"Halo sayang!"sapa Kelvin ramah masih dengan tangan yang melingkar di bahu Rissa yang sekali tidak dihiraukan oleh Rissa yang terus saja memakan pesanannya.
"Siapa lo?"tanya Alzra dingin sambil menatap tajam Kelvin yang kini sudah duduk disebelah Rissa dengan tangan yang masih berada dibahu Rissa.
"Gue? Tanya aja coba ke Sasa."ucap Kelvin dengan menyebut nama kecil Rissa yang membuat kening ke enam sahabatnya berkerut bingung.
"Lo kenal dia Sa?"tanya Cara penasaran, lantaran tidak ada yang mengetahui nama kecil Rissa kecuali orang yang dia percayai.
"Orang gila dari Manhattan Pshyciatric Center yang baru keluar belum lama ini. Siapa lagi kalo bukan Elvi, saudara kembar gue yang sayangnya gila."jawab Rissa dengan suara kecilnya yang masih dengan senantiasa memakan makanannya dengan santai tanpa menghiraukan tatapan protes yang dilayangkan oleh Kelvin.
"Jadi lo Kelvin?!"tanya Ray tak percaya dengan mencocokkan kemiripan diwajah ke-2 orang itu.
"Bukan! Gue, pangeran berkuda putih yang datang buat menemui putri dari kerajaan timur."jawab asal Kelvin yang langsung mendapatkan jitakkan manis dari Rissa.
"Tuhkan beneran gila. Gue telpon dulu rumah sakit lo biar lo dijemput sekarang juga."jawab Rissa sambil membuka ponselnya guna menghubungi Manhattan Pshyciatric Center yang merupakan salah satu rumah sakit jiwa terbaik di New York.
"Ish! Gila lo ya mau naruh gue di rumah sakit jiwa!"kesal Kelvin sambil menarik ponesl milik Rissa yang hendak menelpon nomor telepon rumah sakit itu.
"Jadi mau lo apa Kelvin Nathaniel Devon, kambaran gua yang gantengnya ngelebihi Tye Sheridan tapi sayangnya orangya gila."tanya Rissa kesal karena acara makannya diganggu meskipun itu saudara kembarnya sendiri.
"Sialan lo! Ada yang mau gue kenalin ke lo!"jawab Kelvin sambil menarik Rissa kemeja teman-temannya berada.
"Apaan sih?!"ucap Rissa kesal sambil berusaha melepaskan tangannya dari tarikan tangan Kelvin.
"Udah. Mending lo diem aja daripada gue tutup mulut lo pake kaos kaki gue yang udah 3 bulan gak gue cuci"ancam Kelvin yang berhasil membuat Rissa diam tak membalas. Sedangkan teman-teman Rissa hanya melihat dan mengikuti Kelvin dari belakang sambil mendengar perdebatan kedua saudara kembar didepan mereka itu sambil menahan tawa.
"Nah! Nih anaknya!"ucap Kelvin saat berada didepan meja teman-temannya sambil melepaskan tarikannya pada Rissa.
"Gila benerankan nih anak! Zra tolong telponin nomernya rumah sakit cepet pakek ponsel gue nih!"ucap Rissa sambil menyodorkan ponselnya kepada Alzra, namun sebelum berhasil diambil oleh Alzra, ponsel milik Rissa dengan cepat diambil oleh Kelvin.
"Gila lo ya! Yang bener aja, lo nyuruh temen lo buat telpon rumah sakit!"kesal Kelvin sambil memasukkan ponsel milik Rissa kedalam saku celananya.
"Kalian berdua saling kenal?"tanya Mark kepada Rissa dan Kelvin yang tampak sangat akrab satu sama lain.
"Kamu lupa sama aku Mark?"tanya Rissa yang sejak awal sudah mengenali Mark sambil menaikkan sebelah alisnya memandang Mark dengan tatapan misterius dan senyum miringnya.
"Lo-"ucap Mark yang masih belum mengerti dengan ucapan Rissa.
"Oh my gosh...really? You don't recognize me? Aku kira ini masih belum genap 10 tahun kepergianku ke Jerman ingat?"ucap Rissa yang masih dengan memasang senyum miringnya ketika menyadari perubahan raut muka Mark ketika mengingat siapa Rissa sebenarnya.
"Oh my Godness!!! It's you Sa?! I don't believe that's you are!!!"ucap Mark tak percaya dengan mata berkaca-kaca sambil berjalan mendekati Rissa dan membawanya kedalam pelukan Mark.
"Lo nangis? Yang bener aja Mark?!"ucap Rissa tak percaya jika sahabat kecilnya menangis terisak didalam pelukannya.
