webnovel

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · 歴史
レビュー数が足りません
165 Chs

MODAMA

Sangat kacau, itu adalah keributan seperti asap dari bahan-bahan yang terbakar dan asap itu naik ke langit serta api yang berkobar di tanah.

Tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa tergeletak dalam kondisi yang mengenaskan, pedang di lengan mereka dan darah yang mengalir keluar dari luka sayatan mereka.

Ribuan pasukan tentara mengamuk ketika mereka berhasil menerobos gerbang masuk Istana. Mereka menyebar ke segala penjuru di dalam Istana Kerajaan Xinghe seperti semut, membunuh siapapun yang mengangkat pedang untuk melawan mereka saat kemenangan telah berada di tangan mereka.

Xiao Tianyou berada di garis depan, menembus garis akhir dari pasukan tentara Xinghe. Ia telah membunuh Komandan pasukan Kerajaan Xinghe di peperangan kejam yang terjadi di luar Istana dan membuat semangat perang dari para pasukan itu jatuh begitu saja.

Bersama dengan Ye Xiu dan Ye Bai yang sedang menyamarkan diri mereka sebagai bagian dari pasukan perang Azura, Xiao Tinyou bergerak terus ke bagian inti dari Istana Kerajaan Xinghe, membawa kemalangan kepada para musuhnya di setiap langkah yang ia ambil. Mereka bertiga perlahan menuju ke lokasi yang telah disebutkan oleh Qi Xunyi sebagai bagian dari rencana mereka.

Walaupun emosi Ye Bai sedang tidak berada di dalam keadaan terbaiknya, tapi setidaknya ia tidak menghalagi gerakan mereka dan mengikuti mereka dari dekat tanpa ekspresi apapun di wajahnya ketika ia menusuk semua musuhnya hingga mati.

Ketika mereka sampai di tempat tujuan mereka tanpa di sadari oleh siapapun, Qi Xunyi telah menunggu mereka di sebuah terowongan rahasia yang akan membawa mereka ke tempat perlindungan bawah tanah dimana Kaisar dan Permaisuri dari Kerajaan Xinghe diungsikan.

Bersama dengan Qi Xunyi yang menuntun jalan mereka, mereka tidak bertemu dengan musuh-musuh yang menghalangi, saat semua berjalan, seluruh pasukan perang yang berada di tempat perlindungan bawah tanah adalah pasukan-pasukan yang berada di pihak Qi Xunyi.

"Mereka berada di dalam." Qi Xunyi berkata saat ia mendorong sebuah batu yang berada di belakangnya agar terbuka.

Xiao Tianyou masih berwaspada walaupun Qi Xunyi adalah sekutunya. Terlalu cepat untuk menurunkan kewaspadaannya dalam situasi apapun karena hanya akan menyebabkan kehancuran nantinya. Tidak perlu menyebutkan di medan perang.

Ketika Xiao Tianyou melangkah ke dalam ruangan bersama dengan Ye Xiu dan Ye Bai yang mengikutinya dari belakang, ia melihat kejadian yang berada di luar perkiraan mereka, jika bisa dikatakan, itu adalah sesuatu yang mereka pikir tidak akan terjadi. Tidak, itu sangat tidak mungkin terjadi.

Xiao Tianyou menyaksikan bagaimana Permaisuri Kerajaan Xinghetergeletak tak bernyawa di bawah sedangkan seorang wanita menusuk Kaisar tepat di jantungnya tanpa sorotan rasa takut yang terlihat di matanya, atau lebih tepatnya tidak terlihat emosi apapun di matanya. Kedua matanya yang terlihat kusam merefleksikan jiwanya yang kosong.

Qi Xunyi yang menyaksikan reaksi aneh mereka mendekati tempat kejadian hanya untuk melihat Ayah Kekaisarannya menggeram saat darah mengalir keluar dari lubang di dadanya. "MODAMA!!!" Ia memekik sebelum tubuhnya tersentak dan jatuh tersungkur ke bawah.

Setelah itu, wanita yang menusuk Kaisar mengangkat pisau belatinya dan berusaha menusuk jantungnya sendiri. Sedangkan tiga orang lainnya terkejut, Xiao Tianyou melemparkan sarung pedangnya kepada wanita itu tepat sebelum ia berhasil menusuk dirinya sendiri.

Wanita itu memekik karena rasa sakit yang dirasakannya tiba-tiba di bagian tangannya saat ia kehilangan pisau belatinya karena terjatuh. Melihat kejadian yang terjadi di depan matanya, Qi Xunyi berlari menghampiri wanita itu dan menahan tubuhnya dengan memeluknya erat dari sisi belakang.

