webnovel

The Magic High School In Another World

Namaku Akaza Kazaki umurku 16 tahun kelas 1 SMA. Aku suka membayangkan bagaimana dunia lain itu? Bagaimana jika aku kesana? Itulah yang ku pikirkan selama menonton anime bergenre fantasi. Selama di sekolah aku hanya menjadi bahan bullyan maka dari itu aku ingin meninggalkan dunia ini dan menuju dunia lain. Tiba-tiba aku mengalami kejadian yang aneh saat aku menuju gudang untuk menaruh peralatan olah raga muncul lah lingkaran sihir yang membawaku ke dunia lain. Yang terkena lingkaran sihir juga bukanku saja tetapi ada 1 teman sekelasku yang ikut terkena lingkaran sihir itu. Bagaimana kah kisah selanjutnya?? Untuk update setiap views meningkat. (PS : Sampul hanya hiasan)

Akaza_ · ファンタジー
レビュー数が足りません
4 Chs

Bab 2: Latihan Bersama

[Elios PoV]

Aku membuka mataku yang kulihat hanyalah ruangan berwarna putih seperti tidak ada ujungnya. Aku tidak tahu dimana aku berada sekarang. Saat seperti itulah aku melihat seorang gadis seperti malaikat hmmm... mungkin seperti Dewi.

"Kau siapa?" tanyaku kebingungan.

"Selamat datang diruang waktuku namaku Marissa Chronos aku adalah dewi waktu" katanya memperkenalkan diri.

"Untuk apa aku disini dan bertemu denganmu?" tanyaku yang masih kebingungan sejak tadi.

"Kamu adalah orang istimewa yang meiliki kekuatan/sihir itu jadi aku akan selalu mengawasimu" katanya lalu aku kembali.

Aku masih kebingungan karena dia tidak memberitahuku secara detail.

-----------------------------------------------------------

Lia nee-chan menuju kamarku dan menyuruhku untuk sarapan segera.

dimeja makan aku memasang wajah kebingungan dan membuat penasaran Lia nee-chan.

"Kenapa kamu kebingungan begitu" tanya Kak Lia.

"Aku hanya memikirkan mimpi ku tadi" kataku.

"Sudah jangan bingung begitu hari ini kita akan latihan bersama dengan keluarga Edelfelt lho" kata Kak Lia.

"Benarkah" tanyaku dengan mata berbinar-binar tentu saja untuk bertemu dengan Mavis.

"Tentu saja" kata Kak Lia.

"Cepat habiskan sarapanmu itu" kata Kak Lia.

Setelah sarapan kami pergi ke kediaman keluarga Edelfelt dan bertemu Remi.

"Baiklah akan kupanggilkan dia" kata Remi.

"Kami belum mengatakan apapun lho" kataku.

"Kamu orangnya mudah ditebak lho Elios" kata Remi.

"Sebenarnya kami ingin latihan bersama" kata Kak Lia.

"Aku akan memanggil Mavis dulu" kata Remi.

[Mavis PoV]

Saat aku sedang santai-santai kakak tiba-tiba memanggilku sungguh menyebalkan sekali tapi...

"Ada apa kak?" kataku menuju kakak.

"Kita diajak latihan bareng lho mau ikut tidak?" tanya kak Remi.

"Ya... selana ada Elios aku tidak keberatan sih" kata Mavis dengan malu-malu.

"Tenang saja dia datang bersama kakaknya kok"  kata Kak Remi.

Rasa menyebalkan ku tadi pun hilang dan makin bersemangat.

"Dimana dia sekarang" tanyaku.

"Didepan toko roti" kata kak Remi.

"Ayo cepat kak" kataku.

Aku berlari menuju depan toko kami dan bertemu kakak beradik itu.

"Elios"

"Mavis"

Kami berdua saling menyapa. Dia terus menatapku sampai aku sendiri kebingungan.

"Ada apa Elios-san? kenapa menatapku terus?" tanyaku kebingungan.

"Sepertinya kamu kurang peka ya Mavis-chan, wajar sih masih anak-anak" kata Kak Remi.

"Anoo... Mavis mau latihan bersamaku ?" Ajaknya.

"Tentu sajalah itu kan tujuan kita, sebenarnya kalaua kamu tidak ikut aku juga males ikut sih" Kataku.

"Dasar mereka berdua"

-----------------------------------------------------------

Sesampainya ditempat latihan....

[Elios PoV]

Aku dan Mavis disuruh berduel oleh kakak, sebenarnya aku tidak ingin melakukanya tapi mau bagaimana lagi.

Aku menggunakan kekuatan apiku untuk menyerang Mavis, Mavis pun menahan kekuatanku hingga membuat tanah-tanah retak.

"Sepertinya kekuatan mereka berdua saling bertolak ya" Kata Remi.

"Ya karena dia tidak mau menyerang orang yang dicintainya sendiri" kata Kak Lia menggodaku.

"Tch, suatu saat nanti aku ingin membalas ejekkan kakak" kataku dalam hati.

"Karena kalian berdua tidak bisa bertarung aku akan memberikan kalian hukuman" kata kak Lia.

"Apa hukumanya?" tanyaku.

Kakakku mengeluarkan senyum jahatnya feelingku tidak enak nih.

"Kalian berdua harus saling berpelukan" kata kak Lia.

"Mavis-chan kamu  tidak setuju kan dengan hukumanya" kataku.

"Ya juga ya, lebih baik hukuman yang lain" kata Mavis

"Syukurlah dia tidak setuju juga" kataku dalam hati.

"Kalian berdua tidak asyik ah, ya walau kalian berdua kompak sih" kata Kak Lia.

"Bagaimana kalau kalian berdua bertarung denganku?" Kata kak Lia dengan bersemangat.

"Bagaimana menurut mu mavis-chan"

Kata ku.

"Tentu saja"

Kami bertarung dengan kak Lia hingga kewalahan.

"Hadeh kami belum sebanding dengan kak Lia.

"Bagaimana kalau kak Remi bertarung dengan Kak Lia?"

Kata Mavis.

"Aku sih tidak masalah cuma tergatung Lia" balas kak Remi

"Boleh saja" kata kak Lia sangat bersemangat.

"Mau bagaimana lagi ini permintaan adikku" kak Remi langsung menyerang kak Lia.

"Wah kekuatan mu boleh juga"

Kata Lia.

"Ini belum seberapa lho"

Kak Lia mengeluarkan pedang cahanya dan kak Remi mengeluarkan pedang kegelapanya. Mereka saling beradu dengan sengit.

"Aku tidak bisa melihat pergerakan mereka, kamu bisa?" tanyaku.

"Tidak bisa juga" jawab Mavis.

Mereka berdua berakhir dengan seri karena kelelahan.

"Bagaimana pertarungan kami berdua?"

"Kami berdua tidak bisa melihat gerakannya tapi menakjubkan" kataku.

"Nanti kalian berdua bisa sehebat kami berdua kok" kata kak Lia.

Bersambung....

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ceritaku ini, maaf chapter kali ini cuma sedikit karena author agak sibuk...

Sekian...