"Sebentar!"
Archer yang sudah memakai helm itu terhenti oleh panggilan polisi bian. Ia membuka kaca helmnya dan mengisyaratkan kata "ada apa?"
"Tadi itu seharusnya tugas kami.. kami ucapkan terima kasih dan maaf sudah merepotkan.. Aku yakin kalian bukan sukarela yang mau-maunya ikut campur masalah ini kan?"Ucap polisi bian dengan nada agak mengancam.
"Terus?"
"Apa tujuan lo bantuin kita?"
"Just Bored"
"Ap--??"Ucap polisi bian tak percaya.
Archer hanya memandang polisi bian dengan lurus dan datar-datar saja. Ia kembali ke motornya dan melenggang pergi tanpa menjelaskan detailnya.
Sesampainya di gedung tadi..
Mors sudah ada di atas motornya sendiri menunggu Archer.
"Langsung jalan.. Gw pengen langsung tidur capek.."Ucap Archer melewati mors dengan motornya.
Mors hanya menghela nafas dan menyusul Archer ke sampingnya. Keduanya mengarah ke hotel Heaven III. Malas rasanya kembali ke markas dan bertemu dengan anggota yang 'membosankan' begitu yang dikatakan archer.
Begitu sampai di kamar mereka, Archer langsung merebahkan dirinya ke kasur dengan sepatu masih terpasang di kakinya. Mors dengan kasar langsung menendang archer hingga jatuh ke lantai untungnya karena ia memiliki reflek yang bagus, Archer langsung menahan agar dirinya tidak terjembab ke lantai dengan menahannya menggunakan tangannya.
"Sialan! Ada masalah apa si lo?Ngapa nendang gw? Ngajak duel?"
"Lepas sepatu lo.. Lo tidur di kasur gw"
"Lah? Sejak kapan tu kasur lo? Lo aja sering tidur di kasur sini.. kaga ada tu aturan kek gitu"
"Lepas sepatu aja banyak bacot lu.."Ucap Mors dengan santainya dan duduk di sofa
Archer menatap kesal Mors. Ada apa dengan mors sepertinya dia sedang PMS. Dengan malas, Archer melepas sepatunya dari kakinya. Gerakannya terhenti mendengar kabar menarik dari TV yang Mors nyalakan.
"Dikabarkan Bento Syllian meninggal di apartement nya dengan luka yang sangat dalam di bagian jantungnya. Selain itu, Tak ditemukan bukti di apartement selain sebuah dokumen berisi Laporan kasus korupsi milik Bento sendiri terhadap Perusahaan ***** sebesar 3 milliyar dollar selama satu tahun ini –bla bla bla—"
"Pembunuh bayaran mana?"Ucap Archer
"Nyolo kali"Jawab Mors
"Kemungkinan besar.."Ucap Archer
"Mau gue nyari tau?"Tawar Mors
"Gaperlu di kasi tau dong harusnya.. Gw mandi duluan ya.. Abis ini mampir ke John.. Ada yang mau gw omongin"Ucap Archer sebelum masuk kedalam kamar mandi ditemani handuknya.
Mors meraih sebuah keyboard, menggapai HP milik archer yang berada di meja depan TV menatanya agar terhubung dengan keyboardnya. Karena malas menggunakan laptopnya yang tengah di charger ia memilih menggunakan HP saja.
Alasannya menggunakan HP Archer karena HP archer menggunakan firewall yang lebih bagus buatan archer sendiri yang padahal jika dijadikan app pasti akan banyak orang menggunakannya.
"Vierre? Vellalia Shavierre? Dia make nama Asli? Berani bet.."Gumam Mors
Kedua bola mata Mors membulat begitu mengetahui bahwa Sang pembunuh wanita yang baru ia cari infonya ini memiliki korban yang lumayan banyak yaitu 255 orang. Terlebih dia sendirian tanpa ada satupun orang menemaninya. Pantas harganya mencapai 800jt.
20 Menit kemudian..
Archer keluar dengan menggunakan handuknya.
"Mandi pa tidur si didalem?"
"Semedi gw didalem.. Gimana? Dah dapet identitasnya?"
"Gw cuma bisa sebatas ini.. ada kemungkinan dia juga sama kaya lo pas dulu.. Nyolo karena bisa nyerang dan nge hack dengan gampang.. Gw udah berusaha nerjang firewall nya.. Bisa aja si tapi itu bakalan bikin infonya kacau berantakan terutama firewallnya."Lapor Mors sebelum masuk kedalam kamar mandi.
Archer diam tak ada respon.
Ia melirik pada informasi yang didapatkan Mors.
"Vierre? Kita ketemu lagi ya... "
Tatapan archer melembut hatinya menghangat dan detak jantungnya akhirnya bisa terasa sekarang. Seakan waktu memperlambat di sekitarnya.
".. Sayang"
Senyum archer terukir dan mengetik sesuatu di informasi tadi.
Deleted.
Malamnya..
