webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.30

Shea memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja di hadapan Brian dan Oma Opa nya karena beberapa hari ini Shea selalu terlihat murung dan menjadi pendiam, tapi tak dapat juga menyembunyikan cekungan di bawah matanya yah beberapa hari ini Shea tak dapat tidur nyenyak akibat foto dan video yang ia dapat dari orang misterius

" Shea.... mata kamu cekung banget, kamu bergadang? " tanya Anita

" sedikit Oma, soalnya banyak tugas yang harus dikumpul " jelas saja tak sepenuhnya Shea berbohong

" dan beberapa hari ini kamu juga kelihatan murung, kamu ada masalah? "

" nggak ada kok Oma, aku baik-baik aja hanya sedikit nervous sebentar lagi papi mau nikah " goda Shea untuk menutupi kesedihannya

" papi yang mau nikah, kamu yang nervous " balas Brian dengan cengengesan

Anita dan Gunawan hanya menahan tawa, melihat tingkah Brian yang kini menjadi kaku oleh ucapan Shea

" oh ya Shea, kamu mau papi antar atau bawa mobil sendiri? " kini Brian yang bertanya

" aku ikut papi aja " jawabnya sambil meneguk segelas s**u nya

Sepanjang jalan menuju sekolah nya ia tak banyak bicara pada Brian, dia hanya fokus pada jalan raya fikiran nya masih kacau-balau, bahkan Ajeng yang duduk di kursi penumpang pun hanya diam saja

" nanti mau papi jemput? " tanya Brian saat mereka sudah sampai di gerbang sekolah

" nggak usah, nanti aku pulang sendiri aja " Shea mencium punggung tangan Brian kemudian turun dari mobilnya

" She.... sebenarnya kamu kenapa sih, aku perhatiin beberapa hari ini diem aja " tanya Ajeng, mereka sudah berjalan di koridor sekolah

" nggak apa-apa " jawabnya datar, Ajeng kembali diam

Shea sudah masuk kekelas nya begitu pun juga Ajeng, Janet baru saja masuk kekelas dengan ekspresi wajah yang juga tak kalah biasa saat melihat Shea

" She..... "

" jangan bahas sekarang "

" tapi- "

Shea menatap Janet dengan dingin, membuat Janet tak melanjutkan ucapannya hingga bel masuk berbunyi, tak sedikit siswa di kelasnya berbisik-bisik tentang kejadian beberapa malam lalu membuat Shea merasa jengkel karena ada yang mengunggah foto tersebut ke akun media sosial.

Dua jam sudah pelajaran berlangsung, namun tak ada satupun materi yang masuk kedalam otak nya.

" kalian liat kan foto itu "

" gue nggak nyangka "

" kasian ya Shea "

" nggak nyangka ternyata Kinan sama Yesaya bisa gitu "

" pantes aja party nya waktu itu hanya khusus untuk anak kelas XII "

" kayak nggak ada tempat lain aja "

" malu-maluin "

Gosip di sekolah sudah menyebar, dari anak kelas X sampai XII sudah tahu insiden beberapa hari yang lalu, Shea tak mempedulikan gosip yang juga menyangkut dirinya, ia terus berjalan di koridor sekolah menuju kantin. Bahkan sudah beberapa hari sejak kejadian itu Shea menjaga jarak dari Yesaya dan teman-temannya.

" She..... " entah dari mana datangnya, Yesaya sudah muncul dihadapan Shea

" aku bisa jelasin "

" untuk apa? "

" itu nggak seperti yang kamu fikirin "

" udah jelas kok "

" nggak!!! itu nggak bener "

" lalu apa yang bener? " Yesaya terdiam

" foto itu, udah menyebar.... kamu nggak tau apa yang aku rasain sekarang "

" gimana aku bisa paham, kalo kamu terus jaga jarak dari aku " gumam Yesaya

Shea tak mempedulikannya, ia hanya terus berjalan meninggalkan Yesaya

" shit!!!! " Yesaya menendang kotak sampah yang ada di depannya

Shea sudah berada di kantin memesan makanan dan minuman, kemudian duduk di kursi kantin yang masih kosong

" sendiri aja, Janet mana? " Daniel dan Samudera langsung duduk tepat didepannya

" kelas " jawabnya singkat

" Lo masih marah? " tanya Daniel

" menurut Lo? "

" kita nggak bermaksud ikut campur, tapi kita lebih tau seperti apa Yesaya "

" wah wah wah kalian sungguh sahabat sejati " ucap Shea dengan wajah sinisnya

" She.... Lo nggak liat seberapa marah nya Yesaya waktu itu" bantah Samudera

" dia di jadiin taruhan "

" waw seorang Yesaya bisa dijadiin taruhan? itu sungguh diluar nalar gue " Shea masih tak percaya dan tetap tak perduli

Kinan pun muncul dikantin menghampiri Shea, raut wajahnya sedikit memucat saat melihat Daniel dan Samudera juga ada di sana, bahagia mana tidak, di kelas saja dia sudah di jauhi oleh Yesaya dan teman-temannya bahkan Nabila yang terlihat dekat dengannya pun kini selalu memalingkan wajah dari dirinya.

