webnovel

Chapter 10

Waktu istirahat telah selesai dan pertarungan antar tim dimulai kembali. Seluruh penonton cukup terkejut saat melihat anggota tim Anxia begitu juga dengan tim musuh mereka. Mereka tidak pernah menyangkah jika Logan yang terkenal akan petualang individu berada di satu tim dengan petualang baru.

Meskipun Nicole juga termasuk petualang senior yang tingkat petualangnya sama dengan Logan, namun karena Nicole yang jarang sekali menunjukkan keberadaannya dengan wujud aslinya. Sehingga ia tidak menarik perhatian. "Sepertinya petualang Logan cukup terkenal," ucap Nicole sambil menyeringai.

Logan yang mendengar itu hanya bisa mengembuskan napas pelan. Ia tahu jika akan menjadi seperti ini. Namun, ia tidak mempedulikan tatapan dari semua orang yang ada di arena. Ia hanya merasa sedikit kesal dengan tatapan menyindir dari Nicole. Logan tidak penah mengetahui kenapa pria berambut silver pendek itu selalu menatapnya dengan tatapan menyindir atau merendahkan.

"Hah … kita fokus saja," ucap Logan.

"Kalau begitu aku akan memberikan arahan," ucap Nicole dan mendapatkan anggukkan kepala dari keempat anggota timnya sebagai jawaban.

"Anxia dan Alina akan mengurus dua wanita di tim mereka, Logan melawan pemimpinnya, dan Nora coba kau buat pingsan dua orang yang menggunakan sihir. Aku akan melindungi kalian dari belakang," ucap Nicole.

Anxia dan yang lainnya menganggukkan kepala lalu menatap musuh mereka dengan tajam. "Bersiap … mulai!"

Mendengar perkataan itu, Anxia, Logan dan Alina segera memelesat kearah target mereka masing-masing. Nora mengayunkan kipas tangannya dengan anggun dan menciptakan pusaran angin kecil yang muncul di belakang dua orang yang membawa tongkat sihir.

Dua orang yang membawa tongkat sihir itu terlihat terkejut dan segera menciptakan pelindung yang terbuat dari tanah untuk melindungi diri mereka sendiri. Sedangkan tiga orang yang menjadi regu penyerang di tim mereka sedang kesulitan berhadapan langsung dengan Anxia, Alina dan Logan.

Mereka tidak akan pernah menyangkah jika akan berhadapan dengan Logan yang merupakan petualang tingkat platinum dan Anxia yang sudah sangat di kenal sebagai petualang jenior terbaik dalam perekrutan kali ini.

Sehingga, anggota tim musuh Anxia dan yang lainnya hanya bisa pasrah menerima kekalahan mereka tanpa menunjukkan kemampuan terbaik mereka. "Pemenangnya, tim empat!"

***

Tes terakhir telah selesai dengan penutupan dari wakil pemimpin guild Arvie. Anxia dan yang lainnya sedang menikmati waktu mereka di kantin guild setelah seharian berada di Arena guild. "Kerja bagus semuanya," ucap Anxia.

"Akhirnya selesai juga, dengan begini kita bisa resmi mengambil misi?" tanya Alina.

Logan menganggukkan kepala. "Benar."

"Apa kita ambil misi tim? Ah … tapi kalau Logan dan kak Nicole tidak bisa ikut, kita bisa mencari misi untuk tiga orang," ucap Anxia.

"Aku tidak masalah. Aku sudah menyelesaikan pekerjaan di rumah dan bisa berlibur selama dua bulan," ucap Nicole.

"Aku juga tidak masalah. Lagipula aku sudah memutuskan untuk bergabung dengan tim kalian. Tentu saja aku akan ikut dengan kalian mengambil misi tim," ucap Logan.

"Kalau begitu…"

"Permisi," ucap Bianca memotong perkataan Anxia, dan menarik perhatian kelima orang di hadapannya.

"Oh … nona Bianca, ada yang bisa kami bantu?" tanya Anxia.

"Tuan Arvie memanggil kalian ke ruangannya," ucap Bianca.

