webnovel

Chapter 30 Tiger Meet Cat

"Mohon bantuan nya, Aku Caise" Caise tampak menundukan tubuhnya pada seorang lelaki. Mereka berhadapan di luar pintu kaca sebuah kafe dan ada banyak kucing yang melihat Caise dari pintu kaca itu. Rupanya itu kafe kucing.

"Ya, senang bertemu dengan mu Caise, aku manajer di sini, nama ku sakala, panggil saja sesuka mu, Caise" Kata seorang lelaki itu.

Caise mengangguk. "Senang bertemu dengan anda juga..."

"Baiklah, sebelumnya mohon maaf karena membuat mu salah paham soal jam kerja untuk mu, aku mengatakan nya dari kemarin tapi malah merubahnya sekarang" Kata Sakala.

"Ah, tidak apa apa... Ini baik baik saja.. Um, sebelumnya bisa aku meminta tolong untuk di jelaskan dalam sistem kerja di tempat ini?" Caise menatap.

"Ya, tentu, Caise bersekolah dari senin hingga jum at bukan, pulang nya jam 3 semua?"

"Ya, senin sampai jumat aku pulang jam 3"

"Baiklah, lalu soal jam kerja, kamu akan bekerja sambilan dari senin hingga jumat juga, tapi sabtu dan minggu silahkan libur, kafe mungkin tidak libur tapi ada staff lain yang menggantikan mu"

"Ah, aku mengerti"

"Soal jam pulang, sebelum jam 6, akan ada staff menggantikan mu, karena kamu masih sma, aku cari aman saja, ketika sudah jam 6, ada orang lain yang bisa dikatakan lebih bisa menjaga dirinya di malam hari, jadi kamu bisa pulang sebelum jam 6 sore, untuk keberangkatan, jam setengah 4 harus sudah ada di kafe ini, apa kamu mengerti Caise?"

"Ya, sangat dimengerti, Terima kasih" Caise menundukan badan.

"Karena kafe ku tidak terlalu ramai, jadi per staff, hanya satu orang saja, jadi kau akan di sini sendiri, apa tidak apa apa?"

"Tentu, ini baik baik saja untuk ku"

"Baiklah, untuk mengusir waktu luang, kamu bisa merawat kucing kucing itu, kamu suka merawat kucing bukan"

"Ya, di tempat ku ada kurang lebih 10 ekor"

"10 ekor?! Kamu merawatnya sendiri?"

"Ehehe iya..."

"Kalau begitu, kamu boleh membawa kucing mu ke kafe ku, kecuali jika mereka harus berbaur dengan kucing di kafe, karena kafe ini hanya punya 4 kucing, dan itu pasti nya kekurangan. Kamu boleh membawa kucing mu ke sini Caise" Kata Sakala.

"Ya, aku mengerti, Terima kasih atas pemberitahuan nya manajer, aku akan mulai bekerja dengan baik, jangan khawatir manajer, aku tidak akan mengecewakan mu" Kata Caise.

"Ya, baiklah, sebelumnya bisa aku melakukan tes dulu"

"Eh, tes? Tapi kenapa, aku bukan nya sudah di terima?"

"Haha, tes soal kucing kucing di kafe ini... Apakah mereka sudah padamu atau takut"

"Ah, baik" Caise mengangguk. Lalu mereka masuk, seketika, di saat itu juga 3 kucing kucing itu menghampiri jalan nya Caise.

"Meong" Mereka menengadah menatap Caise.

"Wah.... Hahaha.... Rupanya mereka suka padamu" Kata Sakala.

"(Haha, semua kucing memang suka padaku) Halo" Caise berlutut mengelus bulu mereka satu persatu dan membuat mereka nyaman.

"Eh, kenapa hanya 3?" Caise bingung.

"Oh, soal itu, yang satunya mageran karena tubuhnya" Sakala menunjuk seekor kucing yang sangat besar, dia kucing gemuk yang sedang tidur di atas meja.

"Wah, imut banget... Aku suka kucing yang besar begini" Caise langsung menghampiri kucing itu.

"Ya, ingat caise, jika ada waktu luang, kamu bisa menyisir bulu mereka, jika bulu mereka rontok, bersihkan tapi jangan di buang" Kata Sakala.

