webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.35

Pagi ini, ibukota sedari pagi sudah di guyur hujan, Shea sendiri sedang menikmati sarapan paginya sejenak matanya menjelajahi kursi makan yang kosong, karena biasanya Shea sarapan bersama dengan keluarga nya.

" non Shea kenapa melamun? " tanya bik Yasmin

" nggak apa-apa bik " Shea memaksakan diri untuk tersenyum

" non Shea sakit? mukanya pucet gitu? "

" nggak kok bik, mungkin aku cuma sedikit capek aja " Bik Yasmin langsung menyentuh kening Shea dengan telapak tangan nya

" badan non anget loh non... kayaknya non demam "

" udah bik, nggak usah hawatir, aku nggak apa-apa "

" non yakin? " Shea hanya mengangguk

" oh ya, papi atau Oma ada yang nelfon nggak? soalnya dari kemarin aku ngehubungin no ponsel mereka nggak ada yang aktif " Shea nampak terlihat lesuh

" kalo tuan Brian belom nelfon non, tapi kalo nyonya besar semalam nelfon tapi non Shea udah tidur bibik nggak tega bangunin " jawab bik Yasmin

" ya udah nggak apa-apa bik " Shea mengambil tas dan jaketnya kemudian berangkat kesekolah nya.

Sudah beberapa kali Shea mencoba menghubungi Brian namun tak berhasil kini terbesit fikiran buruk terlintas di kepala nya

" kenapa papi nggak ngehubungin gue? "

" apa papi udah lupa sama gue? "

" apa gue udah nggak penting lagi? "

" apa sekarang papi nggak peduli lagi sama gue? "

" apa sekarang cuma Tante Shalu yang ada di fikiran papi "

fikiran buruk terus terlintas di benak nya, sampai akhirnya Shea tak mampu membendung air matanya lagi, sedangkan Ajeng yang melihat keadaan nya sekarang hanya diam saja, ia tak ingin membuat Shea bertambah sedih, hingga akhirnya mereka sudah sampai di sekolah

" She... aku duluan ya kekelas " Ajeng menyentuh pundak Shea dengan lembut menyadarkan Shea dari lamunannya

" oh iya jeng... " Ajeng langsung turun dari mobilnya, dan kebetulan hujan juga sudah berhenti meskipun langit masih terlihat mendung.

****

" eh guys.... kalian ngerasa aneh nggak sih " ucap Cheryl sambil mengaduk minumannya

" kalo Ragil emang udah aneh dari lahir nya " balas Samudera dengan menahan tawa

" sialan Lo "

" maksud gue, biasanya kan kalo kita lagi kumpul gini pasti ada Nabila " ucap Cheryl dengan lirih

Mendengar perkataan Cheryl, Yesaya yang sedari tadi sibuk pada game di ponsel nya menghentikan aktivitas nya beralih menatap Cheryl dengan tajam

" iya juga sih, kayak ada yang kurang gitu " sambung Vino

" kita kan udah temenan lama banget, emang Lo nggak mau maafin Nabila Yes? " kali ini Cheryl bertanya pada Yesaya yang hanya diam acuh tak acuh

" bener, Nabila kan juga udah minta maaf sama Lo Yes, masak Lo nggak mau maafin dia... " tanya Daniel

" lagian juga, dalang dari masalahnya kan udah nggak ada lagi di sekolah kita " sambung Vino

Tak lama kemudian, yang sedari tadi mereka bicarakan datang menghampiri mereka semua dengan wajah yang takut dan sedikit gugup pandangan mereka berenam beralih memandang kearah Nabila yang kini ada di hadapan mereka

" guys.... " sapa Nabila dengan gugup, bahkan sedikit melirik kearah Yesaya yang sudah menatap nya dengan auranya yang dingin

" untuk kesekian kalinya gue minta maaf sama kalian " ucap Nabila dengan lirih

Cheryl yang sudah tidak tahan lagi, langsung memeluk Nabila mengelus lembut pundak nya

" kita semua udah maafin Lo kok, iya kan Yes.... ? " Cheryl memandang Yesaya dengan penuh rasa memohon

" come on Yes please.... " bisik Vino

Yesaya menarik nafas panjang dan menghembus kan secara kasar, sebelum ia mengangguk pertanda setuju.

