Jupiter masih duduk di sebelah Jelita yang murung di cafe tempat mereka bertemu beberapa saat lalu. Jupiter meninggalkan konvensi di tempat ia menjadi seorang pembicara demi menemani Jelita. Ia bahkan mematikan ponsel agar Rhodes tak meneleponnya lagi.
"Apa kamu akan diam saja?" tanya Jupiter kemudian. Jelita terlihat hanya menaik dan menurunkan kantung teh yang ia pesan. Jelita tak suka kafein jadi ia tak minum kopi. Sedangkan Jupiter memilih kopi yang bisa menghangatkan tubuhnya di musim gugur seperti ini.
"Aku sedang sedih," jawab Jelita masih menatap meja kopi mereka dengan tatapan kosong. Jupiter mendengus tersenyum.
"Apa kamu bertemu dengan dia lagi?" Jelita langsung menoleh ke arah Jupiter.
"Kamu tahu dari mana?"
"Menebak! Karena wajahmu pasti murung jika bertemu dengannya. Siapa namanya?" sindir Jupiter kemudian. Jelita tak mau menanggapi dan makin memajukan bibir cantiknya.
"Kenapa kamu malah bersedih?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください