webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps.11

Jam istirahat, Yesaya berjalan di koridor dengan santai wajah tampannya dan gayanya yang cool selalu dapat mencuri perhatian para siswa.

" deabak ganteng nya "

" ya ampun makin hari, makin ganteng deh "

" Shea beruntung banget "

" selalu bikin meleleh deg "

Yesaya tak menggubris setiap ucapan dan pujian yang terlontar untuk dirinya.

Yesaya sudah berdiri di depan kelas Shea, dengan berpangku tangan

" hai kak.... " sapa teman-teman Shea, Yesaya hanya tersenyum

" tebar pesona Lo..... " Janet merasa jengkel, sedangkan Shea hanya mengulum senyum

" bodo " Yesaya tak menghiraukan ucapan Janet

" tumben nyamperin kekelas " Janet melirik kearah Shea

" dia mau nemenin gue latihan musik, supaya kejadian di kantin pagi tadi ngga ke ulang "

" what...? idih, cemburuan banget sih " Janet menyunggingkan sudut bibirnya

" mangkanya buruan punya pacar, biar tau gimana nggak enaknya cemburu " Yesaya menatap dingin Janet

" lebay Lo... udah gue mau kekantin bye... " Janet meninggalkan mereka.

Shea dan Yesaya pun berjalan menuju ruang musik, di sana pun sudah berkumpul tim seni bahkan Aiden pun sudah berada disana. Melihat Shea bersama Yesaya, raut wajah Aiden terlihat nampak kesal namun berbeda dengan tim seni yang bersemangat saat melihat Yesaya cowok idaman berada di ruang musik.

" hai kak Yesaya.... " sapa tim seni

Yesaya hanya tersenyum, lalu menatap tajam ke arah Aiden, dengan santai Yesaya menarik kursi yang kosong duduk dengan santai.

Yesaya menatap lekat Shea yang fokus dengan biola di pundaknya, sesekali Shea melirik kearah Yesaya dengan melempar senyuman.

Setelah selesai, Shea langsung menghampiri Yesaya yang masih duduk santai di bangku penonton.

" aku nggak nyangka, kalo kamu bisa main musik seindah itu " puji Yesaya

" masih belajar kok, oh ya kamu ikut acara camping Minggu depan? "

" kalo kamu ikut, aku ikut " Yesaya mencubit ujung hidung Shea

" ampun..... kak Yesaya romantis banget sih " gumam salah satu tim seni

" pengen deh... " tambah yang lainnya.

" udah selesai kan ? " Yesaya melirik jam di pergelangan tangan nya

" kayak nya sih udah deh " Shea melihat tim seni membereskan alat musik mereka masing-masing.

" kantin yuk, beli minum "ajak Yesaya, Shea mengangguk setuju

" guys.... gue duluan ya " ucap Shea pada teman-temannya

" bye Shea.... " balas mereka semua

Yesaya memasukkan tangannya ke saku celana saat beranjak dari bangkunya melihat kearah Aiden dengan dingin, lalu berjalan beriringan dengan Shea keluar dari ruang musik.

" Yesaya..... " dibelakang mereka seseorang dari ujung kelas memanggil Yesaya, dengan serentak Yesaya dan Shea menoleh ke belakang

' Morgan ' gumam Shea

" kamu tunggu disini " Yesaya berjalan kearah Morgan.

" semoga aja mereka nggak berantem lagi " Shea merasa hatinya tak tentu.

Entah apa yang di bicarakan oleh mereka berdua, hampir sepuluh menit Shea menunggu akhirnya Yesaya kembali kearah Shea.

" kalian nggak berantem lagi kan " Shea nampak hawatir

" nggak kok, yuk kekantin " Yesaya menggenggam tangan Shea dan kembali berjalan menuju kantin.

" wih wih wih ..... genggam terus ..... " ejek Vino yang melihat kedatangan Yesaya dan Shea

" jomblo harap bersabar.... ini ujian... " sambung Samudera

" Cheryl Lo jangan liat, ntar Lo sawanan " timpal Ragil

" apaan sih Lo bekecot " Cheryl melempar botol ke arah Ragil

" apa apa apa.... gue nggak denger, gue pakek masker " Ragil menggaruk telinga nya

" eh itu headset jablay.... masker itu untuk nutupin muka Lo yang udah jamuran " balas Cheryl

" Cheryl.... Ragil.... Lo berdua berantem mulu, lama-lama gue suruh berantem di depan KUA Lo berdua " Daniel mulai jengkel dengan perdebatan kedua sahabatnya itu

" eh Dan itu bukan berantem, tapi ijab qobul " ucap Vino dengan tertawa

" iya biar sekalian kita kawinin mereka berdua " sambung Samudera

" apaan sih Lo berdua " Cheryl menoyor kepala mereka berdua, sedangkan yang lainnya hanya tertawa.

