webnovel

The Kingdom of NETERLIANDIS

NETERLIANDIS sebuah kerajaan yang melibatkan bentuk mata dan fantalis sihir dalam penentuan kasta dari takdir seseorang. Hingga pada suatu ketika, lahirlah seorang bayi yang akan merangkai takdirnya sendiri. Seorang bayi pemilik fantalis berbeda yang akan mencoba menciptakan perubahan di kerajaan Neterliandis. Percintaan, pemberontak, penghianatan serta ribuan rahasia akan terungkap dalam perjalanannya membentuk keadilan. Akankah keadilan benar-benar tercipta di tangan seorang bayi yang akan menjadi dewasa nantinya? Atau malah kehancuran yang akan di dapat oleh kerajaan Neterliandis. Note: Cerita ini belum direvisi, bisakah kalian membantu saya untuk mencari paragraf yang mana typo dan sebagainya dalam cerita ini? jika iya kalian hanya perlu memberi komentar pada paragraf yang sebaiknya perlu saya revisi. 07 Oktober 2021

Aksara_Gelap · ファンタジー
レビュー数が足りません
40 Chs

Raja Indra dan Ratu Nias Kusuma

Gemericik suara air kolam yang mulai mengalir kembali membuat Pangeran Dinata terbayang akan kejadian tadi siang ketika Liliana masuk ke taman pribadinya. Raut wajahnya Liliana yang tampak heran, tak percaya akan apa yang ia lihat terus melintas di pikirannya.

Bibi Sekar, pelayan yang telah membesarkan Dinata sejak kecil terus memperhatikan Pangeran Dinata. Ia sangat penasaran dengan Pangeran Dinata yang berbaring di taman tanpa alas apapun, termenung menatap candra yang bersinar penuh.

"Pangeran," sapa Bibi Sekar membuat Pangeran Dinata sedikit kaget dan sontak duduk.

"Bi, saya kira siapa tadi."

"Iya, Pangeran," sambil menghampiri Pangeran Dinata yang sudah kembali berbaring, "kenapa anda tidur di sini?"

"Saya sedang ingin melihat bulan. Kemari, Bi duduk di sini," Pangeran Dinata kemudian menarik pelan tangan Bibi Sekar untuk membuatnya duduk, "saya ingin tidur dipangkuan, Bibi. Seperti dulu saat saya masih kecil, Bibi selalu menceritakan tentang ibu saya," tutur Dinata yang sudah berbaring dipangkuan Bibi Sekar.

Bibi Sekar adalah sahabat baik dari mendiang Ratu Nias Kusuma, sejak masih muda ia telah ikut bersama Bangsawan Hans, ayah dari Ratu Nias Kusuma.

Ia kemudian dipercaya oleh Raja Indra untuk mengasuh Pangeran Dinata dari bayi, karena latar belakang yang kurang mengizinkan Raja Indra hanya mampu menjadikan dirinya sebagai kepala pelayan kerajaan.

"Mau saya ceritakan kembali kisah Ibu Pangeran yang tidak akan Pangeran ketahu dari siapapun, tentang asal usul Ratu Nias Kusuma," ucapnya sambil mengelus lembut rambut Pangeran Dinata yang terlihat putih bercahaya karena tertimbah cahaya bulan.

"Iya, Bi. Aku ingin mendengarnya lagi! Setiap Bibi bercerita tentang ibu aku selalu merasa tidak sendiri lagi, karena dengan fantalis ini aku selalu merasa diriku berbeda."

"Baiklah, Pangeran. Bibi akan menceritakan lagi kisah ini," sambil membersihkan daun yang jatuh ke tubuh Pangeran Dinata.

-----

Ratu Nias Kusuma adalah seorang yang pemberani dan kuat, ia sangat pandai dalam ilmu beladiri kosong. Kemampuan yang ia miliki setara dengan seorang kesatria.

Ratu Nias Kusuma sendiri bukanlah anak kandung dari Bangsawan Hans, melainkan Putri yang ia temukan ketika tengah mengembara bersama istrinya. Ratu Nias Kusuma di temukan hanyut dalam bongkahan es di laut utara. Karena mereka tidak dikaruniai seorang anak, maka Kasturi istri dari Bangsawan Hans merawat dan mengadopsi Nias Kusuma sebagai putri kandungnya sendiri.

Bangsawan Hans merahasiakan status putri angkatnya pada semua orang, dengan menyebut bahwa Nias Kusuma lahir ketika mereka mnegembara dan mengalami sedikit kelainan genetika. Sehingga wajah Putri Nias Kusuma yang tidak mirip dengan Bangsawan Hans dan istrinya tidak dipermasalahkan, mereka juga meminta Putri Nias Kusuma untuk tidak pernah memakai fantalis pembeku yang dia miliki. Dan akhirnya semua orang menganggap Putri Nias Kusuma tidak memiliki fantalis akibat kelainan genetika yang terjadi.

Sepanjang hidupnya Nias Kusuma selalu berlati mengendalikan fantalis yang ia miliki, namun beberapa kali Putri Nias Kusuma gagal mengendalikannya dan membentuk kristal es. Bibi Sekar yang terus menemani Nias Kusuma berlati akhirnya tahu asal usul dari dirinya.

Ketika Putri Nias Kusuma sedang berlatih di hutan tanpa ditemani siapapun, ia bertemu dengan Pangeran Indra yang tengah panik memadamkan api. Pangeran Indra saat itu tak sengaja membakar sebagian hutan akibat tak mampu mengendalikan sihir apinya. Putri Nias Kusuma yang tak bisa melihat pohon-pohon itu terbakar terpaksa menggunakan sihir esnya di depan Pangeran Indra dan dua pengawalnya untuk memadamkan api yang semakin membesar.

"A..ah...Apa ini?, Apakah saya salah lihat?" Tanya Pangeran Indra Gugup.

"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak bermaksud mengagetkan anda," ucap Nias Kusuma yang tak tahu bahwa di hadapannya adalah Pangeran Indra.

"Apa itu es?" Tanya Indra memastikan apa yang ia lihat sekarang.

"Iya, tapi tolong rahasiakan apa yang tuan-tuan lihat hari ini, saya harap tuan mengerti," ucap Putri Nias dengan nada sedikit mengancam.

"Ah, tentu saya dan dua orang pengawal ini berjanji akan merahasiakan kejadian yang kami lihat. Tapi maaf siapa nama anda Tuan Putri?"

"Saya Nias Kusuma, putri dari keluarga Bangsawan Hans. Ehm, Tuan sepertinya bukan orang sembarangan?"

"Saya Indra, Pangeran kerajaan Neterliandis. Senang bertemu denganmu Putri Nias."

Putri Nias tampak terkejut dengan nama yang barusan ia dengar, "Pangeran Indra?" Putri Nias kembali bertanya untuk memastikan pendengarannya, yang kemudian dibalas anggukan serta senyuman dari Indra.

Awal perkenalannya dengan Putri Nias begitu berkesan bagi Pangeran Indra, hingga pada akhirnya terjalinya hubungan cinta diantara mereka.

Hubungi mereka akhirnya diketahui oleh ayah dari Pangeran Indra, ia sangat senang dengan pilihan dari Pangeran Indra sampai pernikahan mereka dilaksanakan begitu meriah.

Tiga hari setelah pelantikan Pangeran Indra menjadi raja, Ratu Nias Kusuma melahirkan putranya, Pradinata Kusuma. Semua pengorbanan yang ia lakukan semasa hamil sampai melahirkan begitu besar. Tabib kerajaan meminta ia untuk menggugurkan kandungannya karena fantalis yang dimiliki bayi di perutnya begitu besar, hingga menyerap fantalis dai Ratu Nias Kusuma. Sampai pada kelahiran Ratu Nias Kusuma kehilangan nyawanya sendiri demi putra terkasihnya.

Sebelum nafasnya benar-benar terhenti Ratu Nias Kusuma sempat berkata pada bayinya, "Anakku jadilah orang yang mampu membawa kebahagiaan bagi seluruh penghuni kerajaan Neterliandis. Buat perbedaan yang kamu miliki menjadi anugerah untuk semua orang."

-----

"Ibu sungguh mempercayaiku, Bi. Apakah saya mampu mewujudkan hal itu?" Pangeran Dinata mengangkat tangannya seakan tengah menangkap cahaya bulan yang terang, "itu terasa sulit sekali, Bu."

"Saya percaya, Pangeran akan membawa kebahagiaan untuk semua. Bibi saja sudah merasa begitu bahagia disamping Pangeran Dinata," tangan Bibi Sekar meraih dan menggenggam erat tangan dari Pangeran Dinata, "teruslah yakin dengan dirimu, Pangeran Dinata."

Perasaan Dinata jauh lebih baik setelah berbicara dengan Bibi Sekar, orang yang telah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Matanya kini seakan berat untuk membuka, pikiran terbang menggapai alam bawah sadar. Terlelap ia tidur dipangkuan Bibi yang terus mengelus kepalanya, "selamat tidur, Pangeran Dinata."