Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya
Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setia mengikuti mobil King kemana pun ia pergi.
Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil.
"Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalah angin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera.
"Kurang ajar lo, King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini.
Ia lalu pamit kepada Hera untuk keluar sebentar ke supermarket. Sekalian ia juga mau membaca situasi diluar sana.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください