webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps. 87

Lukas dan James baru saja tiba di apartemen mereka, setelah pulang dari kantor. Tubuh James terasa remuk redam mendapatkan tugas dari bos dingin nya itu, karena baru beberapa waktu ia tiba di Indonesia, Alvarez langsung menyuguhkan dirinya dengan setumpuk pekerjaan.

Berbeda dengan Lukas yang masih terlihat santai namun sesekali ia membantu James menyelesaikan pekerjaan nya, selagi masih menunggu surat pemindahan kerjanya ke rumah sakit yang baru tempat dirinya akan bekerja, Lukas bukan sekedar pindah bekerja tapi juga untuk merawat seseorang, karena dirinya merupakan dokter spesialis jantung.

" want coffee? " tanya Lukas pada James yang sudah terbaring di atas ranjang besar nya, tapi ia tak mendapatkan respon karena seperti nya laki-laki itu sudah terbang ke alam mimpinya.

Laki-laki itu berjalan dengan santai memasuki lift untuk turun menuju ke lantai dasar, setelah pintu besi itu terbuka Lukas mengarah kan pandangannya pada salah satu caffe yang terletak di seberang gedung apartemen nya.

BUK!!!!!!!

Lukas tak sengaja bertabrakan dengan tubuh seorang wanita, dan dengan sigap lengan kirinya menangkap pinggang ramping wanita itu yang berakhir jatuh kedalam pelukannya.

" you.... " ucap Lukas dan ternyata mengenal wanita yang saat ini berada dalam rengkuhan lengan berototnya.

" Lukas... " balas wanita itu.

Perlahan Lukas melepaskan rengkuhan itu, kemudian membenarkan jaz nya yg sedikit berantakan, begitu sebaliknya.

" sejak kapan kamu berada di Indonesia? " tanya seorang wanita yang sudah duduk berseberangan dengan Lukas dan hanya sebuah meja kecil yang menjadi pembatas antara mereka, sekarang dua orang dewasa itu sudah duduk di salah satu room private di sebuah caffe.

" belum lama " jawabnya singkat, mata Lukas menatap lurus pada cangkir kopi yang sudah terletak di atas meja

" apa karena Alvarez sekarang berada disini mangkanya Lo kabur dari Paris? " kali ini Lukas yang bertanya pada wanita itu dengan tatapan dingin, wanita itu tertawa sumbang

" lebih tepatnya, gue ngejer Alvarez " sudut bibir wanita itu terangkat

" Lo sendiri? apa yang buat Lo terbang kesini? bukannya Lo udah menetap di negari singa? " tanya Clara

" semua juga karena Alvarez... " Lukas tersenyum miris sebelum melanjutkan perkataannya " dia yang bawa gue datang ke Indonesia "

" So, Lo masih mengharapkan laki-laki dingin itu? " tanya Lukas seperti mengintimidasi

" munafik kalo gue jawab enggak...."

" bukannya mempertahankan dan terus berusaha supaya Alvarez jatuh cinta sama Lo, tapi Lo malah justru menghancurkan kesempatan besar untuk memiliki Alvarez, dan memilih laki-laki brengsek seperti cowok yang bernama Aiden itu!!! " Lukas menatapnya tajam

" setelah Lo tau kalo Aiden nyakitin Lo, Lo kembali merubah haluan untuk kembali bersama Alvarez... tapi sayangnya, disaat Lo mengejar Alvarez, ternyata dia sudah menemukan cinta masa kecilnya " ujar Lukas dengan dingin

" Lo bener, karena setelah apa yang terjadi sama gue kemaren, itu akhirnya buat gue sadar kalo ternyata Alvarez bukan milik gue lagi, dia udah jadi milik orang lain... yang tersisa hanya rasa penyesalan... penyesalan karena gue pernah ninggalin dia di saat detik-detik pertunangan itu.... dan penyesalan saat gue pernah berfikir untuk merusak hubungan mereka "

" Clara... ada dua hal yang harus bisa Lo bedain antara obsession or love... " ucap Lukas dengan penuh penekanan

" maksud Lo apa? " tanya Clara dengan sedikit gugup

" santai jangan terlalu tegang... " Lukas sedikit tersenyum pada Clara

" hei Clara.... what are you doing ? " seorang laki-laki datang menghampiri Clara sambil menepuk pundak wanita itu

" James... Lo disini juga? " tunjuk Clara pada laki-laki itu

" kalian berdua- " Clara menatap satu persatu kedua laki-laki yang sudah berada di hadapannya.

" kita disini, atas permintaan Alvarez.... " jawab James.

Mereka bertiga bernostalgia tentang masa-masa saat kebersamaan mereka masih berada di Paris dahulu. Lebih tepatnya, James dan Clara yang banyak bicara sedangkan Lukas hanya menjadi pendengar namun sesekali ia juga menimpali cerita mereka.

*******

I Gusti Ngurah Rai International Airport, Bali

Bali adalah kota impian yang selalu ingin didatangi oleh Shea, dan hari ini untuk pertama kalinya Shea menginjak kan kakinya di kota itu, tidak hanya sendiri Shea datang ke kota itu bersama Alvarez, Gilang dan juga Janet sesuai dengan rencana mereka.

" welcome to Bali.... " ucap Shea dan Janet dengan penuh kegirangan

" gue udah buat catatan kecil, tempat mana aja yang bakalan pengen gue kunjungi " ujar Shea sambil menunjukkan kertas biru pada Janet

" buset..... udah siap aja.... " balas Janet

" gue nggak mau buang-buang kesempatan " ucap Shea lagi kemudian memasukkan kembali kertas berwarna biru itu pada saku jaketnya.

Shea beralih menatap laki-laki yang mengenakan celana jeans pendek berwarna putih kemudian dengan Hoodie berwarna senada dengan jeans nya, tak lupa juga kacamata hitam yang menempel di hidung mancung laki-laki itu, tak lama kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap datang menjemput mereka berempat.

Sepanjang jalan Shea tak berhenti berdecak kagum, melihat pemandangan alam yang sungguh sangat indah. Pantai yang terbentang luas menjadi sorotan utama mata Shea. Alvarez yang duduk di sebelah Shea hanya menyenderkan tubuhnya pada kursi penumpang sambil memejamkan matanya. Sedangkan Gilang duduk di bagian kursi pengemudi dan Janet duduk tepat di sebelahnya.

" ya ampun..... ternyata pemandangan di sebelah gue lebih indah " batin Shea.

Bagaimana tidak, Shea bisa dengan leluasa memperhatikan pahatan wajah laki-laki yang saat ini sedang terpejam, memang manusia tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya Alvarez terlihat begitu sempurna di mata Shea. Hidung yang mancung, bulu mata yang lentik dan panjang, pahatan rahang yang begitu tegas, alis mata yang juga tebal serta kulit putih seputih salju.

Tiba-tiba tangan kokoh menarik tubuh Shea, hingga membuat dirinya jatuh kepada dada bidang laki-laki itu.

" kalo mau muji aku, ngomgong secara langsung, jangan cuma berani dalam hati doang " bisikan itu membuat tubuh Shea sedikit meremang dan dengan jelas Shea dapat mendengar deruhan nafas yang teratur tepat di telinga nya.

Shea tak berkutik, jantung nya seakan ingin melompat, karena wajah Shea begitu dekat dengan wajah Alvarez, jika bergerak sedikit saja maka dapat dipastikan bibir mereka akan bertemu.

********

Setibanya mereka di hotel, Shea dan Janet kembali disuguhkan dengan fasilitas hotel yang terlihat sangat mewah, dan pegawai hotel pun terlihat sangat ramah. Kamar She dan Janet bersebelahan dengan kamar Alvarez dan Gilang.

" kalian istirahat aja dulu, nanti malam kita baru jalan " ucap Alvarez pada Shea dan Janet.

Janet lebih dahulu masuk kedalam kamar, sedang kan Shea masih bertahan karena Alvarez menahan pergelangan tangannya

" She... kamu aku tinggal bentar nggak apa-apa kan, soalnya aku sama Gilang mau ketemu klien sebentar " ujar Alvarez

" hmmmmm udah di Bali aja, masih ngurusin kerjaan " batin Shea

" Shea, setelah pertemuan hari ini aku usahain nggak akan ada lagi urusan kantor yang menggangu liburan kita " Alvarez mencoba meyakinkan Shea, karena ia tahu apa yang ada didalam fikiran wanita itu.

" Ok? " Alvarez masih menunggu jawaban dari Shea, lalu Shea? apa lagi, selain mengangguk setuju karena ia tahu resiko nya menjadi kekasih dari seorang CEO muda seperti Alvarez, tentu saja pekerjaan Alvarez akan menjadi rivalnya.

Sekilas Alvarez mengecup puncak kepala Shea, kemudian beralih mengelus pipi Shea dengan lembut sebelum berlalu pergi. Shea masih tak beranjak dari tempatnya, karena perlakuan sederhana yang dilakukan oleh Alvarez berhasil kembali membuat nya menjadi berbunga-bunga.

Malam hari tiba, sesuai dengan rencana yang sudah disusun oleh Alvarez, ia mengajak Shea beserta Janet dan Gilang berjalan mengelilingi kota Bali sambil mencari tempat yang akan menjadi tempat makan malam mereka.

