webnovel

Chapter 22 Tiger Meet Cat

Sementara itu rupanya benar Leo sudah pergi berjalan dari sana. Ia menaiki mobilnya dan pergi sambil masih mendengarkan ponsel dari seseorang sambil juga mengemudi.

Rupanya Direktur Mandara yang menghubungi nya.

"Leo... Kau sudah mengurus apa yang kuminta kemarin bukan?"

"Soal info itu hanya bukan berarti apa apa, mereka tidak akan menyerangmu dalam waktu ke depan cukup kembalikan uang milik ku saja" Balas Leo.

"Baiklah, bagaimana dengan perjanjian pengambilan obat obatan itu?" Tanya tuan Mandara masih di ponsel.

Pertanyaan itu membuat Leo terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Bisa aku batalkan"

"Huh, apa?!!" Tuan Mandara berteriak. "Apa yang merasuki mu?! Aku sudah meminta mu bukan?!"

"Pengambilan barang dari cargo itu sangatlah sulit. Jika memang harus ketahuan orang hukum, nama ku juga akan tercantum dalam kasus nya... Itu sesuatu yang ilegal"

"Apa yang kau bicarakan?! Bukankah kau bisa merubah kasus menjadi legal?"

"Tetap saja aku tidak mau... Aku sadar dengan apa yang aku lakukan... Aku bisa menjadi penjahat untuk diri ku sendiri tapi jika menjadi penjahat untuk orang lain, aku tidak bisa lagi.... Lagi... Aku tidak mau kehilangan kendali lagi" Kata Leo.

". . . Apa kau mencoba mengatakan kau tak mau menerima tawaran ku yang besar?"

"Aku lebih suka menganggap nya jangan membudak ku, aku bisa mencari yang sendiri"

"Leo!! Inti dari aku meminta bantuan mu karena kau bisa menutupi kasus ini dan aku bisa tenang dalam menjalankan bisnis ilegal ini... Jika ada kau, masalah tidak akan datang... Ingat ini, dari awal aku membayar mu hanya untuk menjadi distributor penyalur barang modal yang aku beli secara cuma cuma"

"Berisik!!!" Tiba tiba Leo berteriak membuat tuan Mandara terkejut.

"Anjing lu, aku sudah bilang tidak ya tidak!! Apa aku harus mengulangi nya!! Jangan membuat temperamen ku naik!! Aku mencoba menahan diri ku!! Sialan!!" Leo berteriak marah, untung nya di dalam mobil, jika di luar mobil, pasti banyak yang dengar kemarahan nya itu.

"Aku sudah bilang dari awal aku lelah dengan semua ini!! Uang memang mengalir dalam tangan ku tetapi ini semua tidak membuat ku puas sama sekali!! Aku ingin menikmati hidup ku dengan sebaik baiknya dan aku tak mau di suruh suruh oleh direktur tidak berguna... Aku tahu ini semua memang kesalahan ku dari awal menurutu kerja sama kontrak, tapi mau bagaimana lagi, aku hanya tanda tangan dan ini semua terjadi...." Kata Leo.

Tuan Mandara masih terdiam tak percaya mendengar itu tadi. Hingga ia harus bicara sesuatu. "Apa ini karena orang yang kau sukai?"

"Apa hubungan nya, sialan!"

"Semenjak kau bilang kau suka pada seseorang, sikap mu akan seperti ini, menolak ku dengan begitu keras... Kau pikir ini adalah tisu yang basah dan kering lagi... Ini adalah pekerjaan mu, jika kau sampai sibuk hanya karena orang yang kau sukai, masalah akan terjadi.... Aku tunggu kau bertemu di bar malam ini"

"Hei tunggu, bagaimana dengan pertemuan siang ini ini... Aku sudah menuju ke sana"

"Tak jadi, nanti malam saja"

Mendengar itu Leo menjadi kesal dan mematikan ponselnya. Dia benar benar kesal, banyak sekali kepingan kemarahan muncul di urat nya di leher maupun pipi.

"Sialan.... Dia benar benar membuatku jalan mengemudi sejauh ini dan juga.... Aku telah kehilangan kendali" Leo meremas gagang kemudi mobil itu.

