webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · 若者
レビュー数が足りません
167 Chs

Eps. 121

Alvarez baru saja tiba di sebuah rumah megah, dengan langkah kakinya yang panjang tubuh yang tegap Alvarez masuk kedalam rumah itu, di sana sudah ada Brian, Nathan dan Restu yang menunggunya.

" dimana dia? " tanya Alvarez tanpa berbasa-basi

" sabar nak..... kemarilah kita makan dulu bersama, sudah lama kita tidak jumpa " ucap Restu dengan senyum manisnya

Alvarez menghampiri ketiga laki-laki yang berbeda generasi dengan nya, lalu duduk tepat di samping Brian.

" bagaimana keadaan Shea Pi? " Brian tersenyum lalu menepuk pundak menantunya

" berjanji lah setelah semua ini selesai, kamu akan pulang dan kembali membawa Shea " Alvarez mengangguk dengan mantap

" Nathan, bawa dia kesini " pinta Brian dengan dingin

Nathan masuk kedalam salah satu ruangan, kemudian keluar dengan membawa seorang laki-laki yang sudah babak belur dengan tangan yang terikat, Alvarez terkejut dan sedikit menyipitkan matanya melihat orang itu.

" dia yang sudah menyebar berita palsu tentang Shea... " ucap Nathan lalu mendorong laki-laki itu

BUUKKKKKK

Laki-laki itu terjatuh tepat di bawah kaki Alvarez dan Brian.

" maafkan saya Tuan, saya mohon maaf kan saya... saya mohon jangan bunuh saya " ucap laki-laki itu dengan sangat memohon, melirik Brian dengan takut-takut

" saya hanya disuruh " sambung nya

" siapa yang menyuruh Anda " Alvarez sudah mengeras kan rahangnya

" Nona Luna..... dia yang menyuruh saya "

Bola mata Alvarez terbelalak, mendengar nama Luna di sebut ia mengepalkan kedua tangannya hingga menunjukkan urat-urat nya.

" Wanita sialan " upat Alvarez, Brian memberi kode pada Nathan agar membawa laki-laki itu kemudian menguranginya kembali

" Tuan tolong ampuni saya... saya tidak bersalah... tolong bebas kan saya " pekik laki-laki itu namun tidak dihiraukan oleh Brian maupun Alvarez.

" satu pelaku sudah kita kantongi " ucap Nathan

" masih ada orang lagi di balik kejadian itu " balas Brian dengan dingin

" yah... Morgan sudah memberitahu ku... dan kami juga masih mengejar pelaku utama nya " sambung Alvarez yang tak kalah dinginnya

" jika membunuh, tidak melanggar hukum sudah aku tembak kepala laki-laki itu " ucap Brian

" kalian berdua sangat cocok!!!!! sama-sama berwajah malaikat tapi berhati iblis jika sudah di ganggu " goda Restu, Brian dan Alvarez mengangkat sudut bibir mereka

" tunggu sebentar lagi sayang.... " batin Alvarez seketika mengingat senyum manis di wajah cantik istrinya.

**********

Shea melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menuruni tangga lalu berjalan menuju taman tempat nya biasa bermain bersama adik kembarnya.

Dari kejauhan, Shea melihat Sean dan Sharen sedang berlari kesana-kemari di temani oleh Shalu dan Ajeng.

" Kak ceaaaaa " panggil Sharen yang melihat sang kakak dari kejauhan lalu berlari menuju Shea

" ayo kita main, kak cea sudah sembuh kan " wajah imut Sharen berhasil membuat Shea tersenyum lalu berjongkok dan memeluk adik perempuan nya itu kemudian tanpa sadar Shea kembali menetes kan air mata

Shalu yang melihat kebersamaan kedua putrinya ikut terharu.

" kak cea nggak boleh nangis lagi ya, nanti cantiknya hilang kalau cantik nya hilang Shayen nggak ada lawan lagi " suara imut itu membuat Shea tertawa dan itu tak luput dari pandangan Shalu dan Ajeng

Akhirnya mereka pun bermain bersama-sama, Shalu sangat bahagia akhirnya bisa mendengar tawa ceria Shea lagi begitu pun dengan Ajeng.

" nyonya ini, kue dan buah-buahan yang Nyonya minta " ucap Bik Yasmin yang membawa baki berisikan beberapa kue dan buah-buahan

" terimakasih ya bik "

" Alhamdulillah, akhirnya non Shea sudah kembali seperti dulu... bibik ikut bahagia nyonya "

" iya Bik..... mas Brian dan Alvarez pasti juga bahagia " Shalu dan bik Yasmin sama-sama menghapus air mata mereka agar tak di lihat oleh Shea

" ayo anak-anak siapa yang mau kue dan buah " ucap Shalu dengan suara yang sedikit meninggi memanggil ketiga anaknya dan Ajeng

" ayok, kita lomba lari siapa yang dulu cepat sampai maka dia yang duluan boleh makan kue " ajak Shea

" Sean pasti menang lawan kak cea dan Shayen " ejek Sean dengan percaya diri

" enggak lah, pasti kak Ajeng duluan yang menang " balas Ajeng

" nggak, pokok nya Shayen yang harus menang "

" Ok, satu.... dua... tiga... lariiiiiiiiiii "

Shea, Ajeng, Sean dan Sharen berlari menuju Shalu dan Bik Yasmin

" yeeeeeeeeeeeee Sean menang.... " Sean melompat-lompat kegirangan karena menang melawan kedua kakaknya, Sharen memanyunkan bibirnya karena kesal kalah dari adiknya

" jadi yang lebih dulu makan kue, Sean ya " dengan cepat Sean mengambil salah satu kue di atas piring Shalu hanya tertawa melihat tingkah lucu anak-anak nya

" non Shea mau buah apel? " tanya Bik Yasmin

" boleh Bik " jawab Shea dengan tersenyum

Namun seketika, senyum itu luntur berubah menjadi ketakutan saat melihat bik Yasmin memegang sebilah pisau untuk mengupas buah apel. Shea seakan melihat penjahat yang akan membunuhnya

" jangan..... jangan... jangan.... "

Shea kembali berteriak dengan histeris menjauhi mereka semua, Shalu yang peka akan hal itu langsung mengambil pisau dari bik Yasmin lalu melemparkannya ke sembarang arah.