Melihat Shea tertawa terbahak-bahak, Yesaya merasa kedamaian dalam hatinya.

" nanti pulang sekolah, kamu di jemput ? " ucap Yesaya sambil menyeruput minumannya

" emang kenapa ? "

" nanti, biar aku yang anter kamu pulang " Shea mengangguk sambil tersenyum.

Shea sudah kembali kekelas nya bersama Janet, mereka kembali mengikuti jam pelajaran terakhir.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas Shea dan Janet berjalan menuju parkiran bahkan disana sudah ada Yesaya dan semua teman-temannya.

" Lo pulang bareng Yesaya ? " tanya Janet sambil menaiki motor Daniel

" iya " jawabnya singkat

" Yes, Lo balik ke basecamp atau mau jalan dulu sama Shea ? " kali ini Daniel yang bertanya

" gue mau ngajak Shea kerumah " Yesaya mengenakan jaket nya

Bukan hanya Shea namun juga teman-teman nya merasa kaget.

" gue nggak salah denger kan, Lo bilang mau kerumah? " Samudera masih tak percaya

" Sam... kayak nya Lo perlu ke THT deh... " ejek Cheryl

" yuk Sam, gue anter " ucap Ragil dengan wajah jahilnya

" Cocok Lo berdua.... " tunjuk Vino

"Diem Lo kutu kupret " ucap Ragil dan Cheryl serentak

" idih.... kompaknya.... " tambah Daniel

" udah... kalo debat terus kapan jalannya " Janet sudah merasa kesal

" kalian semua duluan aja ke basecamp, nanti gue nyusul, gue ada urusan bentar " ucap Yesaya sambil menyalakan motor nya.

Motor sport yang dikendarai oleh Yesaya pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan area sekolah.

Ajeng sudah sampai rumah lebih dulu

" Loh... kok pulangnya sendiri, Shea mana jeng kalian nggak bareng ? " tanya Anita yang sedang duduk di ruang keluarga

" non Shea pulang bareng temen nya Oma "

" temennya cowok atau cewek ? " Ajeng nampak ragu menjawab

" cowok Oma... "

" cowok....? " Anita terkejut mendengar jawaban Ajeng

" Oma nggak usah hawatir, orang nya baik kok Oma... " sambung Ajeng dengan tenang

" kamu yakin, Shea kan belum lama tinggal disini "

" Oma tenang aja, Shea baik-baik aja kok " Ajeng berusaha menenangkan Anita.

Yesaya dan Shea sudah sampai di kompleks perumahan orang tua Yesaya.

" ayo masuk " ajak Yesaya setelah memarkirkan motornya dihalaman rumah

Seorang pekerja rumah pun datang menghampiri mereka

" akhirnya den Yesa pulang juga " ucap wanita itu " ini siapa den, cantik bener " Pujinya

Shea tersenyum manis sebelum mengulurkan tangannya untuk bersalaman

" aku Shea bik " Shea terlihat sangat ramah

" oh... pacarnya den Yesa ya ? " tanyanya lagi, Shea tersenyum malu

" oh... jadi dirumah, kamu di panggil Yesa ya? " tanya Shea yang berjalan mengiringi Yesaya masuk kedalam rumah, ia hanya tersenyum

" mama fikir kamu nggak akan pulang " seorang wanita paruh baya menuruni anak tangga dan menghampiri mereka

" apa kamu nggak kangen sama mama Yesa " tanya wanita itu lagi

" katanya mama sakit " Yesaya tak menghiraukan kan pertanyaan ibunya

" mama sakit karena mama kangen sama kamu " jawab ibunya, lalu beralih memandang wanita di belakang Yesaya

" selamat siang Tante " sapa Shea dengan sopan

" selamat siang... " balasnya sambil membelai lembut wajah Shea

Yesaya meninggal kan dua wanita itu, ia menuju kamar nya di lantai atas

' cantik ' gumam ibu Yesa, namun dapat di dengar jelas oleh Shea

" nama kamu siapa? " tanya ibu Yesaya

" nama aku Shea Tante " jawabnya ramah

" nama Tante Bella " merekapun tersenyum

Kini Bella dan Shea sedang duduk di ruang keluarga, tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki sedang berenang ia tampak kenal dengan wajah laki-laki itu. Shea terkejut saat melihat nya naik kepermukaan pinggiran kolam.

" itu adiknya Yesa, nama nya Morgan kalian pasti satu sekolah kan ? " tanya Bella

DEG!!!!!

" Adik...? jadi yang di maksud Janet itu, Morgan " gumam Shea dalam hati ia masih belum percaya.