"I don't really fucking care about them! Kapan lo balik? Kenapa gak bilang ke gue kalo lo balik ke New York? Kemana aja lo selama ini? Gue berusaha hubungin lo, but it's all in vain!"tanya Mark sambil menguraikan pelukannya tanpa melepaskan pegangan dikedua bahu Rissa.
"Gue belum bisa cerita soal itu. Yang penting sekarang gue disini bukan? Bareng-bareng lagi sama lo."ucap Rissa sambil tersenyum manis kearah Mark yang sudah melepaskan pegangannya dibahunya.
"Lo gak akan balik lagi ke Jerman bukan?"tanya Mark yang masih tidak menghiraukan tatapan-tatapan penasaran dari para pengunjung kantin dan sahabat-sahabatnya kecuali Kelvin yang hanya diam dengan memalingkan wajahnya kearah samping.
"Kita liat aja nanti."jawab Rissa kepada Mark yang sudah mulai tenang dihadapannya.
"Ok! Jadi sebenarnya dia siapa kalian?"tanya salah satu sahabat Kelvin sambil menunjuk Rissa dengan dagunya.
"Dia sahabat gue dari kecil."jawab Mark sambil merangkul bahu milik Rissa.
"Udahkan Vin? Sekarang gue udah boleh pergikan? Kan gue udah ketemu sama Mark."ucap Rissa menatap sauadara kembarnya yang kini telah duduk ditempatnya tanpa menghiraukan tatapan kesal milik Rissa.
"Eits! Aku kan belum ngenalin sahabat-sahabat aku yang lain ke kamu!"ucap Kelvin yang kembali menggunakan aku-kamu.
"Terus masalahnya disini apa? Aku gak ada urusan juga sama mereka!"kesal Rissa sambil memutar kedua bola matanya kesal.
"Tapi sahabat-sahabat aku yang lain mau kenalan sama kamu!"ucap Kelvin yang sudah mulai kesal dengan ucapan Rissa yang berbelit.
"Udah deh Vin, mending lo suruh aja sahabat-sahabat lo buat kenalan ke Rissa. Kalo udah gini dia bisa-bisa lo cuman makan hati aja."celetuk Alzra yang mulai jengah melihat tingkah laku saudara kembar di hadapannya.
"Maksud lo apaan dah Zra?!"tanya Rissa sambil memberikan tatapan kesalnya ke arah Alzra sambil berkacak pinggang yang sama sekali tidak mendapat hirauan dari Alzra.
"Udah udah! Mending langsung aja kenalannya!"kesal Daniel melihat perdebatan yang tengah berlangsung dihadapannya.
"Kenalin gue Zeo. Zeo Niell Mahendra, cowok tercakep disini."ucap Zeo sambil mengedipkan salah satu matanya genit yang membuat Rissa dan sahabat-sahabatnya memasang muka ingin muntah.
"Gue Daniel. Daniel Fernando."ucap Daniel dengan tersenyum ramah kearah Rissa dan keenam sahabatnya.
"Exel. Exel Jonathan Divon."ucap Exel dingin dan datar sambil terus melihat kearah Rissa yang membuat Rissa merasa risih dengan tatapan Exel kepadanya.
"Nah! Ini sahabat gue dari kecil namanya Clarissa Nathaniel, kalian panggil aja Rissa. Dia ceweknya seru kok!"ucap Mark mengenalkan Rissa sambil melirik Rissa yang tengah memasang muka muak disebelahnya.
"Gue Alzra Michael Ezron, panggil aja Alzra. Sahabat Rissa dari Jerman."ucap Alzra sambil ber-ojigi atau biasa disebut dengan membungkukkan badan 15° khas orang Jepang.
"Gue Ray Martin Leardo. Panggil aja Ray."ucap Ray sambil tersenyum ramah kearah mereka.
"Cara. Cara Sella Ludwig."singkat Cara dengan wajah datar dan nada dingin.
"Raka. Raka Michael Fernandez."ucap Raka tak kalah datar dan dingin dari Cara.
"Gue Chico, Chico Schwarz. Sahabat Rissa juga dari Jerman."ucap Chico sambil tersenyum ramah.
"Gue Liona. Liona Nerdian Moldovan. Salam kenal ya! Maaf soal Raka sama Cara, mereka berdua kalo sama orang yang gak dikenal emang kaya gitu."ucap Liona ceria sambil merangkul Raka dan Cara.
"Gak papa kok!"ucap Zeo sambil tersenyum genit ke arah Liona yang hanya dibalas dengan tawaan oleh Liona.
"Lebih baik kalian gabung aja deh sama kami. Sekalian kita bisa mengakrabkan diri satu sama lain."ajak Daniel kepada Rissa dan ke-enam sahabatnya yang langsung dijawab 'ya' oleh Alzra tanpa menghiraukan tatapan maut dari Rissa yang ditujukan padanya.