*****

Shea berjalan sendiri menuju kelasnya, sedari dia turun dari mobilnya Shea merasa tubuhnya sedikit lemas bahkan merasa sedikit pusing

" kok gue pusing banget ya, perasaan tadi gue udah sarapan deh dan minum vitamin " batin Shea

Shea terus berjalan menahan rasa pusing di kepalanya, dari ujung koridor seorang siswa berlari menghampiri Shea dan langsung menopang tubuh Shea yang hampir saja terjatuh

" Lo nggak apa-apa? " tanya nya, Shea hanya diam sambil melepaskan tubuhnya dari tangan siswa itu

" nggak apa-apa " Shea sedikit ketus menjawab nya

" mendingan Lo ke UKS aja deh, muka Lo pucet banget dan badan Lo juga panas " ucapannya lagi

" udah di bilang gue nggak apa-apa, nggak usah sok perduli deh Lo " balas Shea kemudian berjalan lagi meninggalkan siswa itu

" She... gue minta maaf " teriak siswa itu, spontan membuat Shea menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang

" gue udah maafin Lo... walaupun gue tau nggak sepenuhnya salah Lo... tapi tetep nggak akan buat gue lupa dengan apa yang udah Lo lakuin ke cowok gue " balas Shea

Kinan menatap lekat wajah Shea yang sudah terlihat sangat pucat pasi, tanpa Shea sadar cairan berwarna merah kembali keluar dari hidung nya.

" hidung Lo berdarah " Kinan langsung memberikan tissue pada Shea, tanpa menjawab Shea berjalan dengan cepat meninggalkan Kinan yang masih diam terpaku melihat punggung Shea yang lama-lama menjauh dari penglihatan nya.

*****

Yesaya berjalan bersama teman-temannya di koridor sekolah, untuk mencari Shea dan Janet

" tuh Janet " tunjuk Samudera, sosok Janet yang sedang duduk di bangku depan kelas nya

" tapi kok nggak sama Shea ya " tambah Ragil.

Mereka langsung menghampiri Janet

" Shea mana? " tanpa basa-basi Yesaya langsung bertanya keberadaannya

" belom dateng mungkin " Jawabnya santai

" masak sih... perasaan tadi gue udah liat mobil nya di parkiran " balas Nabila

Mendengar suara Nabila, Janet langsung menampakkan raut wajahnya penuh permusuhan

" Udeh.... tuh muka nggak usah di jelekin kayak gitu, tambah nggak ada bentuk muka Lo... " ucap Daniel sambil mengusap wajah adiknya

" kalian udah baikan? " tanya Janet dengan raut wajah nya yang masih tetap sinis

" gue udah minta maaf Jan sama mereka, dan gue juga mau minta maaf sama Shea " jawab Nabila dengan sedikit gugup

" yakin Lo bakalan berubah? " tanya Janet lagi

" Lo apaan sih " lerai Vino

" kenapa Lo.... suka sama dia? " tanya Janet dengan raut wajah nya yang sedikit menjengkelkan, sedang kan Vino hanya meneguk Saliva diam tan berkutik

" kok jadi debat sih, kita kesini mau cari Shea " ucap Yesaya, mereka semua terdiam

" tadi gue, ketemu Shea di koridor depan " tiba-tiba Kinan muncul di hadapan mereka

" nih lagi satu, datang nggak di undang pulang nggak di antar " gumam Janet namun dapat di dengar oleh mereka semua

" jelangkung dong " timbal Ragil

" so true Ragil " Janet mengajungkan jempolnya, namun mendapat sebuah toyoran dari kakaknya

" Daniel.... Lo apaan sih bisa goblok ni gue, Lo toyor Mulu " Janet terlihat sangat kesal sambil mengusap kepalanya, sedangkan Daniel hanya bersikap acuh tak acuh

" terus Shea nya kemana? " tanya Yesaya

" kayaknya dia ketoilet deh, terus kayak nya dia juga sakit soalnya gue liat mukanya pucet banget dan gue nggak sengaja pegang tangan nya panas... bahkan hampir aja pingsan " jawab Kinan

" what? Are you serious ? " sontak membuat Yesaya terkejut, kemudian langsung berlari menuju toilet karena menghawatirkan Shea.

Shea baru saja keluar dari toilet saat Yesaya menghampiri nya

" hei.... are you ok? " tanya Yesaya dengan menyentuh tangan Shea yang memang benar dikatakan oleh Kinan

" badan kamu panas, muka kamu juga pucet banget " ucap Yesaya lagi, sedangkan yang bersangkutan hanya tersenyum manis

" panas dikit doang kok... kamu nggak usah hawatir " balas Shea

" kamu izin pulang aja, biar aku antar "

" nggak usah, lagian di rumah juga nggak ada siapa-siapa "

" emang keluarga kamu kemana ? "

" papi ke Paris, sedangkan Oma sana Opa lagi di luar kota "

" ya udah kalo gitu kamu ke UKS aja istirahat, nanti biar aku minta Janet yang izinin kamu ke wali kelas kamu " ucap Yesaya tanpa ingin di bantah, sedangkan Shea hanya menurut.