Anxia dan yang lainnya yang mendengar itu menjadi bingung tapi menganggukkan kepala mereka dan berjalan mengikuti Bianca menuju ruangan Arvie yang ada di lantai dua. Bianca mengetuk pintu lalu berjalan masuk setelah mendengar suara Arvie yang mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Tuan Arvie, saya sudah membawa mereka," ucap Bianca.

Arvie yang sedang sibuk dengan pekerjaan di hadapannya hanya menganggukkan kepala tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di hadapannya. "Baiklah, terima kasih. Kau bisa pergi."

Bianca memberikan hormat lalu berjalan meninggalkan ruangan Arvie. "Silakan duduk," ucap Arvie.

Anxia dan yang lainnya segera duduk di sofa yang ada di hadapan meja kerja Arvie sambil menunggu pria berambut hitam itu menyelesaikan pekerjaannya. Arvie meletakkan bulpen bulunya lalu mengalihkan pandangan dari berkas di atas meja kepada lima orang yang menatanya.

"Hm … senang bertermu dengan kalian, aku wakil ketua guild Thavma. Arvie Guadalupe, dan selamat atas keberhasilan kalian masuk ke guild Thavma," ucap Arvie sambil tersenyum ramah.

"Terima kasih, wakil ketua," ucap Anxia, Nora dan Alina secara bersamaan.

"Aku tidak pernah menyangkah jika Logan yang tidak pernah berniat untuk bergabung dengan tim manapun atau Nicole yang bahkan tidak pernah berada di guild lebih dari dua kali dalam satu bulan bersedia bergabung dengan tim kalian," ucap Arvie, namun kedua pria yang ia sebutkan itu terlihat tidak peduli dengan perkataan Arvie dan mengalihkan pandangan mereka.

"Anu … wakil ketua, kalau boleh saya bertanya. Kenapa Anda memanggil kami?" tanya Alina yang merasakan kecanggungan di sekitar mereka.

"Oh benar juga … aku hampir lupa alasan memanggil kalian," ucap Arvie lalu mencari sesuatu di laci meja kerjanya. "Ini dia."

Arvie berjalan lalu meletakkan dua lima lembar kertas di meja kopi yang ada di hadapan Anxia dan yang lainnya. Anxia dan yang lainnya membaca isi dari kertas itu dan menjadi sangat terkejut. "Ini…"

Arvie menganggukkan kepala. "Itu adalah misi pertama kalian sebagai tim di guild Thavma."

"Misi ini … menghentikan dan mencari informasi pergerakan Skia?" tanya Logan.

Arvie menganggukkan kepala. "Misi ini diberikan oleh ketua guild saat ia berkunjung siang tadi, dan beliau menunjuk tim kalian secara langsung untuk mengurus misi ini."

"Tapi kenapa kami?" tanya Nora.

"Saat ini tim kalian termasuk tim terbaik di guild Thavma. Karena petualang tingkat Platinum lainnya telah di sebar untuk mencari informasi lainnya mengenai Skia dari lima tahun lalu. Jadi, kita tidak bisa menarik mereka untuk kembali dan mengurus masalah ini," ucap Arvie.

Nicole meletakkan kertas misinya lalu menyilangkan kaki sambil menatap Arvie tajam. "Tapi ini misi yang cukup berbahaya untuk petuaang junior seperti mereka. Meskipun aku dan Logan berada di satu tim, kita tidak bisa menjami keselamatan tiga orang saat keselamatan kita sendiri belum bisa di jamin."

Arvie yang mendapatkan tatapan tajam itu terlihat gugup dan mengalihkan pandangannya dari Nicole. Dengan tatapan tajam itu, ia sungguh tidak berani menatap mata biru yang terlihat indah itu. "Ehem … itulah kenapa dalam misi kalian, kalian bisa memilih sendiri. Jika Skia bergerak dan membuat kekacauan, kalian bisa meminta bantuan anggota guild. Misi utama kalian adalah mengumpulkan informasi di Gorgona. Karena di sana kami mendapatkan informasi pergerakan Skia."