Shea terduduk dengan memeluk kedua kakinya, tubuhnya kembali bergetar karena ketakutan

" jangan bunuh aku... jangan bunuh aku..... " gumam Shea, Shalu langsung menghampiri Shea kemudian memeluk putri sambungnya dengan erat

" jangan takut sayang..... jangan takut " Shalu mengusap puncak kepala Shea

" Mommy kak cea kenapa? " tanya Sharen dengan bingung

Mendengar itu, Shea langsung berlari tunggang langgang masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamarnya

" mommy Shayen salah ngomong ya "

" nggak sayang " Shalu menghampiri Sharen

" kenapa kak cea lari " Shalu bingung harus menjawab apa dari pertanyaan putri kecilnya

" Ajeng, kamu bawa Sean dan Sharen kekamar mereka ya "

" iya Buk " Ajeng menggandeng kedua anak kecil itu untuk masuk kekamar mereka

" maafkan saya nyonya, saya lupa kalau nona Shea masih dalam keadaan trauma melihat benda tajam " ucap Bik Yasmin dengan penuh penyesalan

" nggak apa-apa Bik, semua bukan salah bibik.... Shea hanya belum bisa melupakan kejadian buruk itu..... saya mau lihat Shea dulu " ucap Shalu

Shea sudah terbaring di atas ranjang nya, tangisnya kembali pecah saat mengingat kejadian buruk yang menimpa dirinya.

Tok Tok Tok Tok

" Shea..... mommy boleh masuk "

Shea langsung duduk, saat Shalu masuk kedalam kamarnya kemudian ikut duduk di pinggir ranjang

" mommy tau, kamu pasti kembali teringat dengan- " Shalu tak melanjutkan perkataannya karena melihat wajah Shea yang sudah sembab

" hey..... don't cry " Shalu langsung merengkuh tubuh Shea untuk masuk kedalam pelukannya

" mommy tau kamu anak yang kuat, anak yang pemberani, kamu pasti bisa melewati semua ini..... dan jangan takut, kamu nggak sendirian sayang.... kamu harus lawan rasa takut itu " bujuk Shalu.

" kami semua ada untuk kamu "

" termasuk Alvarez? " Shea menatap Shalu dengan sendu

" termasuk dia..... "

" tapi kenapa Alvarez belum pulang juga Mom " tanya Shea dan air mata kembali menetes di pipinya.

" I ' here "

Shea dan Shalu serentak menoleh kearah pintu, nampak sosok seorang laki-laki yang sangat di rindukan oleh Shea sedang berdiri di sana dengan membawa setangkai bunga mawar putih.

" Alvarez... " gumam Shea, dengan cepat Shea berlari dan langsung memeluk laki-laki itu dengan erat.

" I Miss you..... " lirih Shea

" I Miss you to " balas Alvarez dan membalas pelukan Shea

" aku sudah menemukan orang yang melukai kamu sayang, dan aku akan menghancurkan mereka tepat di depan mata kamu..... bersabarlah sedikit lagi " batin Alvarez, dan sesekali mengecup puncak kepala Shea

Shalu tersenyum bahagia, orang yang di tunggu-tunggu oleh Shea akhirnya datang.

*********

Keesokan harinya, Alvarez mengajak Shea pergi ke taman kota karena sudah lama sekali mereka tidak pergi bersama-sama dengan antusias Shea menikmati jalan raya ibukota, sesekali Alvarez menatap istrinya yang duduk di sampingnya dengan tersenyum.

" aku mau ice cream " ucap Shea dengan bersemangat setelah mereka sampai di taman, sudah lama Alvarez tidak melihat Shea sebahagia ini

Shea dan Alvarez sudah duduk di salah satu kursi di taman, karena hari ini adalah hari libur maka taman sangat ramai pengunjung. Alvarez menatap lekat wajah sang istri dengan penuh kerinduan.

Alvarez merogoh saku celananya, karena ponsel nya berdering dan langsung menggeser tombol hijau setelah melihat nama seseorang di layar ponselnya.

" hallo "

" ###### "

" ok..... "

" ##### "

" gue lagi sama Shea, nanti gue hubungi Lo lagi "

Alvarez mengakhiri sambungan teleponnya, lalu kembali memperhatikan istri nya yang masih menikmati ice cream nya.

" gimana? " tanya Gilang

" Alvarez lagi sama Shea " jawab James

Gilang dan James sedang berada di salah satu club untuk mengikuti seseorang yang sedang mereka incar.

" gue nggak nyangka cewek secantik dia ternyata licik juga " ucap Gilang dengan sinis

" Jangan hanya melihat dari cover " sahut James dengan senyum sinis

Pintu lobi terbuka, James dan Gilang sama-sama terkejut melihat orang yang baru saja masuk dan langsung menghampiri orang yang saat ini mereka incar, untungnya Gilang dan James memakai penyamaran jadi tidak ada yang mengenali mereka.

" gue nggak salah lihat kan " tanya Gilang

" ternyata mereka bersengkongkol untuk merusak nama baik Shea dan menghancurkan Alexander Group " sambung James

Gilang langsung mengambil gambar dua orang yang saat ini duduk tak jauh dari mereka secara diam-diam lalu mengirim gambar itu pada Alvarez.