webnovel

Teramat Kelam

"Bajingan"

Ucap Pras pelan yang kemudian melepas jaketnya dan menutupi tubuh Claire, Pras melihat Claire yang menangis ketakutan.

"Apa aku terlambat ?"

Claire menggeleng, tidak .... Pras datang sebelum mereka berhasil menodai Claire.

"Drama"

Ucap satu orang disana seraya menendang Pras hingga tersungkur jauh dari Claire, Claire menunduk dengan mempertahankan jaket Pras agar bisa menutupi tubuhnya.

Mereka terlihat menyerang Pras disana, bukan suatu kebodohan jika ternyata Pras tidak bisa melawan mereka.

Pras hanya seorang diri, dan harus melawan 10 orang yang memukulnya bersamaan.

Claire histeris melihat itu .... Claire takut dengan semuanya.

"Aaaaa"

Jerit Claire saat Pras tersungkur dihadapannya, Pras melirik Claire, dengan susah payah Pras berkata pada Claire.

"Lari .... menjauh dari tepat ini .... mobil ku bisa membawa mu pulang"

Claire menggeleng, bagaimana mungkin Claire meninggalkan Pras sendiri disini, Pras datang untuknya, tidak mungkin jika Claire justru meninggalkannya.

"Lari ... cepat lari"

"Bacot"

Bentaknya yang kemudian menendang wajah Pras, Claire kembali menjerit, tak peduli lagi dengan tubuhnya.

Claire membiarkan jaket itu terlepas, Claire merunduk menutupi setengah badan Pras, karena hal itu, kekerasan yang ditujukan pada Pras, justru berpindah pada Claire.

Tubuh lemah seorang wanita, harus merasakan sakitnya tendangan mereka berulang kali.

Tubuh itu ambruk diatas Pras, Claire tidak mampu menahannya lagi.

"Lucu sekali kalian berdua"

Ucapnya seraya menarik Claire menjauh dari Pras, tangan Claire gagal berpegang pada Pras, ternyata Pras juga ditarik bangkit oleh beberapa orang lainnya.

"Claire"

Ucap Pras lemah, Pras melihat Claire yang dibaringkan begitu saja disana.

Jantungnya berdetak hebat, kedua tangannya mengepal kuat, disisa tenaganya Pras berusaha berontak, tapi pukulan itu berhasil menghilangkan seluruh tenaga Pras.

Pras mengangkat kepalanya dengan susah payah, suara lemah Claire masih bisa terdengar oleh telinganya.

Tuhan membiarkan Pras tetap sadar, membiarkan Pras menyaksikan semuanya.

Ditengah jantungnya yang bergemuruh hebat, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan, Pras melihatnya.

Tubuh wanita itu begitu lemah dihadapkan dengan banyak tubuh para lelaki itu, Pras memejamkan matanya saat Claire setengah menjerit karena sakit yang dirasakan tubuhnya.

Pras kembali melihat mereka setelah mendengar tawa kompaknya, Tubuh Claire dihentaknya berkali-kali.

Pras melihat Claire yang meliriknya, tanganya terangkat meminta bantuan Pras, tapi sedetik kemudian tangan itu terkulai ketika satu kaki menginjaknya.

Claire menutup matanya, air matanya sudah banyak terbuang, tak ada lagi yang bisa Claire lakukan sekarang.

Claire merasakan semuanya, dan semua itu adalah kesakitan, Claire menahan sakitnya akibat tendangan itu, dan Claire juga menahan sakit keintimannya karena ulah mereka semua.

Mereka melakukannya secara bergantian, dan hal itu disaksikan jelas oleh Pras.

Pras berusaha untuk tidak melihatnya, tapi orang-orang itu menarik kepala Pras agar tetap terarah pada Claire.

Mereka memukul Pras setiap kali Pras menutup matanya, tangisan itu rintihan itu begitu jelas ditelinga Pras.

Kenapa Tuhan .... kenapa Tuhan membiarkan ini terjadi pada mereka berdua, sebesar apa kesalahan hidup mereka sampai harus mengalami kemalangan ini.

Pras tidak tahan lagi, kenapa mereka tidak membunuh Pras saja sejak tadi.

Pras lebih baik mati dari pada harus menyaksikan kehancuran Claire, setidak berguna itu Pras bagi Claire.

Kedatangan Pras tidak merubah apa pun untuk Claire, Claire tidak bisa terbebas dari kehancurannya malam ini, meski Claire bersama Pras disana.