"Ah, aku mengerti, bulu bulu itu bisa di jadikan boneka kecil kan" Caise menatap.

"Bagaimana kau tahu?"

"Hehe, aku sering menyisir kucing kucing ku dan membuat bentuk lucu dari bulu mereka yang rontok" Kata Caise.

"Ah, rupanya Caise sudah profesional menjaga kucing dan tahu segala nya ya, itukah yang menjadikan mu di sukai kucing bahkan kucing baru di kenal sekalipun" Tatap Sakala membuat Caise tersenyum dan mengangguk.

Di hari pertamanya bekerja, dia menyisir kucing kucing itu di bawah, tepatnya di karpet juga nelihat sekitar karena tak ada pelanggan, dia bisa berjalan jalan melihat tempat itu. "Tempat ini memang seperti kafe kucing yang sangat imut dan manis" Gumam nya.

"Meong.... Meong" Kucing kucing itu menatap Caise.

"Ya, ada apa? Kalian ingin sesuatu?" Caise menatap lembut. Di antara ia bermain dengan kucing kucing itu, tiba tiba saja ia berwajah terkejut dan menahan napasnya.

"Ack...." Ia menekan dada nya. "(Astaga.... Jantung ku.... Sakit sekali...)" Caise seperti menahan sakitnya, ia benar benar sesak dan susah bernapas.

"Hng.... Ini sangat dingin... Kenapa harus sekarang...." Ia meremas dadanya.

Kucing kucing itu yang menatapnya menjadi bingung. "Meong.... Meow....."

"Cough.... Cough.... Ha.... Ha... Ini baik baik saja... Ini baik baik saja.... Huf... (Sudah hilang, aku tahu itu hanya sebentar)" Caise menghela napas panjang.

Tapi ia berwajah kecewa. "(Bagaimana ini bisa terjadi.... Aku memang memiliki takdir mimpi tapi ini juga membawa dampak buruk padaku, jantung ku terkadang tidak nyaman, dada ku sesak dan aku susah bernapas.... Padahal takdir mimpi itu tidak sering muncul... Dia akhir akhir ini hanya memberitahu ku soal satu orang saja, yakni Mas Leo... Tapi... Tadi, saat aku tidur dengan Mas Leo secara tidak sengaja, kenapa aku tidak ingat mimpi apa aku semalam atau malah aku tidak mimpi padahal selama ini jika aku tidur sendiri, aku selalu bermimpi begitu buruk dan yang berada di mimpi ku hanyalah Mas Leo... Mulai satu dia memukuli orang, sampai membunuh orang.... Apakah ini benar, bahkan sampai sekarang aku belum memperbaiki takdir mimpi itu mengatakan hal yang sesungguhnya padaku, padahal sudah jelas sifat Mas Leo baik)" Pikir Caise dengan khawatir.

Lalu ada pesan masuk di ponselnya dari Leo.

== Caise, jam berapa aku harus menjemput? Dan dimana tempat mu bekerja?== Tanya pesan itu.

Lalu Caise tersenyum dengan wajah merah dan membalas pesan itu. == Jam setengah enam nanti, Mas Leo bisa menjemput ku di tempat yang aku kirimkan nanti==

== . . . Ok ==

"(Hehehe, dia membalas dengan sangat manis.... Aku bisa membayangkan bagaimana dia mengatakan kalimat terakhir itu hehe....)" Caise tersenyum senyum salah tingkah sendiri. Tapi ia menggeleng dan menyadarkan dirinya.

"(Astaga, jangan sampai aku kehilangan kendali lagi.... Aku tak mau kehilangan kendali hanya soal ini... Aku ingat ketika aku bersama dengan seseorang, tentunya orang itu bukan Mas Leo, sebelum dia... Pastinya pria seperti Mas Leo pernah bermain dengan wanita, aku tak tahu apakah dia masih bermain dengan wanita lagi atau tidak, tapi Mas Noah memang begitu.... Oh, jika di pikir pikir... Aku sudah lama tidak bertemu Mas Noah, harus kah aku bertanya pada Mas Leo?)"