Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Mengenakan pakaian yang rapi dan jaket hangat menambah rasa semangat di pagi ini. Tidak lupa sambil menenteng segelas kopi americano panas aku menunggu datangnya bis. Ah itu dia bis sudah datang. Pagi ini aku melihat ada lima orang yang naik satu bis denganku. 1 anak sekolah, 1 ibu rumah tangga, dan sisanya hanya pekerja kantoran. Itu semua terlihat dari raut wajah, pakaian dan barang bawaan. Aku memang suka memperhatikan orang untuk melihat bagaimana latar belakang mereka, tentunya juga untuk mengasah dan menambah kemampuan deduksi milikku. Perjalanan menuju kampus tidak terlalu lama. Hanya perlu sekitar 20 menit aku sudah berada di pintu depan kampus. University College London, tempat orang - orang mencari ilmu dan tempat banyak kasus kejahatan yang muncul. Berdasarkan data yang aku dapat di internet, kampus ini terkenal dengan banyak kasus yang tidak terpecahkan. Dari kasus sepele sampai kasus besar yang baru saja terjadi, seperti terbunuhnya seorang mahasiswi fakultas kedokteran secara tiba - tiba di ruangan kelas tertutup yang sampai saat ini belum diketahui siapa pembunuhnya. Berdasarkan kasus tersebut aku memutuskan untuk masuk ke jurusan psikologi fakultas kedokteran. Bidang yang aku senangi dan disisi lain dimana aku sangat tertarik dengan kasus tersebut. Kelas perdana pagi ini dimulai pukul 8. Saat ini baru pukul setengah 8, masih ada setengah jam sebelum kelas dimulai. Aku memutuskan untuk menuju tempat kejadian kasus pembunuhan mahasiswi tersebut sambil menghabiskan waktu. Di tempat kejadian masih terpasang garis polisi. Sebuah ruang kelas kecil yang berada di pojok kanan ruangan di lantai 1. "Penjahat memilih tempat yang tepat", gumamku dalam hati. Sekilas aku lihat suasana dalam kelas yang masih berantakan dibiarkan begitu saja, mungkin untuk menjaga kesucian tempat kejadian. Sayangnya aku tidak bisa masuk, tidak untuk saat ini. Melihat suasana kampus yang masih ramai oleh civitas akademika. Tidak bisa menggali lebih dalam, aku memutuskan untuk menuju ke kantin fakultas, eits tapi tunggu dulu, apa ini? Aku menemukan sebuah lubang kecil di kaca yang tersembunyi dibalik stiker. Sebuah stiker yang berisi promosi unit kegiatan mahasiswa fakultas yang belum aku kenal, sepertinya juga kurang terkenal di kalangan mahasiswa. Namun setidaknya sudah terjawab bagaimana gas beracun bisa masuk ke ruangan kelas dan membunuh si mahasiswi. Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang melakukannya? Apa hubungannya dengan stiker unit kegiatan mahasiswa yang ditempelnya? Sampai saat ini hipotesisku merujuk pada pelaku sangat mahir menggunakan gas beracun dan melakukan pengeboran.
"Baiklah semua, itu dari saya untuk hari ini, silahkan dipelajari lagi sumber - sumber yang sudah saya berikan, terimakasih dan selamat siang", kata dosen pengajar.
Mata kuliah ini menjadi mata kuliah terakhir sebelum dilanjut nanti sore. Banyak hal yang ternyata bisa aku dapatkan dari jurusan ini. Sangat bisa membantu dalam meningkatkan ilmu intuisi yang aku miliki. Saatnya menggali lebih dalam materi hari ini dengan belajar di perpustakaan fakultas. Ternyata perpustakaan kampus sangat lengkap. Ada beberapa buku yang tidak bisa aku temukan di luar sana ada dibarisan rak perpustakaan ini. Bukannya sudah saatnya makan siang? Ah untungnya hari ini aku mendapat makanan gratis dari penjaga kantin karena berhasil menebak latar belakangnya. Satu kotak makan siang lengkap berisi lauk dan sayurnya. Ada bonus jus apel pula, sungguh keberuntungan seorang mahasiswa baru di hari pertamanya. Kusantap semua makanan tadi sambil menambah wawasanku. Wawasan tentang ilmu psikologi. Hari ini masih ada 1 kelas lagi untuk diikuti. Setelah itu barulah pekerjaan utamaku dimulai.
