webnovel

They Are My Destination

Bercerita tentang seorang gadis yang tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Dia berfikir untuk apa sebenarnya dilahirkan?apakah nantinya dia akan sama seperti orang tua yang menjalani hidup masing-masing tanpa menghiraukan ikatan? Seperti ketika mempunyai masalah pribadi,dia merasa orang tuanya menjadi asing yang mempunyai kehidupan berbeda,hanya tinggal satu atap saja. Gadis itu terluntang-lantung mencari tujuan hidupnya.Sampai dia tiba-tiba masuk kesemacam dunia survivor bertahan hidup yang diciptakan oleh seorang "pemilik dungeon". Akankah dia menemukan tujuan hidupnya disana?

Asnow · ファンタジー
レビュー数が足りません
24 Chs

Hukuman

"Kenapa?"tanya Yeena tak mengerti, pasalnya dia membuat langkah penuh pertimbangan

"Dari awal kan peraturannya jawab teka-teki,kau menang,tapi yang jawab teka-teki ku mereka. Bukan kau"pemilik dungeon melirik team Maze

"Kau sengaja kan!... kau sengaja buat kondisi mereka beda supaya kami mudah tau jawabannya. Kau mau buat kami lengah supaya kayak aku sekarang..ngelakuin kesalahan diakhir"Yeena menatap lekat penuh kebencian

"Aku kan udah bilang, aku benci orang yang menebak ku"pemilik dungeon tersenyum

"Kau bilang gak akan ada yang mati,tapi kenapa dibabak terakhir kau buat gim nya kayak gini?"

"Aku bilang gitu? Anggap aja iya, aku gak bunuh mereka tapi,kalau kalian yang bunuh?"pemilik dungeon menaikkan alisnya

"Ternyata aku gak berfikir sebagai psikopat tapi sebagai orang yang dibodohi. Sialan! aku...kalah telak"ujar Yeena lirih dengan matanya yang berkaca-kaca

Sedangkan team Maze bersorak menang, kecuali Maze sendiri yang merasa berhutang budi pada Yeena.

"Sesuai aturan tim Yeena dihukum"arena berubah menjadi stadion. Disana berkumpul semua orang yang masuk ke dunia dungeon,banyak mata yang memperhatikan mereka

"Ah,lagi-lagi aku lupa. Maaf aku harus ambil ini"pemilik dungeon mengikat Kesha dikursi hukuman,kakinya terikat begitu juga pergelangan tangannya yang terikat dipenyangga kursi

"Keshaaa!"teriak teman-temannya

"Hukumannya adalah..sesuai janji ku dia gak bakal mati hmm kalau gitu..cabut aja kukunya!"pemilik dungeon memperlihatkan kegirangan yang mengerikan

"Enggak...gak! Keshaaa!"Yeena berlari untuk melepaskan Kesha,sebelum tangannya menggapai pengawal lebih dulu menahannya

"Enggak!gak boleh, lepas...! Keshaa!!"Yeena menangis karena tak bisa menggapai Kesha. Sekali lagi fikiran menghianatinya ketika dia mengira sudah menggenggam tanah,perlahan-lahan membuka agar tetap digenggaman, kemudian...hanya debu bertebaran yang ia dapati

Maze memandang Yeena,ternyata gadis yang begitu tegas mengarahkannya saat dalam tekanan bisa mengeluarkan ekspresi yang begitu menyedihkan,entah mengapa disuatu tempat dihatinya terasa sakit dan sedikit menyesakkan.

"Hukuman,dimulai!"pemilik dungeon tersenyum jahat

Menyaksikan orang yang penting,sahabatnya disiksa didepan mata. Hanya bisa menangis,berteriak,memberontak tanpa bisa terlepas. Putus asa yang mengerikan menjalar,lemah disusul rasa ketidak berdayaan dan ditambah merasa tidak berguna membuatnya frustasi. Palu itu semakin mendekati kuku Kesha

"Jangan! Tolong! tolong...aku hiks Yeenaaa!"Kesha berteriak meronta-meronta saat ujung kukunya tersentuh palu

