webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.49

Shea baru saja selesai buang air kecil namun baru hendak memegang handle pintu, ia mendengar beberapa wanita masuk kedalam toilet disampingnya sambil menyebut bahkan memuji ketampanan wajah si most wanted itu

" Al.... Lo liat kan sih most wanted kampus tadi dia bener-bener keren, cool, handsome, bahkan tajir melintir " ucap salah satu wanita

" bener banget, gue sampe klepek-klepek tau nggak Dew.... " ucap salah satunya lagi

" tapi kalian jangan lupa dia cuma punya gue " ucap wanita yang bernama Aleena

" iya kita tau, kita kan cuma sekedar mengagumi " balas wanita yang bernama Sarah, Aleena hanya tersenyum kecil

Setelah merapikan pakaian serta makeup ketiga wanita itupun keluar.

" Crazy..... " gumam Shea yang sudah berada di luar toilet

" mereka belom tau aja seberapa menyebalkan cowok yang mereka puji-puji itu " ucap Shea seorang diri sambil berjalan di koridor

" eh..... Lo udah gila ya ngomong sendiri " Shea terlonjak kaget saat seseorang menepuk pundak nya

" kyaaaaaaahhhhhh!!!!!!! " pekik Shea, pria itu dengan santai menutup telinga nya dengan kedua telapak tangan nya

" nggak usah teriak... suara Lo cempreng " ejek pria

" huh...? Alvarez muka tembok... Lo ngapain ngikutin gue " pekik Shea dengan kesal

" nggak usah teriak, gue nggak budek " ucap Alvarez dengan santai

" jawab pertanyaan gue, Lo ngapain ngikutin gue " Shea semakin kesal

" pede banget Lo.... siapa juga yang ngikutin Lo, gue habis dari toilet... emang Lo nggak liat toilet cowok sama cewek itu bersebelahan, gue ingetin kalo Lo lupa " Shea terdiam, Alvarez memasukan kedua tangannya kedalam celana jeans nya dengan santai,

" kenapa diem? suara Lo abis batre ya " Alvarez mengangkat satu alisnya

" diem Lo..... udah sana, nggak usah deket-deket gue " Shea mendorong tubuh Alvarez, tapi malah membuat tubuhnya sendiri oleng karena kehilangan keseimbangan, dengan cepat tangan Alvarez menarik lengan Shea

BUK!!!!!

Shea jatuh kedalam pelukan Alvarez, bahkan mata mereka saling bertemu, Shea dapat melihat dirinya di manik mata Alvarez yang berwarna biru kehijauan begitu pun dengan sebaliknya, tidak pernah terfikir kan mereka akan bisa sedekat ini, bahkan wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja

" mampus... kok gue jadi deg-degan gini yah, jantung gue rasa berdetak berkali-kali lipat " batin Shea

" Lo deg-degan karena liat muka gue yang ganteng ini kan? " tanya Alvarez dengan santai

" what.... dari mana di tau? apa jangan-jangan? " batin Shea

" nggak usah mikir yang aneh-aneh " namun tangan Alvarez masih memegang pinggang ramping Shea

" kok Lo bisa baca fikiran gue? " Shea mengerutkan keningnya

" kayaknya Lo betah ya gue peluk, buktinya Lo nggak berontak " bukan nya menjawab, Alvarez sengaja menggoda Shea, dan spontan langsung membuat Shea melepaskan cengkraman Alvarez.

pipi Shea yang putih sudah terlihat memerah karena menahan malu, ingin rasanya ia mengantungi wajahnya dengan kantong kresek dan membuang nya kelaut.

" Shea..... " dari arah berlawanan, Janet berlari menghampiri Shea yang masih berdiri berhadapan dengan Alvarez

" ketoilet nya kok lama? " tanya Janet, lalu sedikit melirik kearah Alvarez yang terlihat sangat santai seperti tidak terjadi apa-apa

" toilet nya rame, jadi ngantri " jawab Shea ngasal lalu berlalu pergi tak menghiraukan wajah Janet yang terlihat masih bingung

" masak sih masuk toilet aja harus ngantri " gumam Janet yang seperti orang bodoh, Alvarez pun berlalu meninggalkan Janet yang masih berfikir, merasa tak Shea sudah berjalan jauh Janet pun kembali mengejarnya.

" Lo kok bisa sama most wanted kampus sih? " tanya Janet saat mereka sudah kembali Kekelas mereka.

" namanya Alvarez " jawab Shea ketus

" Lo kenalan sama dia? kenapa Lo nggak ngajak gue? padahal kan tadi gue lebih dulu ngajakin dia kenalan " ucap Janet dengan cepat tapi terlihat kesal

" Janet.... yang cantik nya dari ulu ke Ilir, mangkanya kalo gue ngomong dengerin dulu jangan asal nyerobot kayak angkot lagi balapan cari penumpang " balas Shea yang tak kalah kesal, membuat Janet cengengesan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" dia itu anak sahabat bokap gue, om Haidar sekaligus rekan bisnis bokap gue " ucap Shea

" owh begitu..... " Janet manggut-manggut

" gue nggak nyangka kalo ternyata dia juga kuliah disini... " sambung Shea

" ya ampun She..... hidup Lo kok selalu di kelilingi cowok-cowok ganteng plus tajir sih..... gue jadi iri deh " gerutu Janet sambil merebahkan kepalanya di atas meja

" mangkanya jangan iri, kekanan aja " ucap Shea sambil melipat kedua tangannya di d**a

" itu kiri Shea Vee Alexander... emang nya Lo fikir gue emak-emak yang kalo ngidupin sen kekanan tapi beloknya kekiri " balas Janet dengan geram sambil menegakkan kepalanya

" owh salah ya? sorry " Shea cengengesan

" euwh lama-lama gue sumpahin jelek juga Lo...." balas Janet lagi

*****

Alvarez sudah di berada di parkiran, karena jam mata kuliah nya sudah habis dan waktu nya dia kembali kekantor.

