webnovel

The Kingdom of NETERLIANDIS

NETERLIANDIS sebuah kerajaan yang melibatkan bentuk mata dan fantalis sihir dalam penentuan kasta dari takdir seseorang. Hingga pada suatu ketika, lahirlah seorang bayi yang akan merangkai takdirnya sendiri. Seorang bayi pemilik fantalis berbeda yang akan mencoba menciptakan perubahan di kerajaan Neterliandis. Percintaan, pemberontak, penghianatan serta ribuan rahasia akan terungkap dalam perjalanannya membentuk keadilan. Akankah keadilan benar-benar tercipta di tangan seorang bayi yang akan menjadi dewasa nantinya? Atau malah kehancuran yang akan di dapat oleh kerajaan Neterliandis. Note: Cerita ini belum direvisi, bisakah kalian membantu saya untuk mencari paragraf yang mana typo dan sebagainya dalam cerita ini? jika iya kalian hanya perlu memberi komentar pada paragraf yang sebaiknya perlu saya revisi. 07 Oktober 2021

Aksara_Gelap · ファンタジー
レビュー数が足りません
40 Chs

Akankah Berhasil?

"Ayah, Paman... Saya pamit untuk berangkat menuju puncak Negalitipus."

"Iya, Ayah dan Paman berharap semoga ini adalah jalan yang paling tepat untuk kita semua, Dinata."

"Semoga, Ayah. Semoga ini pengorbanan terakhir yang bisa menyelamatkan semuanya."

Dinata menatap teduh ke arah Raja Indra, "jika terjadi sesuatu padaku, perlu Ayah ketahui, Ayah adalah ayah yang terbaik yang saya miliki. Dinata sangat sayang dengan, Ayah."

"Ayah juga sangat sayang padamu," ucap Raja Indra memeluk putranya erat sebelum melepaskannya pergi.

***

Hawa panas dari magma dalam gunung sudah terasa membakar kulit saat Pangeran Dinata berada di atas puncak Negalitipus. Sebelum masuk ke dalam gunung Negalitipus Dinata menatap ke bawah, melihat kerajaan Neterliandis yang sangat hijau tertutup oleh kabut.

Dinata mencoba menatap ke arah yang lebih jauh dimana kabut tidak menutupi langit, ia melihat istana Neterliandis yang merupakan pusat kerajaan sekaligus rumahnya. Ia lantas tersenyum ketika ingatan masa kecilnya melintas di kepala saat menatap taman di dekat istana.

"Rasanya baru kemarin, ayah tidak menggendong saya lagi. Saat saya jatuh dan terluka dialah orang pertama yang menangis berasama saya. Ayah, semoga selalu sehat dan selalu kuat menjaga semua orang sebagai Raja Neterliandis."

Mata Dinata kembali melihat pusat istana yang sangat ramai, sudah banyak penduduk yang mengungsi di sana karena desa mereka sudah tak layak di tempati akibat aktivitas gunung Negalitipus.

Saya yakin setelah masalah ini selesai kerajaan Neterliandis akan benar-benar kembali jaya dan membentangkan sayapnya lebih jauh. Semua orang akan kembali lagi ke rumahnya dan bisa hidup bahagia bersama keluarga mereka.

Pangeran Dinata melanjutkan perjalanannya untuk masuk ke dalam puncak Negalitipus. Ia mulai mengeluarkan fantalis pembekunya dan menciptakan sebuah gumpalan es besar untuk menutup jalan keluar dari puncak Negalitipus sehingga tidak sedikitpun hawa panas saat proses pembekuan keluar dari gunung ini.

Sekarang Pangeran Dinata mencoba mengeluarkan fantalis dari seluruh bagian tubuhnya, energi dari fantalis sihirnya ia saluran pada satu titik pada magma dalam skala besar.

Perlahan magma itu berhenti mengeluarkan gelembung dari didihannya yang mulai mengental, sehingga menciptakan hawa panas yang luar biasa di udara.

Arghh, bibir Pangeran Dinata tak bisa menahan rintihan yang keluar akibat hawa panas yang serasa mencabik-cabik tubuhnya. Semakin cepat magma itu membeku, semakin cepat pula hawa panasnya mengoyak Pangeran Dinata yang tampak tak sanggup lagi mengeluarkan fantalis sihirnya.

"Sebentar lagi, tahanlah sebentar Dinata. Sebentar lagi magma ini akan membeku sempurna," ucap Pangeran Dinata berusaha menguatkan tubuhnya agar tetap mengeluarkan fantalis sihir pembeku.