"Stop!stoop...sialan!"Yeena berteriak terisak,dia menyaksikan didepan mata kepalanya dalam jarak yang lebih dekat dari siapapun. Palu itu bergerak mengangkat kuku Kesha,sedikit demi sedikit kuku menganga terpisah dari dagingnya,darah mengaliri jarinya dan

"Arrgghhhh! Sakit! Sto..op plis! Plis..."Kesha menatap penuh harap Yeena yang berjarak beberapa langkah didepannya,air mata mengalir sama derasnya dengan darah Kesha

"Berhenti! Ayo.."Yeena menjeda kata-katanya tapi tidak dengan palu yang memaksa kuku lepas dari dagin jari Kesha

"Arrggghhh hiks...Yenaaaa"

"Tukar posisi,keparat!"lanjut Yeena

"Tukar posisi?"tanya pemilik dungeon

"Iya! Gak ada aturan yang bilang hukuman harus dijalani sama siapa kan"Yeena menyeka air matanya

Mendengar perkataan Yeena pemilik dungeon menghentikan hukuman Kesha

"Betul juga. Jadi kau mau gantiin dia?"tanya pemilik dungeon sambil memegang dagunya. Yeena mengangguk lega karena penawarannya diterima.

"Okey,tapi kita ganti hukumannya aku gak suka mainan sempurna ku rusak jadi...kau dihukum cambuk"ujar pemilik dungeon

"Ha?Lagi?!"ucap Yeena jenuh mendengar kata cambukan,baginya itu hal biasa,paling parah diakhiri dengan tidak sadarkan diri

"Tapi, kau gak boleh teriak atau nangis harus...ketawa"tambah pemilik dungeon

"Benar-benar psikopat keparat! Hah...ketawa ya ketawa"jawab Yeena menerima hukuman itu. Sekarang hatinya lega karena tidak ada teriakan kesakitan yang keluar dari mulut teman-temannya,tidak ada lagi kecemasan yang membuatnya takut setengah mati

Cambukan demi cambukan diterima Yeena

"Hahaha kau...cuma sek .kali ini aku kasih..liat tampilan ku yang seksi nikmati sisa hidup mu hahaha"Yeena menatap pemilik dungeon tanpa ada ketakutan atau kesakitan dalam sorot matanya

Maze yang juga menyaksikan itu mengepal tangannya,entah perasaan apa ini dia bahkan merasa marah untuk orang asing?

"Kalian juga..cocok jadi tim...pemandu sorak.."Yeena menyengal nafasnya dan menyunggingkan senyuman pada teman-temannya yang menggantikan dirinya berteriak,menangis dan memohon. Kali ini dia menyukai ketika mereka menyebut namanya dalam keadaan aman.

Yeena terus tertawa seirama dengan cambukan,sampai pemilik dungeon yang awalnya suka mendengar tawanya lama-kelamaan merasa terusik,dia mengira dengan menyuruh Yeena tertawa menerima cambukan akan menjadi suara yang indah didengarnya,tapi apa ini? Semakin lama tawaan Yeena berubah seperti ejekan baginya,jangankan air mata bahkan satu desisan pun tidak keluar dari mulut Yeena

"Lebih kuat!"perintah pemilik dungeon pada pengawal yang mecambuk Yeena. Sekarang cambukan yang diterima Yeena 2 kali lipat lebih kuat dari sebelumnya sampai dagingnya sedikit menyembul karena luka yang teramat dalam baik yang lama maupun yang baru

"Ah..."pemilik dungeon tersenyum mendengar kata itu dari mulut Yeena

"Kayaknya...harus ganti baju lagi"lanjutnya sambil tersenyum mengejek pemilik dungeon,walaupun dibanjiri darah dari luka lamanya yang terbuka

"Tenaga kalian ada gak sih! Lebih kuat lagi!"pemilik dungeon

Ctar!

