webnovel

The Story In The Dream

baca dulu aja

Rizky_Aji_Ferdinan · ファンタジー
レビュー数が足りません
8 Chs

2

Santai aja bacanya...

---- The Story In The Drem ----

Kukuruyuk...

Suara ayam membangunkan gue pagi ini.

"Wah--- dah jam tujuh, kesiangan gue,"

Gue berlari kekamar mandi, lalu kembali lagi, gue lupa memakai celana, ah menyebalkan.

"Kok gue kembali lagi, kan gue mau mandi, ngapain ngambil celana ?" entalah gue kebingungan sendiri. Gue buru-buru mandi, yang penting basah, udah cukup kok, ya itulah prinsip terlambat.

Selesai mandi gue langsung berlari kedepan lemari. Aku langsung menatap kaca, Terlihat jelas tubuh yang kuat, yang menjadi idaman perempuan, tapi semua nya seakan percuma, karna jony masih tertunduk lemah.

Handphone gue berdering, gue tak menghiraukan itu gue masih memandangi wajah gue yang mempesona, seperti bidadara.

"Siapa sih, ngacau aja !"

1 Pesan baru.

Tilkumsel : Yth, pelanggan setia TILKUMSEL, kartu anda memasuki masa tenggang, segera melakukan pengisian ulang, untuk menikmati promo terbaru dari kami, terimakasih.

Gue : Iya entar gue isi pulsa ya, salamin sama OA nya aje.

Tilkumsel : Mohon maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk mengirim pesan ini, balas 1 untuk melanjutkan pesan, biaya akan ditanggung penerima, terimakasi.

Gue : Makasih loh udah baik banget.

Tilkumsel : Mohon maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk mengirim pesan ini, balas 1 untuk melanjutkan pesan, biaya akan ditanggung penerima, terimakasih.

Gue : .....

Tilkumsel : Mohon maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk mengirim pesan ini, balas 1 untuk melanjukan pesan, biaya akan ditanggung penerima, terimakasih.

Gue : 1.

Tilkumsel : Mohon maaf pesan anda tidak disetujui penerima, terimakasih

Gue : Argh.....bodo amat.

Tilkumsel : mohon maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk mengirim pesan ini, balas 1 untuk melanjukan pesan ini, biaya akan ditanggung penerima, terimakasih.

---- The Story In The Drem ----

"SERA LU DAH, Fuck lu, sialan gimana nih , kartu tenggang," gue langsung melempar handphone ke lantai, eh salah ke kasur.

Gue langsung memakai pakaian dan berangkat ke sekolah, dengan baju kusut karna gue letakan dilantai, dan sepan yang gak gue ganti sampai malam, gue bakalan jadi pusat perhatian.

Sampainya dikelas, gue lihat Sinta udah duduk rapi disebelah tempat duduk gue.

Astajim mana guru kiler yang ngajar, yak allah, selamatkanlah hambamu ini dari semua ujian ini yak allah, aku rela, jika aku harus menerima ujian, tapi mengapa kau berikan ujian di waktu yang tidak tepat.

Gue memberanikan diri memasuki kelas.

Gue tersenyum, dan menegak air liur, melihat ibu guru yang sedang menatap langka gue, wajah nya yang mempesona, yang dihiasai lipstick berwarna merah, dan garis alis yang tidak rata, ditambah, dempul yang tebal nya mirip plester dinding, membuat semuanya yakin, ia adalah guru yang bijak dalam memilih bedak.

"DARI MANA ?"

"Anu.. Bu tadi macet di jalan," gue menggaruk kepala, mencoba mencari alasan.

"ALA...ALASAN SINI,"

ia mencubit perut gue, terasa sangat nikmat.

"Sebenarnya kami sayang dengan kalian nak, ini biar kalian jerah,"

Perkataan yang penuh sandiwara terdengar ditelinga kami. Sekelas langsung memasang muka yang penuh tanda tanya, membuat gue harus menahan tawa karna muka bodoh mereka.

"Sana duduk, alasan macet, tahi matamu masi ada buang dulu," saut bu guru.

"Hahahah" sekelas menertawakan gue.

Gue langsung duduk, dan memperhatikan ibu guru.

Ia guru terbaik disekolah ini, dengan lipatan tiga diperutnya, membuat ia semakin seksi mempesona, bahkan ia berjalan sangat pelan, karna kaki nya tak kuat menopang, ia belum menikah, karna keyakinan jodoh di tangan tuhan.

Emang si jodoh ditangan tuhan, tapi kalau udah umur 30, tuhan lepas tangan.

"Hai Adit.... Yak allah ganteng banget kamu hari ini," Sinta menyapaku.