Tanda bel berakhirnya kelas sudah dibunyikan. Bel tersebut juga menjadi pertanda saatnya mempersiapkan diri untuk melakukan pekerjaan. Pekerjaan yang tidak mengharuskan semua orang tahu. Karena sangat berisiko untuk keselamatanku. Pekerjaanku adalah membantu kepolisian bagian London untuk memecahkan setiap kasus kejahatan. Aku melakukannya secara sukarela, ya meskipun tidak sepenuhnya sukarela karena aku mendapat imbalan berupa akses penuh terhadap data kepolisian dan dilindungi secara penuh jika terjadi ancaman. Saat ini waktu menunjukkan pukul 18.30. Aku sedang menunggu jemputan dari Sersan John. Hari ini ada kasus pembunuhan di sebuah restoran terkenal di London. Nah itu dia Sersan John datang dengan mobil patroli miliknya.
"Hei nak bagaimana kabarmu hari ini? Ayo masuklah", kata Sersan John dari dalam mobil patroli,
"Sangat luar biasa Tuan John", sahutku sambil memasuki mobil patroli,
"Oh iya? Hari ini kabarku kurang bagus nak, ada kasus pembunuhan lagi, padahal hari ini adalah hari jadi pernikahanku yang ke 7, aku sangat ingin makan malam dengan istriku", kata Sersan John sambil membawa kami menuju lokasi kejadian,
"Ah sangat sial nasibmu tuan John, tapi tenang saja, malam ini kau bisa pulang cepat", kataku dengan sangat percaya diri.
Kami akhirnya tiba di King Street, London. Disini memang menjadi pusat ekonomi kota London. Banyak sekali restoran, bar, dan supermarket memenuhi samping jalan, tapi yang menjadi perhatian kami adalah restoran ini. Restoran perancis yang menjadi lokasi kejadian pembunuhan.
"Selamat malam Sersan John, selamat malam juga tuan detektif", sapa tuan Bortus seorang anggota polisi muda kepada kami sambil menyalami kami,
"Selamat malam tuan Bortus, seperti biasa anda terlalu formal memanggilku tuan detektif, seharusnya anda memanggilku dengan namaku saja lagian anda yang lebih tua tuan", sahutku
"Ah tidak - tidak tuan, jasamu sudah sangat banyak kepada kepolisian, jadi tidak patut jika saya memanggil namamu", kata tuan Bortus sambil tersenyum,
"Jadi bisa ceritakan Bortus, detail tentang kasus ini", kata Sersan John,
"Baik Sersan, korban adalah seorang laki - laki berusia 25 tahun warga negara perancis, namanya adalah tuan Didier Maxwel. Dia sedang melakukan perjalanan wisata di Inggris. Korban datang ke restoran ini sendirian pada pukul 17.10. Dia lalu memesan 1 pasta, 1 (makanan khas perancis), dan segelas wine. Pada pukul 17.30, korban menuju toilet dan sudah setengah jam dia tidak kembali dari toilet. Merasa khawatir bahwa korban melarikan diri, seorang pelayan datang menemuinya di toilet dan menjumpai tuan Maxwel sudah tidak bernyawa di salah satu bilik wc. Korban meninggal dengan luka tusukan di dada", papar tuan Bortus sambil membawa kami ke lokasi pembunuhan.
Di lokasi kejadian masih terlihat noda darah dilantai wc. Aku mengira korban ditemukan sekitar 15 menit setelah pembunuhan. Terlihat dari noda darah tersebut.