Cambukan yang satu ini berbeda 180 derajat dengan yang sebelumnya,kali ini Yeena tidak bisa menahannya

"Khukhh..."darah segar keluar dari mulutnya,meskipun begitu dia menahan tangis dengan bola matanya yang bergetar hebat. Dia mehan rintihan dengan menggigit lidahnya,sekarang dia seperti jemuran yang basah tapi bukan air yang menetes melainkan darah

"Yeenaaaaa!!"Entah siapa saja yang meneriakkan namanya. Dengan pandangan yang kabur dia melihat Maze yang berdiri ditengah keramaian yang terduduk. Dia beralih pada teman-temannya,tidak heran mereka menangis, tapi Haru tampak khawatir? Sekilas dia melihat gerak bibir mereka tapi tidak mendengar suara apapun selain dengingan bahkan kerasnya cambukan. Dia menggelengkan kepalanya dan mengerjapkan matanya agar tetap sadar

"Aku masih belum boleh pingsan..maniak itu gak boleh merasa menang"batin Yeena menatap pemilik dungeon yang tertawa ditengah perjuangan sengit akan kesadaranya. Dengan sakuat tenaga dia menggigit lidahnya untuk menjaga kesadarannya

"Kau nunggu apa"Yeena mengejek pemilik dungeon dengan banjiran darah dimulutnya ia masih tersenyum

"Kau! Ternyata lebih psikopat dari ku"pemilik dungeon membalas ejekan Yeena

"Heh...berarti aku yang menang hahaha"Yeena menatap hina pemilik dungeon

Merasa kalah telak,pemilik dungeon menghilang bersamaan dengan layar,pengawal juga berhenti mencambuk Yeena

Maze lebih dulu berlari menurunkan Yeena dari tiang yang menggantungnya,dengan hati-hati dia menggendong Yeena bahkan didalam jeep dia tidak menurunkannya.

"Dimana rumahnya?"tanya Maze pada Kesha

"Disana ayo cepat!"mereka berlari, sampai dirumah Maze membaringkan Yeena diranjang

"Kalian keluar dulu!"ujar Kesha

"Kenapa?"tanya Maze tak rela meninggalkan Yeena

"Aku harus ngobatin dia!"Kesha mendorong Maze keluar

"Ze,kita keluar dulu oke?"ajak Zhai

Maze hanya mengangguk

Kesha mulai dengan membuka baju Yeena

"Aaaaaa!"dia berteriak melihat luka Yeena yang begitu parah,bahkan ternyata Yeena memakai kain kasa dibadannya yang tetap ditembus,lapisan kulitnya terkoyak yang membuat dagingnya menyembul disekitar luka. Kesha tidak sanggup mengobatinya begitu pula dua temannya yang menutup matanya ketakutan.

"Kenapa?!"Maze mendobrak masuk dan terpatung melihat kondisi luka Yeena

"Kau kenapa masuk?!"Kesha

"Kalian kenapa diam aja?!"tanya Maze yang melihat mereka belum merawat luka Yeena

"Kami...kami"Kesha terbata-bata

"Kalian bodoh ya! Minggir sana!"Maze menepikan Kesha dan megobati Yeena

"Tapi kau cowok!"Kesha merebut botol rivanol dari tangan Maze

"Dikondisi kayak gini kalian masih mikir?! Kau bahkan gak berani liat dia! Lagian atasnya ketutup kain kasa!"ujar Maze

Kesha terdiam karena merasa bersalah. Maze mulai merawat luka Yeena dengan hati-hati,sementara Kesha dan yang lainnya hanya memperhatikan dengan sesekali menutup mata

"Ini perlu dijahit"ujar Maze

"Dijahit?! Kau bisa?"Kesha melotot mendengar betapa seriusnya luka Yeena

"Aku bisa tapi...kalau tiba-tiba dia sadar pasti sakit tanpa obat bius"ujar Maze serius

"Jadi kita harus gimana?"Nanad menangis panik

"Kalian bisa liat sendiri kondisi dia,mau gak mau harus tetap aku lakuin"kata Maze memegang jarum

"Aku mohon lakuin apa yang perlu kau lakuin untuk nyelamatin Yeena"permohonan Kesha diangguki oleh Maze

Saat Maze tengah menjahit lukanya,Yeena siuman

"Hisss sakit...apa sekarang cowok memang asal megang gini"kata Yeena memandang Maze