taxi dengan terbaru-buru dan membuatnya curiga, lalu membuntuti wanita itu kemudian sampailah saat ini dirinya mengetahui sebuah kebenaran

" Morgan, gue bisa jelasin semuanya " Valentine mulai ketakutan saat melihat senyum Morgan yang membuat nya sedikit merinding

" gue nggak perlu dengar penjelasan Lo lagi!!!! karena semua sudah jelas, kalo anak yang ada dalam perut Lo bukan anak dari kakak gue " ucap Morgan dengan tegas lalu keluar dari ruangan itu

Dengan perut besar, Valentine mencoba mengejar Morgan namun di halangi oleh Mananta

" berhenti mengejar mereka semua Val.... sudah ada aku, aku yang berhak atas anak ini karena aku ayah kandung nya " ucap Mananta

" diam kamu!!!!! semua ini gara-gara kamu.... kamu yang sudah merusak semuanya!!!! " tunjuk Valentine dengan mata yang mulai memerah dan berkaca-kaca, dirinya kembali mengejar Morgan hingga keluar gedung dan lagi-lagi Mananta menghalangi nya.

" menjauh lah dari aku Mananta!!!!! "

" nggak aku, nggak akan pernah menjauh dari kamu Valentine, apa lagi setelah ada anak ini " Mananta terus menghalangi Valentine untuk mengejar Morgan.

Valentine tak menghiraukan banyak pasang mata yang memperhatikan perseteruan nya dengan Mananta

" kamu harus ikut aku " Mananta berhasil mencengkeram pergelangan tangan Valentine saat akan menyeberangi jalan

" nggak!!!! aku nggak mau!!!! lepas Mananta " Valentine terus memberontak, sedang kan Morgan hanya memperhatikan mereka dari kejauhan

" berani-beraninya kalian menipu kakak gue " batin Morgan, baru saja ia akan masuk kedalam mobilnya, Morgan mendengar teriakan kencang dari seberang

Tanpa Valentine dan Mananta sadar sebuah mobil dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi hingga kecelakaan tak dapat di hindarkan, tubuh Mananta terpental jauh hingga membentur trotoar sama halnya dengan Valentine namun tidak terlalu parah yang di alami oleh Mananta.

Dengan cepat, Morgan kembali berlari menghampiri Valentine lalu merengkuh wanita itu yang sudah bersimbah darah namun masih setengah sadar, ia juga melihat darah yang mengalir di bagian paha Valentine karena ia memakai dress selutut.

" Ma-maaf..... " ucap Valentine sebelum ia menutup mata

******

Morgan terus mondar-mandir menunggu panggilan nya tersambung dengan seseorang karena sedari tadi sangat sulit ia hubungi

" Lo kemana aja brengsek!!!!! susah banget di hubungi kalo Lo lagi galau!!!!!! " ucap Morgan dengan kesal setelah panggilannya tersambung

" Lo kerumah sakit Permata Medica sekarang, Valentine.... istri Lo kecelakaan!!!! " Morgan langsung mengakhiri panggilannya karena seorang dokter menghampiri nya dengan tergesa-gesa.

" maaf tuan, apa tuan suami dari pasien? " tanya seorang dokter wanita yang di ketahui namanya adalah Saras dilihat dari nametag nya

" bukan, saya adik iparnya... suami nya masih dalam perjalanan"

" begini tuan, kami haru segera melakukan operasi Caesar pada pasien karena pasien mengalami pendarahan hebat karena kalau tidak maka ibu dan anak tidak dapat ditolong " ucap sang dokter, Morgan menyugar rambutnya dengan kasar karena harus masuk kedalam situasi sulit seperti ini

" lakukan yang terbaik dokter " ucapnya setelah sedikit merasa tenang

" baik, sebelum itu anda harus menandatangani berkas-berkas dan menyelesaikan administrasi terlebih dahulu "

" hmmmm " Morgan mengangguk tanda bahwa diiringi mengerti lalu mengikuti sang dokter untuk masuk kedalam ruangan nya.

Yesaya, Lukas, dan Shea berjalan dengan cepat di koridor rumah sakit di sana sudah terlihat Mariam yang sedang duduk bersama Bella.

" mama..... oma.... " Mariam langsung memeluk Yesaya dengan erat dengan isak tangis.

" dokter mengambil langkah melakukan operasi untuk menyelamatkan Valentine dan bayinya " ujar Mariam dia sela tangis nya

" sedangkan, kandungan nya saja baru memasuki usia delapan bulan " sambung Mariam lagi

Shea sedikit tertegun, saat mendengar penuturan Mariam. Dirinya kembali teringat cerita sang ayah saat detik-detik kelahiran nya dua puluh tahun yang lalu, sang ibu mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan dirinya, Shea sedikit merasa sesak di dalam hatinya kala melihat perjuangan Valentine saat ini. Dalam pandangan Shea ' Valentine tidak salah karena ia mencintai seseorang hanya saja, caranya yang dia pilih itu yang salah '

Bella menatap Shea dan laki-laki berwajah bule di sampingnya secara bergantian, Bella tersenyum melihat wajah sendu Shea yang selama ini diam-diam juga ia rindukan

" apa kabar nak " tanya Bella dengan lembut sambil membelai wajah Shea

" Alhamdulillah baik Tante " jawab Shea dengan sopan, Lukas hanya tersenyum kecil saat Bella juga tersenyum melihatnya.

" apa ini- " Bella menggantung pertanyaan nya, Lukas sadar kemana arah pertanyaan Bella nantinya

" saya bukan kekasih shea aunty... " ujar Lukas, Bella tersenyum canggung mendengar penjelasan Lukas

" dia Lukas ma... temennya Alvarez " ucap Yesaya setelah mengurai pelukannya pada Mariam yang masih bergelayut dengan tangisnya.

" apa sebenarnya yang terjadi... kenapa Lo bisa ada di TKP, dan sejak kapan Lo berada di Indonesia? " tanya Yesaya setelah ia bertemu dengan Morgan di taman rumah sakit

" Valentine jadi korban tabrak lari, polisi juga masih terus mengejar pelaku.... gua nggak sengaja ngikutin dia.... dan dia nggak sendirian dalam kecelakaan itu, di sana juga ada cowok dan dia juga ikut menjadi korban " jawab Morgan

" cowok????? " Yesaya terlonjak kaget

" iya.... tapi gue nggak kenal sama tu orang, mukanya asing banget.... Lo bisa liat orang nya di kamar mayat.... karena dia meninggal ditempat " ucap Morgan, Yesaya tak bergeming

" andai aja gue denger penjelasan Valentine terlebih dahulu, semuanya nggak akan jadi kayak gini.... tuh cowok nggak akan ngejer Valentine " ada rasa sesal dari nada bicara Morgan

" penjelasan? penjelasan apa maksud Lo ? " tanya Yesaya yang mencium bau mencurigakan dari nada bicara Morgan, belum sempat menjawab Morgan dan Yesaya sama terlonjak kaget saat mendengar pekikan Maryam, mereka pun langsung berlari menghampiri wanita tua itu.

" Oma..... " ucap Yesaya dan Morgan serentak

" ada apa? " tanya Yesaya yang terlihat bingung, melihat satu persatu dari mereka yang masih berdiri di depan pintu ruang operasi

" Valentine meninggal " jawab Bella, tatapan nya menerawang, Morgan langsung merengkuh tubuh Bella yang mulai melemas

Sedangkan Shea tak dapat mengeluarkan suaranya, Lukas hanya merangkulnya agar Shea juga tidak ikut tumbang.

" maafkan kami tuan, kami tidak dapat menyelamatkan istri anda karena beliau mengalami pendarahan yang sangat hebat dan kami tidak berhasil menghentikan pendarahan itu " ucap dokter

Yesaya hanya memejamkan matanya, kala mengingat Valentine lalu kembali memeluk Maryam.

" lalu bagaimana dengan keadaan anaknya? " Shea memberanikan diri untuk bersuara

" anaknya berhasil kami selamatkan, namun masih dalam pengawasan kami karena dia lahir belum tepat pada waktunya... kami akan berusaha merawat putri anda Tuan sehingga dia benar-benar di nyatakan sehat " ucap dokter lagi.

********

Keesokan harinya, di kediaman Yesaya sudah banyak orang yang datang untuk bertakziah dan berbelasungkawa, tak lupa juga teman-teman sekolah Yesaya beserta rekan bisnis Yesaya juga datang.