Tapi ada yang menghubungi nya, ia melihat dan rupanya itu dari Caise. "Caise..." Dia menjadi reda, dia tidak marah dan malah mengeluarkan senyuman nya, kepingan kemarahan urat nya pun juga tidak ada lagi, lalu ia mengangkat panggilan nya.

"Caise~ kau benar benar menghubungi ku dulu" Kata Leo.

"Ah, iya... Mas Leo sekarang ada dimana?"

"Aku ada di dalam mobil saat ini, ada apa? Kau mau aku jemput, tapi ini masih jam belajar bukan" Leo menatap jam tangan nya, memang masih jam belajar.

"Ya, tapi... Kenapa tadi mas Leo bilang ada di mobil, apa tidak di kampus?"

"Haha lucu sekali kau bertanya begitu... Kehidupan kampus lebih enak dari apapun, kebetulan dosen dalam kelas ku kadang kadang sibuk jadi tidak bisa mengajar, tapi terkadang juga mendadak sekali" Kata Leo.

"Ah aku mengerti... Um... Aku tidak menganggu kan sekarang?"

"Tidak, aku senang bisa mengobrol dengan mu, melalui ponsel sekalipun, apa yang sedang kau lakukan Caise?"

"Um.. Aku hanya sedang jam istirahat... Um, mas Leo... Bisa aku mengatakan sesuatu?"

"Ajukan saja"

"Um... Tadi aku bermimpi sesuatu bahwa Mas Leo menyakiti orang lain...." Kata Caise.

Seketika Leo terdiam. "(Apa yang dia katakan?) Ah hahaa... Itu pasti salah...."

"Um... Tapi..."

"Aku baik baik saja, aku tidak mungkin memukul orang lain di depan Caise bukan"

"Um... Itu mungkin benar, kalau begitu aku tutup dulu, Terima kasih waktu nya Mas Leo" Kata Caise, seketika dia mematikan panggilan.

Leo terdiam masih dengan ponsel di telinga nya, tangan nya memegang kening nya. Seketika kepingan amarah nya muncul lagi.

"(Mimpi sialan apa itu, aku tak mau Caise tahu soal aku yang kehilangan kendali....)"

Leo masih memberhentikan mobilnya di tepi jalan sambil berpikir dan menyalakan rokoknya.

"(Ini membosankan, aku ingin bermain di gang sebelah)"

Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kaca mobilnya, ia membuka pintu kacanya terlihat seorang wanita cantik.

"Halo... Aku dari tadi melihatmu di dalam mobil sendirian, apa aku bisa menemanimu?" Tatap nya dengan ramah.

Lalu Leo tersenyum seringai. "Berapa?"

"Um... Terserah hanya sepuasmu saja, kita mungkin bisa ke hotel"

"Naik lah" Kata Leo lalu wanita itu masuk di mobilnya.

"Wah wah.... Mobil ini adalah mobil mahal, apa kamu seorang direktur, atau eksekutif?" Wanita itu bertanya dengan duduk di bangku samping mobil supir.

"Hm... Kau bisa menganggap ku begitu" Leo membalas sambil terus mengemudi.

"Tuan.... Sepertinya aku tertarik padamu...(Orang ini ganteng, dia pasti bisa memuaskan ku...) Aku tidak keberatan jika kita melakukan nya beberapa kali... Aku yakin kamu juga sudah tak sabar kan" Wanita itu memegang paha Leo, naik dan menyentuh perut Leo.

"(Wah, perutnya juga keras.... Itu nya pasti besar banget)" Wanita itu berpikir penuh nafsu hingga Leo memberhentikan mobilnya di sebuah gedung besar.

"Waw.... Apa ini milikmu?" Wanita itu menatap terkesan

Leo hanya diam tersenyum dan turun duluan.

"Turunlah ikutlah denganku... Kau wanita yang cocok akan sesuatu"

"(Ih.. Ganteng banget, dari beribu ribu lelaki yang tidur denganku hanya dia yang memiliki segalanya.... Ganteng, dan kaya)"

Wanita itu tersenyum sendiri dalam hati sambil mengikuti Leo masuk ke gedung.

Saat sampai di sebuah pintu besar ruangan kantor Eksekutif. Leo menoleh ke wanita itu dengan senyum kecil. "Katakan permintaan mu ketika masuk" Kata Leo.

Wanita itu menjadi tersenyum senang. "(Astaga, aku beruntung sekali hari ini.... Hahaha)"