webnovel

The Kings: Tales Of Devour Temptation

WARNING MATURE CONTENT 21+ (KONTEN DEWASA)!! Bagi Jupiter, Ares adalah jiwanya. Bagi Ares, Jupiter seperti napas kehidupannya. Si kembar King, Jupiter dan Ares tak pernah terpisahkan oleh apa pun. Sedari kecil, Jupiter adalah kakak sekaligus perisai pelindung bagi Ares adiknya. Ia akan mengorbankan hidupnya untuk kebahagiaan dan keselamatan Ares. Ikatan cinta persaudaraan Ares pada Jupiter yang begitu besar diuji saat Putri Alexander hadir di tengah-tengah mereka. Ares jatuh cinta pada Putri semenjak mereka masih kanak-kanak. Putri adalah cinta pertama sekaligus cinta sejatinya selamanya. Namun Putri membenci Ares. Karena perilaku nakalnya, Ares ditakuti dan dijauhi oleh Putri. Sebaliknya, Putri menyukai dan dekat dengan kembaran Ares yaitu Jupiter. Bahkan ketika mereka dewasa, Jupiter malah bertunangan dengan Putri. Lalu bagaimana nasib Ares yang harus menahan sakitnya cinta tak berbalas? Haruskah ia merebut Putri dari saudara kembar yang juga sangat ia cintai hanya karena ia tak bisa melepaskan cinta pertamanya? “Kamu adalah gairah yang gak bisa Kakak miliki. Darah Kakak memanas saat kamu mendekat ... dan berhenti gigit bibir kamu! Kakak bisa gila hanya dengan memikirkannya saja!” gumam Ares dengan suara berat yang membuat bulu kuduk Putri langsung berdiri. “Kak ...” hanya gumam lembut yang terdengar dari bibir mungil Putri yang terpaku menatap Ares. “You’re such a Goddess!” desah Ares saat mencumbu lembut bibir Putri. (Novel ini adalah salah satu sekuel dari seri The Seven Wolves, selamat membaca!!) Follow my IG: @nandastrand, FB: @NandaStrand

Andromeda_Venus · 都市
レビュー数が足りません
427 Chs

My Woman

Jupiter masih duduk di sebelah Jelita yang murung di cafe tempat mereka bertemu beberapa saat lalu. Jupiter meninggalkan konvensi di tempat ia menjadi seorang pembicara demi menemani Jelita. Ia bahkan mematikan ponsel agar Rhodes tak meneleponnya lagi.

"Apa kamu akan diam saja?" tanya Jupiter kemudian. Jelita terlihat hanya menaik dan menurunkan kantung teh yang ia pesan. Jelita tak suka kafein jadi ia tak minum kopi. Sedangkan Jupiter memilih kopi yang bisa menghangatkan tubuhnya di musim gugur seperti ini.

"Aku sedang sedih," jawab Jelita masih menatap meja kopi mereka dengan tatapan kosong. Jupiter mendengus tersenyum.

"Apa kamu bertemu dengan dia lagi?" Jelita langsung menoleh ke arah Jupiter.

"Kamu tahu dari mana?"

"Menebak! Karena wajahmu pasti murung jika bertemu dengannya. Siapa namanya?" sindir Jupiter kemudian. Jelita tak mau menanggapi dan makin memajukan bibir cantiknya.

"Kenapa kamu malah bersedih?"

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください