webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.75

Malam ini sangat cerah, tak ada tanda-tanda akan turun hujan. Langit gelap juga ikut di hiasi oleh kelap-kelip cahaya bintang.

Seperti rencananya, Shea dan Janet sudah berada di caffetaria menikmati menu makanan favorit mereka sambil bersenda gurau. Mereka berdua sengaja memilih untuk duduk di rooftop caffe sembari menikmati suasana malam yang menenangkan. Tak lupa juga musik homeband yang ikut menghibur para tamu yang berdatangan,

" dari dulu cita rasa makanan di caffe ini nggak pernah berubah " ucap Janet dengan mulut yang masih di penuhi makanan

" Janet... habisin dulu makanan di mulut Lo baru ngomgong!!! tersedak baru tahu rasa Lo " sungut Shea

" soalnya makanan nya en- Uhuk uhuk uhuk "

Mata Janet tertuju pada dua makhluk yang baru saja tiba dan itu juga yang membuat nya sampai tersedak

" tuh kan, apa gue bilang!!!! nih minum dulu " ucap Shea yang menyodorkan minuman kehadapannya

Dengan cepat Janet menyeruput minuman yang disodorkan oleh Shea, namun tak mengalihkan pandangannya pada dua orang yang kini menjadi pusat perhatian nya.

" Lo liat apaan sih? " Shea mengikuti arah pandangan Janet

DEG!!!!!

Jantung Shea seakan ingin melompat keluar saat melihat laki-laki yang selalu mengisi hari-harinya bersama wanita yang juga ia kenal

" cewek itu siapa ya? apa itu pacar nya? " gumam Janet dan sedikit melirik kearah Shea.

Shea masih tak bergeming

" tapi bentar deh, kayak nya gue pernah liat cewek itu... tapi dimana ya??? " Janet sedikit berfikir dan mengingat dimana ia bertemu dengan wanita itu sebelumnya.

Shea hanya mengaduk-aduk makanan nya, tiba-tiba saja selera makannya menghilang saat melihat pemandangan yang membuat matanya terasa sakit dan hatinya terasa remuk.

" hmmmm kayak nya gue mencium aroma kecemburuan nih " batin Janet, dan sebuah ide gila kini muncul di otak Janet

" samperin yuk.....???? " ajak Janet

" what??? no!!!! " balas Shea sedikit berbisik

" ayolah... dari pada penasaran " Janet memainkan kedua alisnya naik turun

" No Janet!!!! Lo jangan konyol, siapa tahu mereka lagi ada urusan kerjaan " ucap Shea dengan penuh penekanan

Namun Janet tak menghiraukan ucapan Shea, ia berjalan dengan santai menghampiri dua orang yang dinilai nya seperti sepasang kekasih itu.

" astaga Janet.... " Shea geram dengan tindakan yang dilakukan oleh sahabatnya itu

" hai..... " sapa Janet dengan tersenyum manis

Dari kejauhan Shea hanya mendengus kesal kepada Janet

" Janet Lo kok bisa ada disini? " tanya laki-laki itu yang sedikit terkejut saat melihat Janet

" ya ampun Alvarez... ini tempat umum kali, siapa aja bisa datang kesini " jawab Janet sambil tersenyum manis

" oh iya kayaknya kita pernah ketemu deh "

tanya Janet pada wanita di hadapan Alvarez

" oh gue inget, kita pernah ketemu di acara pertunangan Yesaya... Lo sepupu nya Valentine kan tunangan nya Yesaya ? " tanya Janet

" iya gue Clara " balas Clara dengan santai

" kalian pacaran? " tunjuk Janet pada Alvarez dan Clara secara bergantian

" Nggak!!!! " jawab Alvarez dengan tegas, raut wajah Clara berubah ia sedikit tak terima dengan jawaban Alvarez yang begitu tegas walaupun itu adalah kebenaran

Sudut bibir Janet sedikit terangkat saat mendengar jawaban Alvarez, sedang kan Shea hanya bisa memperhatikan mereka dari kejauhan ia pun tak mendengar apa yang sedang mereka bicarakan

" Lo sama siapa? " Alvarez mengalihkan pembicaraan mereka

" tuh... " tunjuk Janet melalui lirikan matanya

Alvarez mengikuti arah lirikan mata Janet yang menunjukkan ke arah sudut rooftop, ia menemukan sosok Shea disana

" Shea.... " gumamnya

" aduh mampus!!! " Shea menepuk keningnya

Belum sempat Alvarez menghampiri Shea, dengan cepat Clara menahan tangannya.

" Clara.....!!!!! "

Pandangan mereka kini beralih pada sumber suara yang memanggil nama Clara, dua makhluk yang sangat ingin Shea jauhi kini juga ikut muncul.

" O M G " gumam Janet, saat melihat kedatangan Yesaya dan Valentine

" sorry ya, udah buat kalian lama nunggu " ucap Valentine yang menghampiri Clara dan Alvarez.

" Janet.... Lo disini juga? sama siapa? " tanya Valentine dengan pura-pura terkejut dan bersikap ramah.

" Shea.... " batin Yesaya saat menangkap dua bola mata Shea yang memandang ke arah mereka

Namun bukannya menjawab, Janet langsung memasang mimik wajah ketus lalu meninggalkan mereka berempat dan menghampiri Shea kembali lagi yang masih diam terpaku.

" ngapain sih tu dedemit muncul disini " upat Janet dengan kesal saat ia sudah duduk kembali kekursi nya semula

" mereka lagi double date mungkin " balas Shea acuh tak acuh, ia tak ingin kembali memandang kearah mereka yang sudah merusak suasana hatinya.

Di meja lain, Alvarez dan Yesaya masih setia dengan keheningan mereka masing-masing sedangkan Clara dan Valentine terus mengobrol tentang masa kecil mereka

" kok kalian diem aja, ngobrol dong " pinta Valentine, dalam hati nya ia sudah bersorak kemenangan

" to the point aja, apa maksud Lo ngajak gue kesini? " tanya Alvarez dengan nada dingin pada Clara

" Rez... Lo kok ngomong nya ketus gitu? " tanya Valentine yang tak terima sepupunya di perlukan seperti itu

" nggak ada yang penting kan? " tanya nya lagi yang tak ingin berbasa-basi

" Lo mau kemana? " Clara kembali menahan pergelangan tangan Alvarez saat ia hendak beranjak dari kursinya

" ketempat, semestinya dimana gue berada!!! " jawab Alvarez dengan sarkas, lalu menghempas tangan Clara dengan keras.

" apa itu cara Lo sama cewek? " kali ini Yesaya membuka suara nya

" cara Lo sama gue beda!!! dan jangan Lo samain!!!! gue nggak rela ninggalin cewek yang gue sayang cuma demi cewek yang bukan siapa-siapa gue, sedangkan Lo? Lo liat diri Lo di kaca!!! " balas Alvarez dengan lebih sarkas lagi, Yesaya diam dan tak berkutik lagi.

" Lo ikut gue " Alvarez langsung menarik tangan Shea saat ia tiba di depan mejanya

" a- apa? " Shea terlonjak kaget

" Jan, Lo bawa mobil Shea... " Alvarez melempar kunci mobil Shea yang tergeletak di atas meja ke arah Janet dan dengan gesit Janet menangkap nya.

" nggak!!!! Shea ikut gue " Yesaya ikut menarik pergelangan tangan Shea

Masing-masing pergelangan tangan Shea sudah berada dalam genggaman dua laki-laki tampan, Shea tidak pernah menyangka bahwa dia akan berada di situasi sesulit ini sekarang. Ia di perebutkan oleh dua laki-laki tampan sekaligus.

" lepasin tangan Shea Lo bukan siapa-siapa Shea " ucap Yesaya

" Lo nggak punya hak atas Shea " balas Alvarez yang tak mau kalah

" astaga kok jadi gini sih " batin Janet

" Yesaya.... kamu apaan sih, lepasin tangan Shea " pekik Valentine, namun tak di indahkan oleh Yesaya.

Shea sudah seperti permainan tarik tambang, dimana ia yang menjadi tali tambang nya, Shea sudah meringis kesakitan karena kedua tangannya sudah di cekal dengan kencang di setiap sisi.

" sakit... " lirih Shea

Mendengar rintihan Shea, spontan Alvarez langsung melepaskan cekalannya dari tangan Shea dan Shea berakhir jatuh ke pelukan Yesaya dan karena itu juga Yesaya menampakkan senyum kemenangan nya pada Alvarez.

" ternyata Lo cowok yang lemah, Lo nggak bisa pertahankan tangan Shea dari genggaman Lo, gimana Lo mau ngelindungin Shea " ejek Yesaya, namun ia mendapat tatapan tajam dari Shea.

Shea beralih menatap Alvarez dengan penuh tanda tanya, ada rasa yang sulit untuk ia artikan dari sorot mata Alvarez saat ini.

Tak tahan, dengan drama ini Alvarez lebih memilih meninggalkan mereka semua tanpa menghiraukan Shea yang menunggu alasannya melepaskan cekalan dari tangannya

" lo liat sendiri She, dia ngelepasin tangan Lo dan pergi gitu aja... itu artinya dia nggak sayang sama Lo!! " ucap Yesaya

Angin malam ikut menyapu tubuh Shea yang masih diam dengan seribu tanda tanya. Ingatan nya kembali pada masa-masa saat ia menghabiskan waktu bersama Alvarez, bagaimana mana Alvarez yang selalu ada dalam suka dan dukanya, bagaimana Alvarez mengajarkan cara untuk berbesar hati menerima segala takdir dan bersikap dewasa semuanya terekam dengan baik di memory otaknya.

" justru karena dia sayang sama gue, mangkanya dia ngelepasin tangan gue, karena dia nggak mau ngeliat gue kesakitan, bukan karena dia lemah!!! karena dia nggak mikirin ego dirinya sendiri..." balas Shea dengan

penuh penekanan.

*******

ARRGGHH!!!!!!!!!!!

Alvarez menyugar rambut nya dengan keras, ada rasa sakit yang kembali menusuk hati nya saat Shea kembali jatuh ke pelukan Yesaya. Namun yang lebih membuatnya sakit adalah saat ia mendengar rintihan Shea yang merasa kesakitan saat tangan nya mencengkeram dengan kencang pergelangan tangan Shea.

" kenapa gue bisa sekasar itu sama Shea... "

Alvarez menghempaskan tangannya sendiri berulang-ulang dengan keras pada kap mobil nya yang masih terparkir di basemen

" kenapa Lo ninggalin gue cowok muka tembok!!!!!!!!!! " pekik Shea yang menghampiri nya di basemen caffetaria

Alvarez masih tak berkedip melihat pemandangan yang ia lihat saat ini, karena ia berfikir bahwa Shea sudah pergi bersama Yesaya.

" Lo- "

" kenapa, Lo kaget gue ada disini hah!!!! bukannya Lo sendiri yang minta gue ikut Lo... tapi kenapa Lo malah ninggalin gue gitu aja, dasar cowok nyebelin!!!! " hardik Shea

Tak menanggapi bentak kan Shea, Alvarez meraih pergelangan tangan Shea yang masih terlihat masih memerah akibat cengkraman nya tadi.

" maaf, gue udah nyakitin Lo " gumam Alvarez

Shea langsung menghadiahi Alvarez dengan sebuah pelukan, Alvarez sedikit terperanjat karena ini kali pertama ia mendapat pelukan dari Shea secara tiba-tiba.

" please jangan pernah tinggalin gue hanya karena untuk sebuah alasan Lo nggak mau liat gue ngerasa kesakitan... karena rasa paling sakit itu adalah saat Lo ninggalin gue " ucap Shea saat dirinya masih memeluk Alvarez dengan erat.

Entah ini sebuah mimpi atau kenyataan, mendengar permintaan Shea saat ini itu membuat nya merasa sudah memiliki tempat tersendiri di hati Shea

" gue nggak mau di tinggal lagi sama orang yang gue sayang dan gue cinta... jadi please sepahit apapun kenyataan yang akan kita hadapi dimasa depan jangan pernah untuk saling meninggalkan karena itu rasanya sakit banget... " lirih Shea dalam isak tangis nya

" apa? sayang? cinta? Shea sayang dan cinta sama gue? secepat itu? " batin Alvarez

" dan jangan tanya kenapa gue bisa punya dua rasa itu buat Lo, karena gue juga nggak tau jawabannya, itu semua mengalir begitu aja seiring berjalannya waktu " ucap Shea lagi

Mereka saling mengurai pelukan, lalu menatap satu sama lain, Alvarez dapat melihat binar cinta dari kedua manik mata Shea dan begitupun sebaliknya.

" Lo bilang apa tadi? " Alvarez sengaja menanyakan kembali pernyataan yang baru saja Shea ungkapan

" jangan bilang kalo Lo budek hah!!!!!!! " sungut Shea dengan kesal,

Alvarez tersenyum lalu kembali merengkuh tubuh mungil Shea kedalam pelukannya

" gue sayang dan cinta sama Lo She... " gumam Alvarez dan sesekali ia mengecup puncak kepala Shea, sedang Shea membenamkan wajahnya kedalam dada bidang milik Alvarez dan menghirup bau maskulin dari tubuh Alvarez

" gue juga sayang dan cinta sama Lo " cicit Shea yang hampir saja tidak terdengar.

" jadi kita sekarang apa? " tanya Shea dengan tampang polos nya

" Lo mau nya apa? "

" jangan mulai deh " rengek Shea, Alvarez tersenyum gemas saat melihat tingkah manja Shea

" aku dan kamu menjadi kita " ungkap Alvarez dengan penuh cinta.

*******

BRAKKKKK!!!!!!!!!

Semua benda yang berada di atas nakas kini sudah berserakan di lantai, dengan emosi dan amarah yang menggebu-gebu Clara menghancurkan setiap barang yang ada di apartemen.

Tangis nya pun kembali pecah, saat ia melihat laki-laki yang Ia cintai berpelukan dengan wanita lain. Bahkan saling mengungkapkan perasaan satu sama lain

" Shea.... Shea.... Shea... kenapa harus ada nama itu!!!!!!!! " pekik Clara dengan keras

" apa bagusnya cewek itu!!!!!!! Lo benar Val, cewek itu sudah merebut yang seharusnya menjadi milik gue " ucap Clara pada dirinya sendiri dari pantulan cermin

PRANGGGGGG!!!!!!!

Cermin itupun ikut menjadi lampiasan kemarahan Clara saat ini, Valentine yang melihat kamar apartemen sepupunya yang sudah porak poranda seperti terkena gempa itu hanya bisa tersenyum miris

" apa Lo bakalan diem aja, ngeliat Shea berbahagia sama Alvarez? "

" nggak!!!!! nggak akan!!!! gue nggak akan biarin Shea bahagia "

Valentine tersenyum, karena ia berhasil menghasut sepupunya untuk bekerjasama menghancurkan Shea.