webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · 都市
レビュー数が足りません
44 Chs

Angela Johanes

Setelah kejadian itu gue dan Rafki kesulitan berhubungan secara langsung atau melalui telpon. Tapi bagi gue tidak masalah. Suatu hari gue sedang menatap cermin dan teringat akan penyamaran gue menjadi OB dan selama itu hanya satu orang saja yang tahu.

Namanya pak Rahmat dia mantan polisi bagian intel dan penyelidikan. Karena suatu kasus dia dikambing hitamkan oleh rekannya dan akhirnya dipecat tidak hormat, sejak itu ia banting stir sempat berjualan sampai dia akhirnya menjadi seorang Satpam.

"Pak boleh berbicara pribadi engga ?" tanya gue ke dia. Dia mengangguk, karena kariernya hancur maka keluarganya pun hancur. berusia 50 tahun tapi tetap gagah dan tampan tidak menjadi gemuk serta seorang duda. Punya dua putra putri, yang lelaki mengikuti jejaknya menjadi polisi dan yang perempuan menikahi seorang tentara.

"Bapak kenal Johanes ?" dia tertegun sambil menatap gue dengan tajam.

"Tentu saja, lalu hubungannya dengan kamu ?" tanyanya, gue membalas tatapannya dan menceritakan apa yang terjadi termasuk mengungkap siapa gue. Dia menghela nafas.

"Bapak sangat kenal, karena dialah bapak menjadi begini !" gue tertegun mendengarnya.

"Maaf pak !" dia tersenyum.

"Tidak apa-apa, justru bapak senang akhirnya bisa balas dendam ! dan memulihkan nama yang terlanjur hancur !" Pak Rahmat menepuk pundakku.

"Aku akan membantumu !"

"Terima kasih pak !" aku memeluknya tanpa sadar, "Maaf pak !" muka gue memerah dan melepas pelukan. "Tidak apa-apa !".

---------------

Gue bertemu dengan Teddy, dia adalah detektif rahasia gue yang di perkenalkan oleh pak Rahmat . Ted gue memanggilnya begitu, dia mantan tentara. Usianya 30 tahun sudah bertugas keseluruh nusantara, bahkan daerah konflik Aceh, Sulawesi sampai Papua. Dia sudah bekerja denganku belumlah lama baru satu tahun ini.

Kita ketemuan di suatu tempat di perkebunan teh di puncak, gue memarkirkan mobil dan terlhatlah Teddy sedang berdiri di sebuah pondok. Memakai jaket, tampak gagah, kekar berotot, jantan dan macho.

Gue pun menemuinya dan dia memberikan sebuah amplop ke gue dan membukanya sambil duduk. Isinya semua mengenai Angel atau Angela Johanes. Perempuan ini sikapnya sama dengan bokapnya. Diam-diam dia mempunyai usaha klub malam, prostitusi atau pelacuran berkedok tempat karaoke termasuk juga wanita malam, waria, dan gay. Mereka di pekerjakan sebagai gigolo panggilan, termasuk mengedarkan narkoba.

Usaha ini cukup licin dari yang berwajib hingga aparat penegak hukum dan selalu lolos dari jerat hukum, konon setiap operasi selalu bocor. Sementara Angel beroperasi di Jakarta, David justru di Bali dia pun hampir sama dengan adiknya punya usaha sampingan,

Gue menghela nafas, ternyata musuh gue kali ini berat. Tiba-tiba ada tepukan di pundak gue dan itu Ted.

"Ada masalah tuan ?" tanyanya gue awalnya rasa risih disebut seperti itu. Tapi Ted tetap memanggil gue seperti itu.

"Tidak Ted ini sudah cukup !" gue pun berdiri.

"Katakan apa yang harus di perbuat tuan !" ujarnya berdiri di samping gue.

"Entahlah Ted, ini cukup berat buat gue !" gue menatap hijaunya perkebunan teh, dan tanpa sadar gue teringat peristiwa waktu lalu antara gue dan Rafki disini.

"Apa yang berat ? kalau tuan meminta membunuhnya akan saya penuhi !" gue melirik Ted, ya dia bisa melakukan apapun.

"Soalnya, perempuan ini tunangan sahabat gue ! kalau membunuhnya tentu tidak mungkin !" jawab gue.

"Oh, mantan kekasih ?" tanyanya gue menatap Ted. Dia tahu apapun dan gue hanya mengangguk.

"Disinilah dia nembak aku !" gue menyentuh tiang di pondok itu.

"Saya mempunyai file tentang Rafki dan keluarganya ! apa tuan mau lihat ?" Ted menatap gue dan memberikan amplop lain. Kemudian membuka dan membacanya gue terkejut tak percaya.

