"Aku mencium seseorang."
Bibi Helena kaget dengan pernyataan putri, ini bahkan bukan hal yang biasa.
Putri menceritakan kejadian konyol yang baru saja menimpanya, dia terlihat lugu sekali.
"Apa pria itu tau putri menghilang begitu saja?"
"Entah, mungkin saja dia tak tahu. Saat itu keadaannya sangat gelap."
"Bagaimana kalau pria itu mencari putri?"
"Aku akan menghilang lagi."
Dia lupa dengan perkataan paman Nicholas untuk tidak menggunakan kekuatannya kecuali untuk hal-hal darurat di sekitarnya.
***
Arsen mencari sosok yang hilang begitu saja, dia ingin bertanya kenapa gadis itu tiba-tiba menciumnya. Dan dia penasaran siapa gadis itu? Sangat anggun dan wangi. Pikirnya.
Karna tidak menemukan sosok gadis itu, dia menyerah dan kembali ke halaman pesta penyambutan.
Sebenarnya dia mencari tempat sepi untuk merokok dan menenangkan perasaannya, hatinya terus memikirkan mantan kekasihnya yang putus beberapa bulan yang lalu.
5 tahun pacaran, dia dihianati. Dan kini, Arsen sangat muak dengan semua gadis.
Dia kembali ke teman-temannya dan pikirannya teralihkan karna gadis misterius yang menghilang begitu saja.
***
Putri menatap seluruh teman-temannya yang kini tengah meminta penjelasan. Mereka sudah menghubungi puluhan kali nomor putri tapi tak dijawab.
"Kamu meninggalkan pesta, Jess, kita nyariin kamu. Kamu ke mana sih semalam?" tanya Davina.
"Aku ada urusan mendadak, maaf."
Mereka kembali sibuk dengan obrolan mereka, dan Jessica mengamati sekitarnya, dia takut pria semalam yang dia cium muncul tiba-tiba.
"Kamu nyariin siapa Jess?
Jessica menggeleng dan pura-pura sibuk dengan novelnya.
Deg.
Arsen melewati kelasnya, dia langsung menutup wajahnya dengan novel. Kenapa pria itu tahu - tahu muncul sih.
Teman-temannya sibuk melirik Arsen dari jendela, Arsen tengah berjalan dengan Anggota gengnya.
STAR. Geng yang terdiri dari 4 pria tampan. Sam, Tristan, Arsen, dan Robert.
Anggota geng yang selalu membuat gadis-gadis itu berteriak histeris, apalagi mereka terkenal sangat kaya dan berkelas.
Jessica menatap teman-temannya yang menggilai pria yang diabaikannya. Dia tak peduli dengan ketenaran dan kehebohan yang terjadi, lagi pula itu bukan tujuan nya datang kebumi.
"Jess! Gila Arsen ganteng banget!" teriak lyly. Dia menarik novel Jessica yang sedari tadi dibacanya.
"Kembalikan novelku."
"Menurutmu, di antara Robert dan Arsen lebih keren mana?"
"Gak ada."
"Gak asyik deh Jess!" memanyunkan bibir dan melipat tangan, kesal dengan sikap judes Jessica.
"Girls, kita ke kantin yuk?, laper, lagian dari pagi kelas kosong terus!" ajak Kara.
"Yukkk..." jawab mereka kompak.
Sampai di kantin utama kampus, Jessica melihat Arsen dan gengnya berada di tempat duduk yang lumayan jauh, kantin kampusnya semegah rumahnya, dan tentu saja, dia suka dengan makanan disini yang jarang dihidangkan saat berada di langit.
Dia baru menyadari bahwa liontinnya tidak terpasang di lehernya, Ahh! mungkin saja jatuh saat dia menindih tubuh pria yang kini berada 10 meter dari jangkauannya, dia mengambil posisi duduk yang tidak satu arah dengan Arsen. Tangannya sibuk memainkan ponsel.
"Jess, mau pesen apa? tinggal kamu doang yang belum."
Dia membaca menu yang kebanyakan adalah daging sapi. Bosan.
Dia tertarik dengan Burger daging domba, menu termahal yang hanya sering dipesan oleh gadis konglomerat, harganya mencapai 7 juta untuk 5 porsi.
"Aku pesan Burger The glamburger."
Teman-temannya melongo, itu pesanan yang jarang sekali dipesan, paling hanya beberapa kali dalam setahun.
Jessi langsung menuju tempat untuk memesan, bahkan pelayan kantin heran dengan pesanan yang dipilih Gadis cantik di depannya.
Burger 1 porsi besar untuk 5 orang
Pancake
Stroofwafel
dan 5 Verse Munt Thee
"Bisa minggir gak?"
