webnovel

THE RUTHLESS MAFIA

Dexter Maston , 28 Bos mafia di Italia yang terkenal akan kebrutalannya, tapi penampilan dan wajah nya tidak sesuai dengan image mengerikan yang selalu orang pikirkan. Ia sangat menawan dengan ciri khas jas serba hitam. Mata biru bagai lautan yang memiliki tatapan menusuk membuat semua orang bergetar. Cassy joshly Gadis 19 tahun yang baru tamat dari sekolah dan berencana kuliah di italia. Penampilan polosnya dengan mata berwarna hijau dan kecantikan bak model membuatnya menarik perhatian siapa saja. Apa yang akan terjadi saat cassy yang polos dan lugu bertemu dengan mafia yang brutal? Warning!! Novel ini mengandung unsur dewasa, kata kasar, kekerasan, dll. Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. Terima kasih READ AT YOUR OWN RISK

Monkymoky · 若者
レビュー数が足りません
10 Chs

CHAPTER 6

(Flashback)

Dexter POV :

*2 minggu yang lalu*

"ahhh ahhhh... dexter honey....

"yesss... Ahh ahhh...

Tidak cukup

Entah kenapa pikiran ku terus dipenuhi wanita itu. Hanya memikirkan tatapannya membuatku semakin terobsesi dengannya. Mata hijau nya yang terlihat sangat polos... Orang orang sepertiku sangat haus akan kepolosan sepertinya.

"STOP" perintah ku sambil menepis tangan jalang ini.

"peraturan pertama, jangan menyentuhku!"

Desahan yang memenuhi ruangan tadi menjadi hening, ia terlihat ketakutan.

Tapi rasa takut ini sangat aku sukai. Karna ini membuatku merasa sangat berkuasa. Monster didalam diriku hanya terpuaskan dengan ketakutan, teriakan, dan darah orang orang lemah.

"fuck off" ,kataku sambil berjalan menuju balkon

"apa? Kenapa? Aku bahkan belum..

Dorrr!!!

"Peraturan kedua, know your fucking place bitch"

Kedua anak buah ku yang sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan langsung masuk kedalam dan membersihkan sampah itu.

"bos semua bisnis diwilayah ini telah selesai", kata carlos sambil masuk dengan sebuah file

"hmm" jawabku

"Dan ada informasi tambahan tentang cassy..

Suami tantenya john, ia memiliki hutang yang besar di salah satu casino anda di california" ,jelas nya

Senyuman sinis tergambar di wajahku.

Cassy.

Setelah dua minggu menahan diriku, sekarang aku punya alasan untuk membalaskan dendam.

Memilikinya bukan hal yang sulit, aku bisa saja menculiknya, memilikinya lalu membunuhnya langsung. Tapi itu terlalu mudah untuknya.

Aku akan menggunakan alasan hutang pamannya untuk menahannya lalu menghancurkannya pelan pelan sampai ia merasa lebih baik mati dari pada hidup baru saat itu aku akan memberitahu alasan sebenarnya dan membuatnya membenci marco atas apa yang ia alami.

Hanya sampai saat itu dendam ku akan terbalas sepenuhnya.

"oh dan bisnis di LA mengalami sedikit kendala, saya rasa anda harus ada disana untuk 2 minggu" , kata carlos menyadarkan ku kembali

(flashback end)

----------------------------------------

Cassy POV :

Lagi lagi aku terbangun di kamar yang sama. Menatap ke tirai jendela yang berwarna silver dengan ukiran gold membuatnya terlihat mewah. Aku berharap kalau semua ini hanya mimpi. Aku tidak tau sudah berapa jam berada dikamar ini.

Krekkk!

Pintu kamar terbuka dan mataku terpaku pada bayangan hitam yang kemudian memunculkan lelaki tampan berhati dingin itu.

"sudah memutuskan?" , tanya pria yang aku bahkan tidak tau namanya.

"aku bahkan tidak tau namamu",kata ku

"oh.. Apa itu yang kau cemaskan sekarang? ", tanyanya dengan nada menyindir sambil berjalan kesamping ranjang

"berapa utang tanteku? Aku akan berusaha melunasinya"

"waktu melunasinya telah habis sejak lama, biasanya hanya kematian yang bisa melunasinya sekarang. Tapi khusus karenamu aku memberi pilihan lain", jawabnya dengan bangga

"bagaimana aku tau kalau yang kau katakan itu bukan bohong?" , tanyaku lagi

"untuk apa aku berbohong? Kalau aku mau, aku bisa menyekap mu disini tanpa persetujuanmu" ,jawabnya yang kuakui merupakan fakta

"aa paaa yang maau kau la kukan?" tanyaku panik ia membungkukkan badannya ke badanku

Tetapi ia tidak menjawab dan malah mendekat, aku bisa merasakan senyuman sinis diujung bibirnya yang menghilang dalam hitungan detik.