"Ganteng ENDASMU, mandi aje kagak Sin, Sin nanti main ya kerumah gue, temenin gue, masa elu tegah lihat gue sendirian mulu," Gue mencoba merayu Sinta, karna ia adalah sumber pulsa gue.

Kayaknya Adit sedang punya rencana nih, tapi apa ya.

"Ia entar gue kesana, awas aje lu setel kaset kakek gila, gue bunuh lu," jawab Sinta

"Hehehe kagak kok, itukan pelajaran, agar kelak lu tahu Sin," gue mencoba meyakinkan Sinta.

"Pelajaran MATAMU, itu bokep nahjong lu Dit, dasar omes lu,"

"La bukan la omes, kakek itu mengajarkan kita, menjadi cucu yang baik terhadap kakek nya," gue mencoba menjelaskan

"Serah dah serah,"

"Iki iki kimochi la Sin,"

"Arti nya apa Dit ?"

"Aku sayang kamu Sin,"

"Plak...." Tiba-tiba sebuah buku mendarat dikepala gue.

Karna gue dilahirkan dengan kesabaran, gue bisa menahan semuanya. Termasuk menahan diri untuk keluar dari kelas, karna cacing diperut, curi semua nutrisi, tapi terlu takut, ada kuaci, cie yang baca sambi nyanyi.

Akhirnya jam pelajar, yang ditunggu telah tibah, ya jam pelajaran ke 6 ISTIRAHAT.

"Teet.....tet.....tet." Suara bell berbunyi.

"Yeh.... Cikiwir, cikiwir, tung tak tung, tung tak tung, tak tung, istirahat-istirahat," semua kegirangan mendengar suara bell keselematan.

Gue langsung pergi ke kantin, tanpa menghiraukan siapapun, akhir nya cacing-cacing yang ku rawat seperti anak sendiri, bisa makan dengan lahap, so jadi jika kalian melihat gue makan sangat lahap gue sedang merawat cacing gue.

Dikantin gue melihat Anggles sedang duduk bersama Mariam, gue segera mendekati mereka.

"Mariam....." gue mencoba menyapanya.

"Ngapain si elu kesini Dit ngacau aje," Saut Anggles.

"Bodo amat gue gak denger, Mariam mau tahu gak ?" gue langsung duduk disebelah Anggles

"Ala jangan dengerin Mariam, paling ujung-ujungnya minta beliin top mie," Anggles mencoba mengacaukan.

"Iya apa Adit...." jawab Mariam.

"Aku ada pantun ni..... Dengerin ya,"

"Iya gue dengerin kok Dit," jawab Anggles

"Eh kuda bukan lu.... Ini buat Mariam, ngacau aje lu," gue mengusap muka Anggles.

Tinggal tambahin lafas Al-quran, gue rukia lu.

"Udah Anggles, mana pantunnya Dit...ih penasaran ni," Saut Mariam

"Iya iya, dengerin ya, ikan hiu ikan tongkol, I love you sayang,"

"..... Wah so sweet banget Dit, makasih lu pantunnya," teriak Mariam.

"Ikan hiu, lumba-lumba, gak nyambung TOLOL!" Anggles melemparkan kulit kuaci, ke arah gue.

"Ah lu.... Sirik aje liat gue bahagia Gles,"

"Serah lu Dit, lu nyiksa batin gue dah," Anggles langsung bergegas meninggalkan kami.

"Tunggu Gles,"

Gue langsung nyanyi.

jangan pergi

jangan pergi

Ini tolong bayari

ku tak sanggup

ku tak sanggup

bayar kantin sendiri

"Anjir..... Lagu lu menyentuh banget Dit," Anggles mengurungkan niatnya untuk pergi.

Mariam melongok melihat kami berdua, tangan nya menopang kepalanya. "Ya allah, kayak nya mereka maho dah."

Diam-diam Mariam masukan jari nya, kelubang hidungnya, dengan sigap ia mencabutnya. Dan menggosokan jarinya kemeja.

Bilang aja ngupil, ngapain dijelasin.

Gue dan Anggles pura-pura tak melihat itu, kami mengalihkan pandangan kami, tapi malah, terlihat jelas, dibalik kaca mata Mariam, terdapat tahi mata, yang bertaburan.

Yah.... Fix prinsip mandi Mariam sama kayak gue, asal basah udah cukup.

Bell masuk telah berbunyi, gue langsung meninggalkan Anggles dan Mariam, bersama tagihan makanan, yang gue makan tadi.

"Akhirnya aku makan juga, KENYANG...."

Makasih Yang Udah Membaca

Tolong vote kalau suka

Coment saran dan kritiknya

See you chapter selanjutnya😂

Raf

The Story In The Dream.