" gue nggak nyangka kalo Yesaya bakalan jadi duda di usia muda " gumam Ragil

" syuuuttt Lo ngomong apaan sih Gil " Cheryl menyikut sahabat nya itu

" gue ngomong fakta kan " bantah Ragil

" kasian ya... Valentine meninggalkannya kayak gitu " sambung Nabila

" Lo juga Nab, jangan ikut-ikutan Ragil " ucap Vino

" kalian kok jadi pada ribut sih, kita datang kesini untuk mendoakan almarhumah... bukan malah bahas status Yesaya dan mengungkit kepergian Valentine " ucap Samudera

" tumben Lo bijak.... biasa nya otak Lo nggak beda jauh sama ni kecebong " sindir Cheryl.

" Yes... kita turut berdukacita yah, atas meninggalnya istri Lo " ucap Daniel yang mewakili teman-temannya, Yesaya hanya mengangguk lemah.

" tenang aja... Lo kan ganteng, pasti gampang lah cari istri lagi " goda Ragil

" Ragil!!!! " Serka Cheryl dan Janet, namun Ragil tak mempedulikan

" apa Shea dateng? " tanya Vino

" dia udah lebih dulu pulang sama bokapnya, karena harus balik kerumah sakit " jawab Yesaya

" kerumah sakit? " tanya Ragil dan Samudera serentak

" siapa yang sakit? " sambung Vino

" Alvarez.... dia sakit, dan sekarang dalam keadaan koma " jawab Yesaya

" astaghfirullah... " gumam Nabila, Janet dan Daniel hanya menghela nafas lelah saat mengingat kesedihan yang juga menyelimuti Shea saat ini.

Setelah prosesi pemakaman selesai dan semua tamu pulang, Yesaya dan keluarga nya berkumpul untuk membahas tentang anak yang di tinggalkan oleh Valentine. Semalam Morgan sudah mengatakan semua kebenaran bahwa anak yang selama ini di kandung oleh Valentine bukan anak Yesaya, karena Yesaya hanya korban dari keserakahan Valentine dan keluarganya.

" Oma akan menitipkan bayi ini pada salah satu panti asuhan setelah bayi ini benar-benar di nyatakan sehat tentunya, karena Oma tidak bisa menerima kehadiran nya yang bukan berasal dari keturunan darah Wijaya " ucap Maryam yang tak ingin di bantah oleh siapapun

" mama..... apa mama tidak sedikitpun bersimpati pada bayi yang tidak berdosa ini ma... " ucap Bella

" Valentine sudah menipu keluarga kita Bella..... untuk apa kita merawat bayi yang merupakan bukan keturunan dari darah kita " balas Maryam dengan tegas, Bella menatap mantan ibu mertuanya dengan dingin

" siapa yang begitu sangat menginginkan Yesaya menikah dengan Valentine.... siapa yang begitu menyayangi Valentine..... dan siapa yang terus menyanjung kalau hanya Valentine yang pantas menjadi pendamping Yesaya.....???? " tanya Bella dengan sarkas

" mama yang memaksa anakku untuk menerima Valentine.... mama yang memaksa anakku untuk menuruti semua kemauan Valentine termasuk meninggalkan wanita yang sangat dicintai oleh anakku.... apa mama tahu, kalau bertahun-tahun anakku harus hidup dalam rasa bersalah pada wanita yang sangat di cintai nya.... " ucap Bella yang sudah tak dapat membendung air matanya lagi, Anthony hanya bisa merangkul sang istri.

" mama sama sekali tidak mempercayai kalau anakku tidak pernah menyentuh Valentine.... tapi mama terus menuntut keadilan untuk kesalahan yang tidak pernah di lakukan oleh anakku!!!!! " ucap Bella semakin menggebu-gebu.

" dan setelah mama mengetahui kebenaran, dengan jelas dan lantang mama mengatakan bahwa bayi yang tidak berdosa itu agar di serahkan pada panti asuhan, di mana letak hati nurani mama???? " Bella sudah tak tahan lagi, dengan nafas yang terengah Bella meninggalkan kediaman Yesaya, diiringi oleh Morgan dan Anthony, sedang kan Yesaya hanya menyugar rambut nya dengan kasar.