"Di sekitar sini ada cctv kan?", tanya Sersan John,
"Ada, tapi..", sahut tuan Bortus lalu aku sela,
"Ada cctv tuan John tapi terlalu jauh jadi tidak bisa memastikan wajah pembunuhnya, aku tadi sempat melihat 1 diluar dan jarak antara kamar mandi dengan sudut terekamnya cctv sangat jauh, bisa saja pembunuhnya menyelinap masuk dan keluar bersamaan dengan lalu lalang orang - orang ke kamar mandi", sahutku,
"Kalau begitu aku mau mendengar kesaksian dari pelayan yang menemukan jasadnya", pinta Sersan John,
"Aku melihat dia menuju ke kamar mandi, tapi setelah setengah jam dia tidak kunjung balik. Karena penasaran aku langsung menuju ke sana dan menjumpai dia sudah tergeletak tidak bernyawa, ini benar - benar pengalaman paling buruk yang menimpa diriku", kata saksi sambil ketakutan,
"Kau tidak berpapasan dengan seseorang yang mencurigakan disana?", tanya Sersan John,
"Aku berpapasan dengan beberapa orang tapi aku tidak tahu apakah mereka mencurigakan karena aku hanya fokus ke tuan itu", jawab saksi.
Sebuah kesaksian yang aneh, apa pedulinya seorang pelayan kepada tamu sehingga dia menyusulnya ke kamar mandi, kalau memang takut tidak membayar kenapa masih ada jas dan tas korban di meja makan. Saat aku masih bergumam dengan kesaksian korban, tiba - tiba seorang perempuan masuk dari pintu belakang.
"Kau dari mana lagi? Bukankah kau tadi habis istirahat sekarang istirahat lagi?", kata pimpinan koki,
"Maaf tuan tadi saya hanya membuang sampah", kata perempuan itu,
"Baiklah sekarang kembali ke posisimu dan jangan keluar - keluar lagi", kata pimpinan koki.
Melihat kejadian tersebut membuatku ingin melihat rekaman cctv. Aku pun dibawa ke ruang cctv. Aku melihat pergerakan setiap orang dari pukul 17.30 sampai 18.10. Dan ternyata seperti itu.
"Baiklah kasus ini akan kami selidiki lebih jauh lagi", kata Sersan John kepada semua pekerja dan pemilik restoran,
"Sebenarnya kita tidak perlu menyelidiki lebih jauh lagi sersan", sahutku,
"Apa maksudmu tuan detektif?", tanya tuan Bortus,
"Biar aku jelaskan kejadian yang sebenarnya. Pada pukul 17.39 korban menuju ke toilet dan tanpa membawa semua barang bawaannya. Pukul 17.42 perempuan yang masuk dari pintu belakang tadi keluar dari kamar mandi dengan tergesa - gesa lalu masuk ke ruang masak. 1 menit kemudian tuan pelayan menuju ke ruang masak. Hanya 5 menit dia didalam lalu keluar menuju ke kamar mandi. Pukul 18.07 pelayan ini keluar dari kamar mandi dan menuju ke ruang masak lalu semua koki dan pelayan bebarengan menuju ke kamar mandi, tapi anehnya si pelayan ini tidak ikut keluar bersama yang lain dan baru keluar 5 menit kemudian. Paling aneh lagi perempuan tadi tidak ikut dalam rombongan koki dan pelayan keluar menuju ke kamar mandi. Coba perlihatkan rekaman cctv saat tuan pelayan ini menuju ke kamar mandi, coba perhatikan apa yang tangan kanannya pegang", kataku,
"Itu serbet", kata Sersan John,
"Iya sebuah serbet. Serbet untuk menutupi sebuah pisau. Coba perhatikan pisau ini, jika aku tutup dengan serbet yang sama maka akan menjadi, nah seperti ini persis seperti pelayan ini pegang", kataku sambil menjelaskan,
"Lalu dimana pisau itu berada? Kita tidak menemukannya sama sekali", tanya Sersan John,
"Itu dibuang di tempat sampah oleh perempuan tadi", jawabku,
"Coba kalian periksa di tempat sampah", pinta Sersan John,
"Baik pak", kata petugas.
Petugas polisi benar - benar menemukan pisau dan serbet tersebut didalam tong sampah. Pelaku ialah pelayan yang menemukan korban itu sendiri. Dia mengaku kalau korban menggoda perempuan yang membuang barang bukti saat keluar dari kamar mandi. Ternyata perempuan tadi adalah pacar dari pelayan itu. Karena tidak terima pacarnya di goda oleh orang asing, dia lalu membunuh korban di bilik wc. Kasus pun selesai dan pelaku dibawa ke kantor polisi. Sekali lagi namaku bersinar terang dan makin terkenal dikalangan polisi London. Ya namaku adalah Harry, Harry McMohan Junior seorang detektif muda yang tidak resmi.