"Ibu! Apa yang telah kau lakukan?!" Qi Xunyi menatap tubuh tak bernyawa Kaisar dan Permaisuri yang berada di bawah lantai dengan ngeri.

Tapi, wanita yang berada di dekapan Qi Xunyi itu terus berusaha untuk mengambil kembali pisau belatinya seakan ia tidak mengenali anaknya sendiri. Ia menendang, memukul dan bahkan mencoba untuk menggigit lengan Qi Xunyi yang menghalangi pergerakannya. Ia benar-benar gila dan lepas kendali.

"Tidak, berhenti!" Qi Xunyi mengalami kesulitan dalam mengendalikan ibunya saat Ye Xiu berjalan mendekat dan memukul leher belakang wanita itu.

Dengan seketika, wanita itu berhenti berusaha dan kemudian menjadi tidak sadarkan diri.

"Itu akan membuatnya tenang untuk beberapa saat." Ye Xiu bergumam.

"Terima kasih." Qi Xunyi menjawab dengan suara yang rendah sambil membaringkan ibunya di lantai. Ia menujukan tatapan matanya ke arah tubuh tak bernyawa Ayah Kekaisarannya dan kepada Permaisuri di lantai tidak jauh darinya.

Ye Xiu dan Ye Bai juga bingung dengan apa yang telah terjadi karena mereka masih berada di dalam Kerajaannya.

"Seseorang datang sebelum kita." Ye Xiu mengatakan fakta yang mungkin terlupakan. "Qi Xunyi, siapa lagi yang mengetahui lokasi tempat persembunyian bawah tanah ini selain kita?"

"Tidak ada seorang pun dari luar yang tahu, tempat persembunyian bawah tanah ini secara khusus di buat untuk Kaisar dan Permaisuri jika saja ada kejadian genting seperti sekarang ini sedangkan para pangeran dan putri lain memiliki tempat mereka sendiri untuk bersembunyi di tempat lain." Qi Xunyi tidak pernah memiliki perasaan sayang kepada ayahnya, tapi untuk melihat ayahnya sendiri mati di tangan ibunya adalah sesuatu yang sedikit mengganggunya.

Xiao Tianyou mengerutkan alisnya, "Dia berkata 'Modama'." Ia menunjukkan petunjuknya.

"Siapa Modama?" Qi Xunyi menelusuri tatapan matanya ke arah Xiao Tianyou dan memandangnya. Tapi, yang menjawabnya adalah Ye Xiu.

"Dia adalah kaum pengendali pikiran yang terakhir yang kita bicarakan sebelumnya."

Kedua mata Qi Xunyi terbuka lebar dan mulutnya sedikit terbuka, menunjukkan ekspresi tidak percaya. Jika modama adalah kaum pengendali pikiran yang terakhir, Ketua dari Klan Misty Cloud, maka itu masuk akal kenapa ibunya bertindak sangat tidak normal seperti tadi. Ia pasti berada di bawah kendali hipnotis.

Rencana awal mereka adalah untuk bertanya tentang kebenaran yang telah terjadi 9 tahun lalu ketika Kaisar Kerajaan Azura dan Permaisurinya mati di wilayah kekuasaan Kerajaan Xinghe dan mengenai keterlibatan mereka dengan kaum pengendali pikiran yang terakhir.

Paling tidak mereka bisa menahan mereka sebagai sandera perang. Tapi, tidak akan ada yang percaya bahwa sesuatu seperti ini terjadi pada akhirnya. Meskipun demikian, itu menjelaskan kecurigaan mereka tentang pengaruh dari pengendali pikiran di dalam Kerajaan Xinghe.

Qi Xunyi menatap ibunya, "Apa yang akan terjadi kepadanya?" Nada suaranya penuh dengan kegelisahan. Akankah ia akan mengingat apa yang telah terjadi setelah ia terbangun? Atau ia tidak akan mengingat apapun dan bertindak gila seperti sebelumnya?

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaannya karena tidak ada yang mengetahui jawaban itu.

Pada saat itu, Ye Bai berbalik dan hendak berjalan keluar dari ruangan itu.

"Kemana kau akan pergi?" Ye Xiu bertanya kepada adiknya.

"Dia disini untuk menghipnotis wanita itu, dia pasti belum terlalu jauh dari sini." Ye Bai berkata dengan tidak terburu-buru dan menghilang dari ruangan itu.