webnovel

Chapter 52 Tiger Meet Cat

"Baiklah, Aku akan pergi, dan akan kesini memanggilmu saat waktu pertemuan tiba, jangan membuatnya bangun" Kata Noah.

"Oh dan juga" Dia berhenti dan menatap. "Kau harus berpikir dua kali untuk bersama dengan gadis itu, tak tahu apakah wanita itu menerima nya" Tanbahnya, lalu berjalan pergi.

Leo terdiam dan duduk di kursi ruang tunggu di luar ruangan Caise.

"Ha.... (Apa yang salah.... Aku hanya mencoba mencintai Caise, aku tak mengharap apapun, aku ingin selalu bersamanya)" Pikirnya sambil menghela napas panjang.

Lalu ia sendiri teringat sesuatu akan darah.

Teriakan seseorang, seorang wanita hingga ia melihat banyak darah hitam di ingatan nya membuatnya mengkerut kan alis.

"(Kenapa ini begitu sialan.... Sudah aku bilang untuk tetap berpikir waras, kenapa aku sangat gila jika memiliki pemikiran kosong....)" Ia menggeleng sambil berpikir dengan serius dan wajah yang bercampur kesal.

Tapi tak lama kemudian ponselnya berbunyi tanpa nama.

Leo terdiam dengan wajah kesalnya lalu mengangkatnya. "Siapa kau?"

"Aku tunggu di luar tempat ini, jika tidak datang keluar aku akan masuk dan meminta mereka menghancurkan rumah sakit ini" Kata suara misterius itu.

"Apa... Siapa kau.... Hoi... Hoi" Leo memanggilnya terus menerus tapi sepertinya sudah di tutup.

Leo melihat sekitar di lorong gelap rumah sakit yang gelap lalu berjalan keluar melewati lorong gelap itu pada malam hari.

Sementara itu di luar, Noah merokok di tempat parkiran sambil bersandar di samping mobil. Ia sempat melihat beberapa orang berpenampilan preman karena mereka memakai dan membawa benda tajam. Semacam dari gang viper.

Noah terdiam sebentar. "(Kenapa ada gang viper masik rumah sakit? Apa mereka akan menyerang rumah sakit itu?)" Ia bingung, lalu ponsel nya berbunyi membuat Noah terdiam bingung karena itu tanpa nama.

Ia lalu mengangkat nya. Sehingga suara langsung muncul. "Hei, kau bukan yang selalu bersama dengan Harimau itu bukan? Kau asisten nya bukan" Tanya suara itu membuat Noah semakin bingung dan membalas dengan masih tidak mengerti. "Iya? Kenapa memang nya?"

"Kau harus membuatnya keluar dari rumah sakit, atau kau juga akan kami bunuh, dia benar benar telah membuat dendam pada gang kami"

"Pft.... Lakukan saja, aku tak peduli" Noah langsung membalas begitu.

"Apa?! Kenapa begitu?!! Bukankah kalian harusnya takut, aku membawa banyak orang dari gang viper di sini" Tambah orang yang tidak di kenal itu.

"Ye... Yeah.... Itu sudah sering terjadi, terserah, aku tak mau membantu" Noah langsung menutup panggilan dan bergumam. "Dasar, aneh..."

--

Tak lama kemudian Leo keluar dan rupanya benar gang viper itu sudah ada di depannya.

"(Siapa mereka?)" Leo menatap serius.

Lalu pimpinan mereka yang bertubuh hampir sama dengan Leo berjalan menghadapnya agak jauh.

"Hoi.... Kau kan yang mengajak aku duel" Tatap nya sambil menunjukan tongkat pemukul di tangan ya.

Leo melihat ke bawahan pimpinan itu dan dia melihat bahwa 2 orang yang dulu pernah mencoba membegal nya saat pulang dari rumah Caise ada di sana menghadapnya juga.

"(Jadi mereka benar benar memenuhi tantangan ku)" Leo menjadi tersenyum seringai.

"Aku Geun... Pimpinan gang ku sendiri, asal kau tahu mereka ini masih seperempat bawahan ku... Yang lainya aku minta tetap tertinggal karena aku kasihan padamu akan melawan sendiri" Kata pimpinan mereka yang memulai lelucon membuat semua rekanya tertawa menertawai Leo.

"Ho~ begitu kah... Jadi ini urusanku bukan" Tatap Leo dengan wajah tanpa takut.

"Tentu saja.. Kau telah menantang ku... Sekarang Terima ini semua.... Kalian serang langsung dia" Geun berteriak memerintah mereka. Seketika semuanya mengepung Leo.

Di sisi lain Caise bermimpi aneh, dia bermimpi sesuatu soal darah. Dia ada di ruangan gelap dengan lantai yang berdarah hitam karena tak ada cahaya sama sekali. Di depan adalah Leo yang membelakangi nya.

"Mas Leo?" Dia mendekat tapi saat Leo menoleh. Caise terdiam kaku karena Leo benar benar berlumuran darah dengan adanya pisau cincang di tangan nya.

Hal itu membuat Caise terkejut tak percaya. "(Apa itu...)"

Leo tampak mengerikan dengan banyaknya darah. Lalu dia menoleh ke Caise yang gemetar ketakutan.

Leo tampak tersenyum lebar dengan gigi yang begitu tajam. Lalu memanggil. "Kucing kecil yang manis.... Maukah kau masuk ke dalam mulutku, biarkan gigiku menghancurkan tubuhmu, menyisakan kepala mu saja, kenyang dan puas akan aku rasakan.... Kemarilah" Dia merayu dengan kalimat yang sangat mengerikan.

Caise benar benar ketakutan dan seketika dia berteriak.

"Ahk... " Ia bangun langsung duduk. Tapi terdiam ketika sadar bahwa itu tadi hanya mimpi.

"Apah.... Apa yang terjadi... Kenapa tiba tiba mimpi itu muncul lagi.... Aku sudah tak mau di hantui ini lagi.... " Dia memegang kepalanya dengan ketakutan.

"(Barusan yang ada di mimpiku tadi..... Mas Leo... Kenapa dia berlumur darah... Apa dia seorang pembunuh.... Mimpi ini sudah lama tidak muncul dan sekarang muncul dengan membawa mas leo di dalamnya... Apa kasus ini akan mengarah pada Mas Leo? Dia juga tampak memanfaatkan ku... Tidak mungkin kan....)" Dia terdiam melihat jendela dari ranjangnya. Ia juga terdiam mengingat sesuatu, tepatnya tato yang ada di punggung Leo.

Itu menggambarkan sepenuhnya apa yang di beritahukan mimpi pada Caise. Harimau yang menggigit kepala kucing kecil. "(Tidak mungkin.... Tidak.... Kenapa.....)" Ia tampak gemetar.

Kini ada angin yang menerpa nya yang membuatnya mengurangi kepercayaan nya pada Leo. Benarkah Leo benar benar menyukai nya, dan tidak memanfaatkan nya. Bisa jadi, setelah Caise percaya padanya, dia akan memakan Caise.

Di luar ruangan Caise, ada Noah yang rupanya mendengar teriakan dan gumaman Caise itu tadi. Karena dia sudah ada di sana dari tadi.

"(Jadi memang benar, gadis itu memiliki kemampuan mimpi)" Pikirnya dengan wajah yang serius.

"(Hingga akhirnya dia akan tahu Leo siapa dan aku akan melihat reaksinya.... Tapi, itu akan terlalu cepat untuknya)" Ia terdiam lagi lalu berjalan pergi tidak jadi masuk ke ruangan Caise.

Di luar benar benar luar biasa. Geun benar benar terdiam kaku menjatuhkan tongkat pemukulnya karena semua orangnya sudah tergeletak di bawah dengan Leo yang tersisa di hadapannya sambil berwajah menantang.

"Apa ini cukup untuk menutupi mulut besar mu, atau belum cukup sehingga aku harus menghabisi mu juga"

Kata Leo sambil berjalan mendekat dengan tangan yang mengepal siap memukul.

"Tunggu... Aku melihat kemampuanmu sangat luar biasa" Geun ter gemetar.

"Aku bisa membuat tantangan untukmu, jika kau berhasil mengalahkan bawahan ku yang lainya, aku akan menjadi bawahan mu" Tatap Geun lalu Leo berhenti berjalan.

"Bagaimana jika aku kalah?"

"Jika kau kalah... Kau yang jadi bawahan ku"

"Hmp... Dimana aku harus datang?" Tatap Leo.

"Akan ku tunggu di kota jaul"

"Tapi aku memiliki satu persyaratan" Kata Leo.

"Jika kau kalah... Kau tak hanya menjadi bawahan ku... Tapi.... Kau juga akan berhutang padaku. Serahkan tubuhmu untuk bekerja padaku dan serahkan uangmu untuk menutupi hutang ini semua" Tatap Leo dengan mata menyala kuning emasnya.

Hal itu membuat Geun menelan ludah lalu menghela napas, tapi ia juga tampak kesal.

"(Lihat saja... Aku akan menyerahkan seribu orang terkuat untuk melawan nya)"