"Aku akan berenti.. Jangan bunuh aku.. Aku akan mengembalikkan semua uang itu.. aku berjanji.. Jangan bunu—AAARRRGHHH"
Bzztt bzzztt
"Kami sudah ada di luar, Nona Savie"
"Good job..Gw pergi"
Wanita itu turun dari jendela lantai 20 begitu sampai di lantai dua, Ia menyangkutkan kakinya pada pembatas balkon sebuah kamar lalu masuk kedalam kamar itu dengan tenang. Ia melepas ikatan rambutnya membiarkan rambut coklat itu tergerai.
Ia menghela nafas melepas masker hitam yang menyesakkan itu.
Ia memandang dirinya dalam bayangan cermin.
"Sukses lagi tuh.. Hh.. Sebenernya siapa dia?"Ucapnya menatap sebuah surat berisi satu kata.
GAGAL
Wanita bernama lengkap Vellalia Savierre itu mengambil surat yang ada di nakas itu lalu menyimpannya di laci. Ia mengambil wine merahnya lalu meminumnya sambil berjalan ke bathup untuk memanjakan dirinya dengan air hangat.
Ting..
(Panggilan dari client)
"Ya?"
"Gimana? Clear?"
"Of course.."
"Oke lo bisa diandelin kek biasanya.. Lo udah nyari tau soal Archer? Gw curiga sama dia.."
"Bakalan gw cari nanti.."
"Kemaren juga lo bilang nanti.."
"Hh.. Alex Gracio Adskhan.. Lo kalo gamau sabar, Cari sendiri! Udah gede juga masi minta ke anak umur 19 tahun kek gue aja.. Ga sadar umur? Udahlah gw tutup bye.."
"Vi—"
Panggilan terputus.
"Hh.. sialan tu anak.."Ucap Alex menatap sebuah dokumen tentang kasus Archer, Mors, dan ketiga tentara yang sekarang terkurung dalam penjara.
Alex masih penasaran soal siapa archer dan mors. Mereka sudah dipastikan pembunuh 35 orang ditambah 20 polisi dan satu tokoh penting, Harl Luiza dari mata alex namun ia tak bisa menyalahkan dua orang itu tanpa bukti.
Ia masih belum puas dengan hasil sidang 2 bulan lalu.
Sedangkan yang dibicarakan tengah bersantai di ruangan milik John. Dan Mors tengah membuka-buka buku disana. Mereka menunggu John datang. Biasalah mereka tak punya kegiatan lain untuk mengisi waktu luang.
Grekk ..
John masuk ke ruangannya dan tidak kaget lagi melihat kedua iblis ini ada di ruangannya. Setidaknya ia tak ada kekhawatiran pada nyawanya akan dicabut oleh dua iblis ini.
"Apa ada yang ingin kalian sampaikan?"
"Kartu izinnya mana?"Ucap Archer to the point.
~
Archer melirik mors meminta persetujuan. Mors berfikir sebentar sebelum menatap mentri itu.
"Ada satu syarat lagi..dan ini cukup buat lo kesusahan.. tapi kalo lo gamau.. kita juga ga akan ikut.."
"Apa itu?"
"Semua bangunan di negara ini harus boleh kami masuki entah dalam tugas atau diluar tugas.."
Archer tersenyum sinis mendengarnya. Ide mors cukup pintar untuk membuktikan kesetiaan 'anjing' pemerintah ini. Pemanfaatan yang bagus.
~
'Sialan.. mereka masih inget aja'-Batin John
"Iya lah inget.. orang itu tujuan kita nglakuin tugas nangkep Dellon.."Ucap Archer.
Jangan salah. Masih ingatkan Archer mempunyai kelebihan untuk membaca suara batin.
"ee.. Ekhem.. Hhh.. masalah itu akan saya urus nanti.. karena tidak bisa dalam sekejap bisa mendapatkannya.."Ucap John duduk di kursinya
"Alahh.. Jangan-jangan lo manfaatin kita lagi.."Ucap Archer
"Tentu saja tidak.. Dibayar berapapun saya tidak akan menyentuh MOT apalagi kalian untuk menjadi mata-mata dan memanfaatkan kalian.. Lagipula sudah banyak yang begitu dan berakhir meninggal mengenaskan.."
"Bagus kalo lo sadar posisi lo.. Inget! Kita bukan kerja dibawah lo tapi kita kerja disamping lo.. lo ga ada hak buat nyuruh, ngatur, apalagi ngelarang kita.."Ucap Mors dingin
"Ah iya.. Gw hampir aja lupa.. Cari semua informasi soal Vellalia Savierre.. Kalo bisa besok gw udah dapet.. Kalo ga berhasil kontrak kita batal.."Ucap Archer sebelum melenggang pergi bersamaan dengan Mors.
"Mereka tau soal Nona Savie?"
John segera menelfon seseorang.
"Jaga savie.. mereka udah tau tentang dia.. dan juga siapin informasi palsu soal savie.. mereka minta dan besok harus udah ada.."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waiting for the next part.