Di usia nya yang baru menginjak 23 tahun Alvarez sudah mampu memimpin perusahaan milik orang tuanya, itu karena otak nya yang jenius bahkan sudah mahir berbisnis di usia yang terbilang masih sangat muda karena sejak ia masih di Paris sang ayah sudah mengajarkan nya tentang cara memimpin perusahaan dan dia akan menjadi satu-satunya pewaris kerajaan di bidang perindustrian karena Alvarez merupakan putra tunggal dan cucu tunggal di keluarga Haidar, karena ayahnya pun merupakan anak tunggal sedangkan ibunya sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu dan itulah kenapa sang ayah mengajak nya kembali ke Indonesia.

Sesampainya di kantor, langkah kakinya yang panjang tubuh yang tegap dan paras yang menawan selalu mampu memikat hati wanita yang setiap kali berpapasan dengan nya, namun sikapnya yang dingin, jarang tersenyum pada siapapun dan mampu menghukum siapa saja yang melakukan kesalahan dengan kejam juga berhasil membuat para staf nya bergidik segan saat berhadapan langsung dengan nya meskipun usianya jauh lebih mudah dari mereka.

" selamat siang pak, ini berkas yang harus bapak tanda tangani " ucap salah satu stafnya

Alvarez memeriksa berkas-berkas yang akan ia tanda tangani dengan teliti dan santai namun raut wajahnya terlihat sangat tegas

" persiapkan dokumen-dokumen penting untuk dibahas pada meeting hari ini " ucap Alvarez tanpa memandang wajah stafnya, jari jemari nya sedang fokus berdendang dengan keyboard dan matanya fokus pada layar laptop

" baik pak, saya permisi " ucap stafnya kemudian keluar dari ruangannya.

Alvarez kembali teringat saat ia sedang bertatapan dengan mata Shea dengan jarak yang sangat dekat, bahkan dengan jelas ia mampu mendengar detak jantung Shea yang berdetak dengan sangat cepat, Alvarez pun teringat saat pertama kali mereka bertemu sewaktu ia dan Haidar menginap di istana Alexander.

****

" Lo belanja udah banyak banget tau Jan.... " ucap Shea yang sedikit merinding melihat berapa banyak belanjaan yang sudah tertenteng di tangan nya dan di tangan Janet.

Saat jam mata kuliah berakhir, Janet meminta Shea menemaninya belanja untuk persiapan ulang tahun nya yang ke 19 tahun

" ini aja masih ada yang kurang She.... "

" what...??? gila ini udah banyak banget "

" Lo tau kan gue maunya acara ulangtahun gue itu harus terlihat sempurna "

" tapi Jan, ulangtahun Lo kan tiga bulan lagi, masak udah belanja sekarang? "

" ya nggak apa-apa Shea... " Janet tersenyum manis sambil masih memilih perlengkapan

" terserah Lo kata dah... tapi kita makan dulu, cacing peliharaan gue udah pada demo ni " ucap Shea dengan meringis,

Shea dan Janet sudah berada di salah satu restauran Jepang di mall, dan memilih menu makanan favorit mereka, setelah menunggu hampir lima belas menit akhirnya makanan mereka pun sudah mendarat cantik di atas meja dan langsung menyantap nya.

Sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba mata Janet terbelalak saat melihat seorang pria yang ia kenal berada di ruangan privat restauran yang hanya di batasi dengan dinding kaca saja, namun dia tidak sendiri ada beberapa orang yang lebih tua dari pria yang ia kenal

" demi Neptunus dan raja laut, itu Alvarez kan? kok dia bisa disini? dan sama kalangan orang tua lagi? " tunjuk Janet, Shea pun mengikuti kemana arah pandang Janet

" nggak mungkin kan dia kerja jadi mafia " celetuk Janet

" hussssttt jangan ngawur Lo.... " Shea melambaikan tangan ny di depan wajah Janet

" lah itu buktinya.... " tunjuk Janet lagi, diikuti oleh Shea

" eh bentar deh, itu kayak bokap Lo She... " ucap Janet lagi, Shea pun memperhatikan pria yang sedang duduk di hadapan Alvarez

" bener itu bokap gue..... " balas Shea yang tak kalah terkejut nya

" ya ampun..... Alvarez kok makin handsome sih pakek pakaian kantor itu " puji Janet dengan matanya yang mulai berbinar

" hemmmmm mulai lagi alay nya " gumam Shea dengan sedikit melirik Janet.

*****

Shea sudah sampai di rumah nya, dan langsung menghampiri Shalu yang berada di dapur sedang membuat kue kering

" mommy.... " Shea memeluk Shalu dari belakang lalu mengecup pipinya

" baru pulang, sebenarnya udah lama tapi nemenin Janet dulu ke mall beli perlengkapan untuk acara ulangtahun nya "

" ya udah, kamu mandi sana udah sore, bentar lagi papi kamu juga pulang "

" siap bos... " Shalu memberi hormat lalu mengambil beberapa kue kering sebelum melipir menuju kamarnya di lantai dua.