" gimana kalo kita mencar aja " usul Janet

" maksud Lo? " Shea sedikit terkejut namun tidak dengan Alvarez dan Gilang

" ya maksudnya, Lo jalan berdua sama Alvarez dan gue sama Gilang... " jawab Janet

" gue setuju!!!! " sambung Alvarez, dan dengan cepat Alvarez menarik tangan Shea dengan posesif lalu berlalu pergi meninggalkan Gilang dan Janet yang masih ternganga melihat tingkah agresif Alvarez.

" crazy..... " gumam Janet, Gilang hanya tersenyum.

" kenapa tiba-tiba Lo ngasih ide kayak gini? " tanya Gilang, sekarang mereka menyusuri jalan raya Bali dengan berjalan kaki

" atau jangan-jangan Lo pengen berduaan aja sama gue? " ujar Gilang sambil memainkan kedua alisnya

" apaan sih Lo..... gue cuma nggak mau jadi penonton kemesraan mereka berdua, apa Lo nggak ingat waktu di mobil saat kita jalan ke hotel.

Gilang kembali mengingat, dan yah benar saja Alvarez dengan mesra nya merengkuh bahu Shea untuk masuk kedalam pelukannya, dan itu juga membuat Shea merasa nyaman dan akhirnya Shea tertidur dalam pelukan Alvarez, mere seakan tak melihat dan merasa bahwa ada orang lain di sekitar mereka

" miris banget nasib jomblo " gumam Gilang dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin

" lebay Lo, ayo buruan cari makan!!!! cacing peliharaan gue udah pada demo minta asupan gizi " ucap Janet ngasal

" ha..... Lo serius pelihara cacing Jan.... ? " tanya Gilang dengan wajah cengok nya

" oh astaga Gilang..... maksud gue, gue itu udah laper.... dan perut gue ini udah minta diisi, ya kali gue pelihara cacing beneran " jelas Janet dengan geram

" owh..... kirain " Gilang hanya cengengesan

Berbeda dengan Alvarez dan Shea, mereka bergandengan tangan melewati jalan raya kota Bali, suasana nya terlihat sangat ramai lampu-lampu malam juga ikut menghiasi kota.

Alvarez dan Shea sudah tiba di pasar malam Kreneng, karena Shea ingin mencicipi makanan khas Bali, setelah makan malam mereka berdua kembali berkeliling di pasar tersebut, dan kali ini Shea mencari berbagai macam souvernir khas Bali yang akan ia beli untuk orang-orang rumah nya.

" bagus nggak? " Shea menunjukkan salah satu souvernir pilihan nya, Alvarez hanya tersenyum sembari mengacu kan kedua jempol nya pertanda menyetujui pilihan Shea.

Beberapa jam telah berlalu dan sekarang mereka sudah kembali dalam perjalanan menuju hotel.

" kalian berdua kemana aja? " tanya Janet yang memecah keheningan

" gue sama Alvarez keliling pasar malam Kreneng, Lo tau nggak makanan disana enak-enak banget " puji Shea yang kembali mengingat saat dirinya menikmati makanan khas Bali

" serius.....? " Janet sedikit merasa iri

" iya beneran.... terus disana juga banyak yang jual macam-macam souvernir dan pakaian khas Bali.... pokoknya seru deh dan gue pastiin Lo nyesel karena memencar dari gue.... iya kan Rez - " Shea beralih memandang Alvarez yang duduk di sampingnya, namun diluar dugaan nya ternyata Alvarez sudah tertidur.

" yah.... dia malah molor " gumam Shea, Shea kembali menatap Alvarez yang sudah terlelap tidur, namun ada yang menarik simpatik nya yaitu wajah Alvarez yang terlihat pucat.

" kok mukanya pucet banget ya???? " batin Shea " hmmmmmmm kamu pasti capek, karena ngiringin aku terus dan kamu juga pasti kurang istirahat " gumam Shea sambil sedikit menyentuh wajah laki-laki itu.

Shea merasa kalau Alvarez sudah benar-benar tertidur, karena laki-laki itu tak merespon ucapan nya, dan saat tangan Shea menyentuhnya, laki-laki itu hanya melakukan pergerakan kecil

" I love you " bisik Shea tepat di telinga Alvarez, lalu ikut merebahkan kepalanya pada bahu laki-laki itu.

Perlahan Alvarez membuka matanya, kemudian ia menarik dua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman, laki-laki itu sangat bahagia saat mendengar tiga kalimat terakhir yang yang di ucapkan oleh gadis kecil nya itu, namun seketika senyuman itu sirna seakan ada penghalang yang menjulang tinggi di antara mereka.

( ada yang ingat sama nama Aiden? ☺️ )