"melepaskan tali" , jawabnya sambil menunjukkan kedua tali didepan mata ku.

Tanpa kusadari ia telah melepaskan tali yang mengikat kedua tangan ku .

Aku terdiam sesaat.

"karna sepertinya kau belum bisa memutuskan.", ucapnya sambil menduduki sofa yang berada tidak jauh dari ranjang

"aku akan membantumu" , katanya lagi sambil menekan remote ditangannya yang kemudian memunculkan sebuah video tante ely dalam layar tv yang sebesar layar bioskop.

Aku baru menyadari ada televisi seukuran layar theater di seberang ranjang ku, mungkin karena gelapnya ruangan ini dengan desain interior warna hitam dan silver . Kelihatannya ia sangat menyukai kegelapan.

"cassy, maafkan tante. Bagaimana pun juga john suami ku... mungkin ini juga saatnya kamu membalas budi atas jasa tante membesarkanmu. Maaf cassy" ,

dengan itu videonya berakhir dan air mataku pun mengalir. Bagaimana bisa tante ely tega?

"aku tidak punya waktu seharian melihat mu menangis, putuskan sekarang juga" , kata nya dengan nada tinggi

"fuck you" , kutuk ku sambil menatapnya dengan penuh kebencian

"ohh yeah we'll fuck darling, but later" , katanya dengan senyum sinis

"jangan bermimpi!", kataku langsung

aku bisa merasakan betapa panasnya pipiku sekarang. Shit.

Lagi lagi aku bisa merasakan senyuman sinis penuh kemenangan nya dari ujung mataku.

"aku tidak peduli", kata ku sekarang menatapnya

Ia menaikkan sebelah alisnya

tanda tidak mengerti

"bunuh mereka kalau kau mau,mereka bahkan tidak mempedulikan apa yang akan terjadi padaku, kenapa aku harus peduli? Lakukan sesukamu, aku tidak peduli. Jadi lepaskan aku sekarang" , ujarku dengan berani

Dari ekspresinya aku tau ia terkejut untuk beberapa detik

"ternyata kau menyimpan hati yang dingin dibalik wajah polosmu. Menarik.. " , katanya dengan ekspresi tertarik

"baiklah, sesuai perjanjian", sambil mengeluarkan hapenya, ia menelepon seseorang

"sekarang" perintahnya dan saat itu juga layar tv kembali menyala menampilkan

"tante ely?" , kataku dengan mata membesar

Berbeda dari yang tadi, ini merupakan video call dan terlihat tante ely bersama suaminya duduk dengan badan terikat di kursi masing masing.

Tapi kali ini mulut mereka tertutup lakban hitam. Mereka terlihat ketakutan dan saat tante ely melihat ku, ia menangis dan bergumam seperti meminta tolong.

"apa ini?" ,tanyaku panik

"tantemu? " ,jawabnya polos

"aku tau! Apa maksud mu?!, teriak ku

"peraturan pertama, dont fucking shout at me!" , katanya dengan nada tinggi dan amarah dimatanya.

"seperti katamu, bunuh mereka" , katanya lagi dengan ekspresi datar

"ta.. Tapi... " aku tidak bisa melanjutkan perkataanku

"dalam hitungan ke3 ,anak buah ku akan menembak mereka" ,katanya seperti itu hal biasa baginya

Jeritan samar samar makin menjadi dari tante ely dan suaminya, mereka seperti memelas..

"satu" , ia mulai menghitung

Panik merasuki ku..

Tangis tante ely semakin menjadi, rasanya hatiku seperti disayat. Tante ely, ia yang menampungku saat tidak ada siapapun yang mengiginkanku

"kumohon, jangan" , sekarang aku turun dan berjalan kearahnya

"aku mohon!! jangan, aku mohon, pleaseee" sambil menangis aku berlutut

"dua"

"Aku setuju!! Apapun itu akan aku lakukan!! , aku mohon jangan bunuh tante ely. Aku mohon"

"ti.."

"pleasee... Cuma dia yang aku punya ,she saved me when no one wants me, pleasee.. " , kataku sambil menangis putus asa

"lepaskan mereka " ,katanya tenang.

Dengan itu layar tv kembali mati.

"sekarang kau milikku" ,katanya sambil mengangkat daguku menatapnya.

"you are a monster" , kataku dengan tatapan kebencian

"baru menyadarinya?" , jawabnya tersenyum sinin sambil mengangkatku kembali ke ranjang...