Hadyan masih mencengkram kedua bahu Tasia agar gadis itu tidak terjatuh dihantam ombak.
Perlahan kedua kaki pria itu mulai menyatu. Awalnya terlihat seperti manusia duyung yang kakinya akan berubah menjadi sirip, namun pada kedua kaki yang menyatu itu terlihat sisik-sisik hitam legam mengkilap yang muncul dan menutupi seluruh bagian kakinya. Lalu kaki yang sudah menyatu sempurna menjadi bulat tersebut semakin besar bagai sebuah batang pohon, lalu memanjang hingga 100 meter ke belakang, membelah bibir pantai. Kaos hitam yang ia kenakan kian merenggang hingga akhirnya robek dan mengambang di atas air terbawa arus ombak.
Tanpa sadar mulut Tasia sudah menganga lebar. Kakinya bagai terpaku ke dalam pasir berkarang. Ia tak berkutik melihat sosok yang entah monster atau apa yang ada di hadapannya itu.
Hadyan mengangkat dagu gadis itu agar mulut Tasia menutup. "Awas tertelan nyamuk." Godanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください