webnovel

The Journey of Seven Elites

Kairant adalah salah satu dari 7 elite dalam Sekolahnya. Walau dirinya dikatakan adalah orang terpintar atau elite, pada akhirnya Kairant mengakhiri penyebutan yang diberikan oleh sekolah itu dengan menurunkan nilainya dan mulai pergi dari sana... Kaito sebagai salah satu orang yang mengidolakan Kairant pun kebingungan dengan apa yang terjadi pada idolanya, dirinya pun berusaha mencari alasan dari Kairant. Novel ini memberi kisah pada sudut pandang Kairant setelah itu Kaito.

HikariKaito · ファンタジー
レビュー数が足りません
3 Chs

Volume I [Kairant] Chapter 1 [Reason]

Aku tidak terpikirkan bahwa hal ini akan terjadi, tidak ada penjelasan khusus terkait monster [Kerberos] itu sendiri bahkan aura dari monster itu tidak menekan sama sekali.

Aku pun meninggalkan hutan itu dan mulai mencari goa dengan tujuan menemukan mineral untuk menciptakan Peralatan yang bisa kugunakan untuk melawan [Kerberos]. Keberuntungan pun berpihak kepada diriku, aku melihat sebuah perdesaan yang didekat desa itu sendiri terdapat sebuah goa yang cukup besar.

"Mungkin aku bisa menetap disana untuk sementara..." kataku.

Saat menetap didesa, aku mulai mempertanyakan terkait goa didekat desa tersebut. Beberapa informasi mengatakan bahwa goa itu adalah sumber mineral kerajaan [Trinity], jelas ini akan menjadi susah karna aku harus mendaftar menjadi penambang untuk memasuki goa tersebut.

Tetapi aku tidak berinisiatif untuk secepat itu, masalah sekarang adalah uang. Bisa dikatakan bahwa aku sangat memerlukan uang untuk membeli bahan pangan. Aku sendiri mulai mempertanyakan pekerjaan yang bisa ku kerjakan didesa ini.

"Bagaiman kalau kamu membantu kami menebang kayu?" kata seorang warga.

Itu bukanlah tawaran yang buruk, bagaimanapun juga aku harus menghasilkan uang untuk kelangsungan hidup. Tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya,

"Baiklah." kataku.

Saat itu juga aku langsung bekerja, membawa kapak untuk kembali ke hutan lebat tadi, hanya saja bukan untuk berburu [Kerberos] melainkan sekedar menebang kayu. Dengan skill [Teleportation] milikku, hal ini dapat dengan mudah diselesaikan tanpa halangan. Bahkan akibat menggunakannya berlebihan, skill [Teleportation] milikku mengalami peningkatan level. Juga beberapa skill lain termasuk [ML / Main Level]

[Level Up]

[Main Level] 1 > 5 (New Skill Unlocked : Third Slash)

[Teleportation] I > II (Dapat menteleportasikan objek hingga radius 1,5km)

[Envelop] I > I² (Dapat meningkatkan dampak dekontruksi [Hanya untuk kapak])

Sore hari pun tiba, dan aku telah menebang sekitar 100 lebih pohon yang dimana dengan demikian aku telah menghasilkan sekitar 250 koin perak, saat itu juga aku mengundurkan diri sebagai penebang pohon.

"Terima kasih atas kerja kerasmu." kata warga.

Aku pun mempertanyakan terkait lokasi penginapan terdekat di desa ini pada warga yang sebelumnya memberiku pekerjaan sebagai tukang kayu, hanya saja jawaban darinya membuatku merasa pasrah karna jawaban darinya menekankan bahwa desa ini tidak memiliki penginapan.

"Duh..." gumamku.

Aku sedikit menyerah akibat jawaban itu, hanya saja menyerah tidak ada artinya. Aku pun menanyakan cara alternatif supaya aku memiliki tempat tinggal layak sementara di daerah sini, warga itu menjawab bahwa dirinya bersedia untuk memberikan tempat padaku akan tetapi dengan satu syarat.

"Apa itu?" tanyaku.

Syaratnya cukup mudah, yang dimana aku hanya perlu mengawal anak mereka untuk sampai ke akademi di pusat kota. Selain itu mereka juga menawarkan beberapa koin perak untuk diriku jika bersedia.

Aku pun menerimanya, karna selain menjanjikan tempat tinggal yang layak, dirinya juga menjanjikan uang yang lumayan cukup untuk diriku berpergian setelahnya, juga aku merasa bahwa pekerjaan ini cukup mudah.

Hari pun diakhiri dengan kebahagiaan, pada akhirnya diriku mampu mendapatkan tempat yang layak untuk ku tiduri sementara dan beberapa uang untuk perjalananku selanjutnya.

Aku pun terbangun pada pagi hari, sekitar jam 3. Walau disini tidak ada jam dinding maupun digital, aku tetap mampu menentukan waktu dengan perhitungan. Cukup melihat posisi matahari, aku sudah mengetahui jam berapa sekarang.

Pagi hari itu aku pergi ke hutan untuk berburu monster juga mencari [Droop Item], meningkatkan indra perasa melalui aura [Kerberos] sekaligus melatih pengontrolan sihir. Setelah beberapa saat berlarian, aku pun merasakan aura monster yang berada dibalik semak.

"Aura ini... [Normal Wolf]?" gumamku.

Wolf adalah monster terlemah, maka dari itu aku memanfaatkannya untuk mencoba skill baruku yaitu [Third Slash]. Dengan menggunakan ranting yang ku beri [MP Aura] melalui [Envelop] aku pun langsung melontarkan [Third Slash] yang seketika ranting yang kugunakan menciptakan efek visual tebasan yang terjadi tiga kali membentuk huruf XI dari samping.

Kekuatan itu sendiri langsung membelah wolf menjadi beberapa bagian, walau skill ini terbilang belum cukup kuat akan tetapi jarak dari skill ini tidak dapat diremehkan, hanya perlu mengontrol sihir tingkat menengah maka kita bisa membuat gelombang tebasan yang bahkan mampu mencapai awan.

Setelahnya aku pun mengambil [Drop Item] yang dijatuhkan oleh wolf tersebut. Saat mengambil 2 item awal yaitu [L] Leather Wolf dan [N] Wolf Fur aku tidak merasa adanya keanehan, akan tetapi saat aku melihat [Drop Item] ke 3 aku pun merasakan banyaknya energi sihir yang tersimpan disana.

"Energi apa ini!" kataku.

[Golden Fangs] itu lah nama item tersebut, aku mengetahuinya melalui skill [Statistics Detection]. Menurut [Statistics Detection], item [Golden Fangs] adalah item dengan tingkatan [R / Rare] dan item ini sendiri mengkontaminasi banyak [NMP / Nature MP] dan merubahnya menjadi [Black Saphire]. [Black Saphire] sendiri adalah [MP] yang tidak murni dan setiap ketidakmurniannya memberi tekanan Gravitasi.

Saat aku hendak menambahkan item tersebut pada inventori milikku, tanganku tiba-tiba melambat dan melambat. Semakin aku mendekatinya maka semakin melambat pula pergerakanku.

"Apa ini?" ucapku, kebingungan.

Dengan tekad yang teguh, aku terus berusaha meraih benda itu, hingga pada akhirnya berhasil menembus penghalang dan menggapainya. Namun, begitu benda itu berpindah ke [Inventory Bar], tiba-tiba suara tubuh yang terjatuh keras ke tanah mengkagetkanku.

"Siapa itu!" seruku, dengan lantang.

Aku pun mendekati asal suara itu perlahan juga dengan posisi siaga, karna pada dasarnya kekuatan [deteksi indraku] tidak mampu mendeteksi [MP] ditempat suara itu berasal.

Saat aku tiba di tempat suara itu berasal, aku terkejut melihat seorang gadis yang pingsan. Tanpa pikir panjang aku pun membawa gadis itu ke desa.

"Tolong! Ada seorang gadis yang terluka" seruku, dengan lantang.

Karna mendengar suara teriakanku, beberapa warga desa pun mulai menghampiriku dan membantuku mengobati luka dari gadis tersebut. Sementara itu, salah seorang warga desa atau tepatnya warga yang memberiku pekerjaan untuk menjadi penebang kayu pun berlari kebingungan dan panik dengan menyebut nama seseorang.

Diriku langsung menghampirinya, dan bertanya apa yang sedang dirinya cari. Orang itu pun menjawab bahwa dia sedang mencari anaknya, seorang anak perempuan yang sebelumya dia ceritakan padaku untuk mengawalnya.

Aku pun menjawabnya, dan menanyakan terkait ciri-cirinya. Setelah sekian lama tanya jawab itu berlangsung, ternyata perempuan yang kutemui tergeletak dihutan tadi adalah anaknya. Aku pun mengantarkan orang itu ke tempat anaknya berada.

"Ah syukurlah kamu selamat!" tangis wanita itu saat melihat anaknya terbaring.

Setelah berkata seperti itu, dia pun memeluk anaknya yang terbaring itu dan menjelaskan kepadaku terkait masalah keluarganya. Dia berkata bahwa keluarganya menjadi incaran banyak orang karna mendapatkan kepercayaan petinggi kerajaan untuk menjadi [Duke].

"Mengapa memberitahukannya padaku?" tanyaku, kebingungan.

"Apakah kau bersedia mengawal anakku hingga dia lulus diakademi?" balasnya, dengan terbata-bata.

Menyentuh hati, itulah pikirku. Apa yang dirinya ucapkan sangat menyerang pada hatiku, membuatku luluh dan menerima permintaannya. Walau aku adalah orang yang pintar dan tahu bahwa ini hanyalah pemanfaatan, akan tetapi melihat orang lain bersedih adalah hal yang tidak boleh terjadi.

"Iya." kataku, tanpa pikir panjang.

Wanita itu pun menangis kegirangan dan mengucapkan terima kasih berkali-kali, hal itu membuatku bahagia karna bagaimanapun juga melihat orang lain bahagia adalah sebuah kesenangan tersendiri.

–End.

Huhuhuhu, oh iya itu kalimat terakhir based on author story:' wkwk, makasi udah baca dan maaf kalo sedikit curhat. untuk sedikit spoiler, eps terbaru bakal menceritakan perjalanan Kairant ke Pusat Kota atau bisa dibilang kaya Ibu Kota lah. Jadi selama perjalanan pasti ada suatu hal yang mengganggu, so nantikan aja^_^