"Gorgona?" tanya Alina yang terkejut mendengar nama kerajaannya.

Arvie menganggukkan kepala. "Itu juga yang menjadi alasan kenapa tim kalian yang di kirim. Karena nona Alina adalah bagian dari keluarga kerajaan Gorgona. Jadi, sepertinya nona Alina juga memiliki tanggung jawab untuk mengetahui hal ini."

"Jika memang Skia berencana membuat kekacauan di Gorgona, tentu saja aku tidak bisa membiarkannya. Maaf semuanya, tapi aku akan menerima misi ini," ucap Alina.

Anxia yang mendengar itu tersenyum lembut dan menyentuh pundak Alina. "Kita adalah satu tim, tentu aja kita akan pergi bersama."

"Anxia…"

"Apa yang dikatakan Anxia benar. Tidak mungkin kita membiarkanmu sendirian mengurus masalah ini. Terutama jika lawan kita adalah Skia," ucap Nora.

"Tapi…"

Nicole langsung terdiam saat mendapatkan tatapan tajam dari Anxia dan menganggukkan kepalanya. Logan yang memperhatikan komunikasi antar saudara itu hanya bisa tertawa kecil. Ia tidak pernah menyangkah jika Nicole yang terkenal dingin dan tidak banyak berekspresi dapat diam dan lebih banyak berekspresi di sekitar adiknya.

"Kalau begitu kami akan menerima misi ini," ucap Anxia sambil tersenyum ceria kepada Arvie.

Arvie yang menyadari kediaman Nicole hanya bisa melirik keara pria berambut silver pendek itu sebelum tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Baiklah, kalian tinggil membawa misi ini kepada Bianca dan menuliskan nama ketua dan anggota tim kalian,"

"Ketua tim?"

"Kalian belum menentukan ketua tim? Hm … kalian perlu menunjuk ketua tim untuk mengambil keputusan di saat darurat dalam menjalankan misi. Jadi, sebelum memberikan misi ini kepada Bianca, aku harap kalian sudah menentukan ketua tim kalian," ucap Arvie.

"Ah … baik, wakil ketua," ucap Anxia.

"Kalau begitu kalian bisa pergi," ucap Arvie.

Anxia dan yang lainnya langsung berjalan meninggalkan ruangan Arvie. "Aku tidak mau jika bukan Anxia yang menjadi pemimpin tim ini," ucap Nicole setelah mereka keluar dari ruangan Arvie.

Nora dan Alina langsung terdiam saat mendengar itu dan Anxia menepuk wajahnya pelan sambil mengembuskan napas. "Aku tidak masalah siapapun yang menjadi ketua tim ini," ucap Logan yang langsung mendapatkan tatapan dari Alina, Nora dan Anxia.

Nicole menganggukkan kepala sambil tersenyum senang meskipun dengan wajah dinginnya. "Kalau begitu…"

Belum selesai Nicole berbicara, ia langsung mendapatkan pukulan dari adik kesayangannya. "Berhentilah bersikap kekanakan. Akan lebih baik jika kau atau Logan yang menjadi pemimpin, aku masih petualang junior dan aku bahkan buta arah. Mana mungkin aku menjadi ketua."

"Hoo … ini cukup mengejutkan. Kau buta arah?" tanya Nora.

"Ugh ... benar juga. Anxia memang buta arah. Kalau begitu aku akan menjadi ketuanya, apa tidak masalah?" tanya Nicole yang sudah pulih dari pukulan adiknya dan bersikap seperti tidak merasakan apapun.

"Aku tidak masalah," ucap Logan diikuti dengan anggukkan kepala dari Alina dan Nora.

Setelah itu, Nicole dan lainnya segera pergi menemui Bianca di meja resepsionis untuk menerima misi mereka. Hah … sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang ramai, batin Logan.

Bersambung…

Via kembali!!

Maaf karena menghilang cukup lama

Terima kasih karena tetap setia menunggu update cerita via

Sampai jumpa lagi

Like it ? Add to library!

DementiviaKcreators' thoughts