webnovel

02. sakit juga milik manusia

Dengan mengusap air mata...

Ia memainkan kuku nya yang menandakan ia sangat cemas ini juga merupakan khas dari dirinya...

Air mata nya terus jatuh dan mengalir ke pipi... hal itu dilihat oleh mamahnya yang sedang fokus menyetir melalui kaca tengah..

Bahkan dalam perjalanan menuju rumah sakit tak ada yang melakukan pembicaraan...

Mobil telah sampai dan mereka bertiga pun memakirkan mobil tersebut.

Lalu keluar dari mobil mereka berlari dengan cara mereka masing-masing...

Mereka sudah sampai di ruang operasi...

Tanda lampu yang masih menandakan merah membuat mereka setia menunggu..

Narnia terlihat sedang berdiri mondar mandir kalau ibunya sedang duduk dan menjaga adiknya yang masih belum dewasa....

Mereka menunggu sekitar 4 jam sampai akhirnya seorang dokter keluar membawa papahnya yang terbaring di brankar beserta perawat laiin nya yang juga ikut membantu...

"Apa yang terjadi dengan suami saya dok..?" Ucap mamah kepada dokter.

"Ini sangat urgent kalau bisa apakah ibu bisa datang ke ruangan saya..? Kita bisa membahas perihal suami anda di sana.." ucap dokter yang membuatku mengerti bahwa papah sedang mengalami hal yang parah...

Dan mamah ikut dengan dokter sedang kan aku mengikuti papah yang di bawa keruangan khusus penanganan....

Aku pun menggandeng adikku dan kami ikut pergi...

Kami pun sudah sampai bahkan papah sudah di pasang beberapa peralatan untuk membuat papah bertahan....

Aku masih was-was dengan keadaan papah sambil menunggu mamah datang dari ruang dokter...

Nia pun sangat tidak mengerti kenapa ini terjadi padahal tadi pagi semuanya baik-baik saja...

Sampai akhirnya pintu ruang rawat papah terbuka dan muncullah mamah yang sudah tak bertenaga dengan mata yang sudah sedikit bengkak...

Mamah duduk disampingku...

Dan membuatku bertanya-tanya apa yang sudah terjadi..

"Apa kata dokter mah..?" Ucapku yang penasaran...

"Papah mengalami kecelakaan dan membuatnya harus koma bahkan kalau papah tak kunjung bangun akan membuat nya meninggal..." penjelasan mamah membuatku kaku...

"Mamah sedang tidak berbohong kan.."

"mamah sedang tidak berbohong sekarang, nia. Kita harus tegar mengahadapi ini semuanya... jangan pernah menangis sayang..."

"Pasalnya sakit juga adalah milik manusia.." ucap mamah yang menghibur ku saat ini.

Dan ini sudah 1 minggu papah masih koma padahal sebentar lagi adalah hari kelulusan ku...

Sepertinya aku tak akan bisa merayakan kelulusan ku bersamanya untuk kali ini...

Hari ini sudah H-2 minggu. Kami sudah melakukan beberapa latihan untuk perpihan kami nanti...

Dari menyanyi, mementaskan sebuah drama kecil dan juga sampai melakukan tarian...

Aku ikut dalam latihan menyanyi..

Tentu aku berlatih namun tidak semangat..

Sampai akhirnya arkan yang ikut bernyanyi disampingku membuat ku sedikit menggeserkan tubuhku ke arah teman ku yang lain nya..

Ia melihat pergerakan ku dan ikut juga bergeser sehingga yang lain merasa tak nyaman akibat kami berdua...

Sampai akhirnya pun di usir dan membuatku jengah terhadap sikap nya..

Dengan terpaksa aku harus beristirahat di kantin...

Aku menempelkan pelipisku ke pinggiran meja kantin dan menghembuskan nafas beberapa kali...

Aku membiarkan arkan mengikuti ku..

Bahkan kini ia ada di depan ku dan melihat semua yang telah ku lakukan...

Ia merasa simpati kepada ku..

Lalu ia mengusap kepalaku pelan dan berkata..

"Kamu lagi ada masalah..?" Ucap nya untuk pertama kali kami membuka pembicaraan...

"Jangan diam saja cerita saja kepadaku siapa tahu aku dapat memberikan mu solusi..?"ucapnya pelan dan membuatku bergerak dan membenarkan posisiku sambil menatapnya..

"Apa hubunganmu denganku...?" Ucapku dengan sinis...

"Bukan kah kita berteman..."

"Cihhh... siapa yang mau berteman dengan mu..." ucapku yang semakin kasar bahkan sepertinya air mata ku hendak ingin keluar...

"Kau menangis, nia" terkaan nya secara benar..

"Jangan sok tahu.." ucapku membantah terkaan nya...

Namun sepertinya diriku menghianati ku dan air mata pun keluar dari pelupuk mataku...

Dan begitu pun aku yang sudah mengeluar kan isakkan tangis...

Dengan sigap arkan memelukku erat..

Bahkan aku bisa di dalam pelukkan nya...

Untung saja kantin sudah kosong semenjak 10 menit yang lalu...

Dan membuatku juga membalas pelukan nya...

Lalu aku pun menangis di dalam pelukan arkan membuat ku ingat apa yang di katakan ibu nya pekan lalu...

Bahwa sakit juga adalah milik manusia...

Ya, kini ia mengalami hal itu..