Suara gadis lain mengagetkan Jessi dan Kara yang sedang memesan, jessi menoleh dan seperti pernah melihat mereka. Ahh ternyata mereka, beberapa hari yanglalu berfoto-foto di depan mobil sportnya saat Jessi membeli buku.
gadis itu kaget begitu melihat Jessi, temannya berbisik sesuatu. Dan mereka tidak jadi memesan makanan, lalu keluar dari kantin. Tentu saja gadis itu minder.
Nessa, gadis yang merupakan seniornya terlihat kikuk melihat jam tangan milik jessica, Patek Philippe Ladies Complicated Watch. Jam tangan dari Swiss. Bahkan Nessa saja tidak mendapatkan edisi terbatas jam dari swiss itu.
"Wah tumben loh, Kak Nessa dan gengnya mau ngalah." Kara menatap heran geng Nessa yang terkenal sombong itu, dan tidak ada gadis yang mau berurusan dengannya.
Jessica tak peduli, dia sibuk dengan pesanannya yang membuat seluruh koki kantin kaget karna sudah lama tidak ada yang memesan Burger The glamburger. Untungnya masih ada stok daging domba.
Jessica rela menunggu 20 menit dan kembali ke mejanya, teman-temannya langsung bertanya tentang kejadian didepan meja pemesanan. Bahkan beberapa mahasiswa melirik Jessi yang membuat Nessa hengkang dari kantin.
"Kamu tadi diapain sama Nessa cs?"
"Nessa?" merasa tidak mengenali nama yang baru saja didengarnya.
"Gadis yang tadi berbicara denganmu, dan 2 gadis yang bertingkah seperti dayang di belakangnya."
Alisnya terangkat satu, dan baru menyadari perkataan Davina.
"Dia menyuruhku menyingkir."
"Terus?"
"Tanya saja sama Kara."
Kembali menatap kara, dan Kara langsung menjelaskan kejadian yang membuat seisi kantin menatapi mereka sekarang, terlebih gadis-gadis yang selama ini selalu lebih sering memesan makanan mereka lebih dulu sebelum geng Nessa ke kantin, karena Nessa selalu berkuasa termasuk wilayah kantin. Mereka sampai hafal jam makan geng fenomenal itu.
Davina menceritakan beberapa senior yang dipermalukan Nessa karna membuatnya mengantri dan sampai sekarang senior itu tidak berani makan di kantin ini.
Nessa Scholastica, Gadis tunggal dari keluarga yang merupakan direktur bandara schiphol Amsterdam, dikabarkan pendapatan perbulan Ayahnya mencapai 2 milyar perbulan.
Mendengar penjelasan itu jessica merasa acuh tak acuh. Dia memiliki Ayah yang merupakan Raja langit, yang mengontrol seluruh cuaca di dunia, memiliki ruangan yang penuh dengan segunung berlian, bahkan jubah Raja Arthur terbuat dari emas murni yang jika dijual di bumi bisa membeli bandara milik Keluarga Nessa.
"Kok kamu ketawa, Jess?" Lyly bingung, padahal biasanya, begitu mendengar nama Nessa, sebagian gadis akan berusaha tidak mendengarnya, lebih tepatnya tidak ingin mendengarnya.
"Gak apa-apa. Aku ketawa karna video lucu." jawabnya bohong.
Pesanan mereka datang, Davina terlihat bahagia karena baru pertama kali makan Burger yang gak pernah dia pesan, sayang kalo cuma makan siang tapi harus ngeluarin duit lebih dari 5 juta.
Mereka menghabiskan makan siang mereka.
"Hai..."
Suara pria mendekati wajah Jessica. Dia bertatapan dengan wajah pria yang semalam diciumnya.
Pria ini? Kenapa pria ini mendekat ke wajahnya.
Seisi kantin penasaran dengan Arsen dan gengnya yang mendekat meja Jessica dan teman-temannya.
Tubuh mereka menegang di kelilingi pria paling populer dikampus. Kecuali Jessica.
"Kau ingat aku?" Arsen masih menatap jessica yang dengan santai menghabiskan minumannya.
"Tidak."
Dyarrr!! Arsen tertawa dan merasa tertantang.
"Bagaimana kalau ini."
Arsen mengecup Bibir Jessica, Dia kaget dengan perbuatan Arsen yang membuat minumannya tumpah.
"Itu pembalasanku, princess."
Mengangkat wajahnya dan pergi tanpa menatap Jessica yang diam mematung karna kecupannya.
Bagaimana keadaan kantin? Tentu saja mereka histeris, ada yang mengambil gambar dan video dan bahkan bersorak tangan.
Teman-teman Jessica bahkan tidak sadar dengan raut wajah mereka yang tegang dengan mulut menganga.
"Hah! Tukang balas dendam." batin Jessica, berdiri dan menuju toilet karena sepatunya kotor tertumpah minumannya. Sialan, pasti setelah ini akan ada banyak orang di kampus yang makin membenci kepopulerannya.