Dengan tawa yang kembali terdengar, mereka mengangkat tubuh tak berdaya Claire ke hadapan Pras.

Pras kembali menutup matanya, tapi pukulan itu kembali didapatkannya dan memaksa Pras untuk kembali melihat Claire.

Mereka kembali melakukannya disana, tepat dihadapan Pras.

Ingin sekali Pras bangkit dan menendang mereka semua, tapi tidak mampu .... Pras hanya mampu terduduk layaknya orang lumpuh.

Pras hanya bisa mengedipkan matanya, ditengah kedua tangannya yang ditahan kuat oleh dua orang di kedua sisi Pras.

Pras melihat hentakan demi hentakan yang mengoyak tubuh Claire disana, Claire masih mampu merintih ditengah ketidak berdayaannya saat ini.

Air matanya terus mengalir, meski dengan mata tertutup.

Claire kehilangan kehormatannya, semuanya telah hilang malam ini, Claire kehilangan masa depannya.

Kenapa Tuhan masih memberikan Claire kesadaran, ditengah kesakitannya ini, Claire masih mampu berada dialam sadarnya bersama mereka semua dan juga Pras.

"Hentikan"

Ucap Pras pelan dengan segala ketidak berdayaannya, Pras ingin melepaskan kedua tangannya .... kenapa begitu sulit.

Ternyata selemah ini sosok Pras, sebagai seorang lelaki .... Pras tidak bisa menjaga wanita yang telah bertahun-tahun mengisi hidupnya.

Pras tidak mampu menyelamatkannya dari kehancuran hidupnya, Pras tidak berguna sedikit pun .... semua sangat memuakan dan bahkan begitu sangat menjijikan.

Pras melihat lelaki itu menindih tubuh Claire, membuat wanita itu semakin merintih.

Pras berulang kali menarik tangannya, harusnya Pras bisa melakukannya, melepaskan dirinya sendiri dan bisa menolong Claire dari mereka semua.

"Asyik bukan tontonannya"

Ucapnya tepat ditelinga Pras, membuat mata Pras terpejam, Pras benci dengan dirinya sendiri sekarang.

Pras kembali mendapat pukulan itu, tapi Pras ingin mati saja .... Pras tidak sanggup lagi menyaksikan semuanya.

Kehancuran Claire adalah kehancuran juga bagi Pras, mereka selalu saling menjaga satu sama lain.

Tapi malam ini, mereka tidak lagi mampu menjaga satu sama lain, mereka sama-sama terluka sekarang, sama-sama mengalami kehancuran.

"Kamu ingin mencobanya"

Ucapnya lagi, Pras tidak merespon apa pun, Pras tetap bertahan dengan menutup matanya.

"Buka"

Bentaknya yang lantas mendendang punggung Pras, kedua matanya terbuka dan Pras melihat jelas Claire yang didudukan dihadapannya.

Kedua mata itu rapat tertutup, mereka saling lirik satu sama lain dan tertawa bersamaan.

Dua orang ini benar-benar menjadi boneka mainan mereka malam ini, mainan yang teramat menyenangkan hati mereka semua.

Tubuh keduanya dicondongkan, mereka menjambak rambut dua orang itu, Pras memejamkan matanya saat melihat Cliare meringis sakit.

Tangan itu mengarahkan dua kepala semakin mendekat, mereka membuat dua bibir itu menyatu.

Mereka kembali tertawa, membuat dua pasang mata itu terbuka bersamaan.

Pandang Pras dan Claire bertemu pada jarak yang teramat tipis, pertama setelah 10 tahun, mereka merasakan sentuhan itu.

"Mainkan"

Ucapnya, tapi Pras dan Claire hanya diam, mereka tenggelam dalam tatapannya, melupakan bibirnya yang menyatu.

Mereka sama-sama menyesali kelemahannya masing-masing, Pras merasa tidak bisa menjaga Claire dan begitu juga dengan Claire sendiri.

"Mainkan"

Bentaknya seraya memukul dua punggung itu bersamaan, keduanya tertunduk pada pundak dihadapannya.

"Aku memberikan mu kesempatan untuk merasakannya, manfaatkan"

Bentaknya lagi yang kembali membuat mereka pada posisi sebelumnya, Claire memejamkan matanya sesaat dan kembali menatap Pras.

"Lakukan"

Bentakan itu kembali didengarnya, Pras masih tetap diam, tapi Claire tidak ingin Pras mendapat pukulan itu lagi.

Bibir Claire mulai bermain pada bibir Pras.