"Kurang ajar !" muka gue memerah karena marah.

"Untuk saat ini cukup Ted ! besok lusa gue mau ke Surabaya ! lo temanin gue ya sebagai bodyguard gue !" sambil menatap Ted dan dia mengangguk.

-------------

Keesokan harinya gue sedang di mall dengan Ted, gue sedang berada di sebuah toko untuk membeli pakaian untuk Ted. Tanpa di duga gue bertemu Angel tidak sendiri dengan seorang cowok tapi bukan Rafki.

"Oh, sial ! gue bertemu seorang banci di sini !" ejeknya.

"Engga salah tuh ! itu sama saja mengejek abang lo sendiri !" jawab gue, mukanya berubah galak.

"Sialan ! lo yang mencoba merebut laki orang ! dasar tak tahu malu !" teriaknya marah.

"Justru lo yang malu, teriak di depan umum !" gue pun tak mau kalah.

"Awas ya, gue akan membalas perlakuan lo sama gue !" Ancamnya.

"Oh ya, silakan saja ! gue udah tahu lo siapa !" jawab gue dan dia pun pergi.

"Diakah orangnya ?" bisik Ted, gue mengangguk.

"Saya tahu semua tentang dia dan keluarganya !" jawab Ted.

"Begitu, bagus Ted !" gue tersenyum.

-------------------

Teddy menatap cermin, sekarang dia memakai kemeja dan jas. Berbalik, sesekali membetulkan dan merapikan.

"Memang pakaiannya harus begini tuan ?" tanyanya gue mengangguk. Mata gue tak berkedip menatap Teddy yang gagah, tegap dan macho.

Tak lama dia membuka pakaiannya hanya tinggal memakai cd saja, gue menelan ludah. Sudah lama gue tidak menjalin hubungan dengan lelaki. Melihat Teddy seperti itu membuat hati gue berdebar keras.

Kemudian Teddy pun memakai pakaiannya kembali. Dan memberikan semua pakaiannya ke gue.

"Ini buat kamu !"

"Kenapa engga pake pakaian biasa saja ? saya tak biasa tuan !" pintanya,

"Pakaian ini untuk pernikahan abang gue di Surabaya !" Dia mengangguk dan menerimanya.

"Kamu tidur ditempat gue saja, soalnya besok kita berangkat !" perintah gue. Dia pun mengangguk kembali. Setelah itu keluar dari toko dan pulang.

Gue dan Teddy dalam perjalanan pulang malam itu, dia yang menyetir. Sedangkan gue duduk disebelahnya. Tiba-tiba Teddy mempercepat jalan mobilnya gue terkejut.

"Ada apa Ted ?" tanya gue.

"Pake sabuk pengaman yang kuat ! ada yang membututi kita !" jawabnya. Gue melihat kaca spion dan benar saja ada yang mengejar kita dari belakang.

Ancaman Angela Johanes tidak main-main, langsung dilaksanakan. Kejar-kejaran pun berlangsung seperti di film-film aktion. Sampai ada sebuah mobil di samping gue, dan kelihatan hendak menabrakan diri. Tiba-tiba Teddy menghentikan mobilnya dan kemudian mundur ke belakang, sehingga mobil itu lolos. Kini mobil kita ada di belakang. Teddy mengeluarkan sebuah pistol.

"Kamu mau ngapain ?" tanya gue sambil memegang erat apapun, disituasi yang tegang ini.

"Mereka hendak membunuh tuan ! lebih baik kita bergerak dulu dari pada mereka !" Teddy membuka jendela.

"Dor !!"

Sebuah tembakan mengenai ban belakang mobil tadi, untung jalanan lenggang. Mobil pun tidak bisa di kendalikan dan menabrak membatas jalan. Sementara mobil gue melaju cepat.

"Kurang ajar ! sepertinya perempuan itu tidak main-main !"

"Tenang saja itu sebagai tanda peringatan buat mereka tuan ! bahwa kita tidak takut !" jawab Teddy, kemudian dia mengambil hp dan menelpon seseorang.

"Hallo, ini gue ! ada seseorang hendak mencelakai si bos ! iya betul ! oke !" gue melirik Teddy tapi tidak mengatakan apapun.

----------

"Apa yang kamu lakukan ?" akhirnya gue tidak tahan untuk bertanya.

"Hanya mengirim pesan ! tenang saja ! mereka harus seperti itu, karena bukan musuh sembarang dan sudah biasa melakukan itu !" jelas Teddy, "Dan tuan dalam bahaya besar !" lanjutnya sambil menatap gue, setelah berada di apartemen gue.

Bersambung ...