" ini dia biang keladi nya " ucap Daniel dengan tegas yang juga melihat Kinan

" mau ngapain Lo " bentak Samudera, membuat para siswa yang berada di kantin terkejut, sekejap kantin menjadi hening

" gue mau ngomong sama Shea " ujar nya dengan gugup tapi Shea masih santai tak perduli dengan Kinan dan terus menikmati makanannya

" mau ngomong apa lagi " Daniel sudah mengepalkan tangannya

" sorry, gue udah selesai makannya... kalian terusin aja drama kalian semua, gue nggak perduli " ucap Shea kemudian berjalan dengan santai menjauhi mereka.

Tak berhenti sampai disitu Kinan terus mengejar Shea sampai halaman depan sekolah

" Shea tunggu... " dengan cepat Kinan menarik tangan nya

" don't touch me " secepat kilat pun Shea menghempaskan tangan Kinan dari pergelangan tangannya

" ok... gue akuin gue salah " ucap Kinan " gue nggak tahan terus di katain sama anak-anak " namun Shea tetap tak perduli

" gue nggak tau siapa yang ngambil foto itu dan nyebarin di sosmed " ucapnya lagi

" karena gue ngerasa ada yang manfaatin keadaan " Shea tersenyum sinis

" sekarang, setelah Lo di jauhi semua orang, Lo baru ngomong kayak gitu... kemaren-kemaren kemana aja Lo!!!! " balas Shea dengan sarkasme

" bukannya Lo emang suka sama Yesaya ya " tiba-tiba saja Morgan muncul di antara mereka berdua

" jaga mulut Lo " tunjuk Kinan

" why.....? gue ngomong fakta kan? " Morgan terlihat lebih santai

" Morgan!!!! "

terdengar suara bariton yang mengagetkan Shea dan Kinan tapi tidak dengan Morgan karena dia sudah hafal betul suara yang penuh amarah itu tanpa harus menoleh kebelakang.

******

Brian dan Shalu sedang berada di salah satu butik ternama di ibukota untuk fitting baju pengantin mereka, beberapa hari ini juga mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan mereka dibantu oleh Restu dan Nathan tentu nya.

Setelah mereka fitting baju pengantin, mereka menghampiri salah satu toko souvernir dan memilih macam-macam bentuk souvernir, Shalu sangat menikmati kesibukan ini karena ini yang sudah lama ia impikan bahkan dengan orang yang selama ini ia sebutkan dalam setiap sujud dan doanya.

" habis ini kita makan dulu ya " ajak Brian

" ok " Shalu mengangguk dengan antusias

" terus kita berdua gimana? " tanya Restu

" kalian balik kekantor " jawab Brian dengan datar

" wah..... kita nggak di ajak makan juga, kelewatan banget sih Lo jadi bos " sambung Nathan, sedangkan Shalu hanya tersenyum geli

" kita udah capek-capek bantuin loh ini " rengek Restu

" lebay banget sih " balas Brian, Shalu menahan tawanya

" udah balik sana.... " usir Brian, membuat Restu dan Nathan mengerutkan bibir mereka

*****

" kenapa? Lo takut kalo Shea tau yang sebenarnya? " tanya Morgan dengan cara mengintimidasi. Wajah Kinan menjadi pucat pasi

" drama apaan lagi sih " Shea sudah tidak tahan lagi

" Lo harus tau, kalo Kinan itu suka sama Yesaya " ucap Morgan

Yesaya yang sudah sejak tadi menahan emosi langsung menarik kerah baju Morgan sedangkan Daniel, Samudera, dan Vino hanya diam saja

" jangan ngomong apapun lagi " ancamnya, namun tak ada rasa takut dari wajah Morgan

" gue denger sendiri, saat Kinan ngomong sama Nabila " ucap Morgan lagi, mata Yesaya langsung membulat sama terkejutnya dengan Daniel, Samudera dan Vino

" Nabila? " gumam Yesaya yang juga terkejut

Dengan santai, Morgan melepaskan cekalan dari Yesaya

" ya... Nabila " ucap Morgan dengan santai

" Lo mau tau, kenapa Nabila deket banget sama Kinan? " sudut bibir Morgan berkedut

Plak!!!!!!!

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi Morgan, dengan tatapan tajam penuh permusuhan Morgan memandang wanita yang baru saja datang menampar nya

" jangan memperpanjang masalah "

" kenapa? takut kalo temen-temen Lo tau kebusukan Lo? "

" Lo nggak tau apa-apa "

" siapa bilang gue nggak tau, gue tau semuanya... " ucap Morgan dengan lantang

" ada apaan sih " tanya Ragil yang baru saja datang bersama Cheryl

" eh Morgan... jangan memperkeruh masalah... " ucap Cheryl, Morgan hanya tersenyum sinis.