webnovel

The Game World Comes to Reality

Bercerita tentang anak SMA Hideaki yang gemar bermain game online VR (Virtual reality) World Game bersama 4 temannya dan memiliki misi untuk mencari musuh yang lebih kuat. Mereka membangun kerajaan, memperkuat militer mereka, dan memperkuat kemampuan mereka sendiri. Mereka yang ada di World Game juga ingin meraih mimpinya sendiri karena konsep World Game adalah game membuat mimpi menjadi kenyataan dan bisa membuat imajinasi menjadi kenyataan. Tapi suatu hari di malam hari setelah Hideaki selesai bermain World Game, Hideaki tidur di malam hari dan entah kenapa, dia terbangun di dunia lain yang ternyata adalah dunia game yang sedang Hideaki mainkan dimana World Game menjadi nyata, tidak hanya Hideaki tapi semua pemain. Hideaki terus berusaha mencari informasi kenapa Dunia Game bisa jadi nyata? bagaimana cara keluar dari dunia game ini? Apakah mungkin mengeluarkan semua pemain dari dunia game sebelum salah satu dari mereka mati? Khusus untuk pemula? Apakah Hideaki berhasil keluar dari dunia game dan membawa pulang semua pemainnya tanpa ada orang lain?

Hariz_Al_Fadillah · ファンタジー
レビュー数が足りません
14 Chs

Chapter 3 (Prolog): Keseruan disekolah

[kelas]

Sementara masih di kelas, aku dan teman-teman masih mengobrol akan sesuatu sebelum mulai istirahat.

"Heii... kalian, kalian bawa bekal?"

"Tentu kami tidak bawa bekal seperti biasanya" jawab Satoshi.

Mengangguk Tadao, Yochi Dan Nario. seperti biasa, serentak.

"Bagaimana denganmu? apakah kamu bawa bekal? Tanya Yochi kepadaku.

"Tentu saja aku juga tidak bawa seperti kalian dan karena semua tidak bawa. bagaimana kita ke kantin saja seperti biasa, aku sudah lapar nih... Kalian bisa mendengar suara perutku"

Gurgle!.... suara perut yang kelaparan dari perutku sambil aku memegang perutku.

"Hahahaha, Beneran bisa terdengar..." Ketawa Tadao.

Yang lainpun ikut tertawa karena suara perutku yang bisa terdengar. ini sedikit memalukan....

"Hahahaha, sudah.... sudah.... Ayo cepat kita ke kantin... aku sudah lapar banget brother." kataku ambil memegang perutku karena kelaparan. benar-benar sudah kelaparan.

"Hahahaha.... iya... iya.... Ayo kita ke kantin" Ajakan Yochi.

Mengangguk Tadao, Nario dan Satoshi karena setuju.

Kami berlima pun jalan bersama menuju kantin sekolah untuk makan dan minum, di antara mereka, aku yang paling cepat menuju kantin karena sudah kelaparan.

[Lobby sekolah]

"Wehh... kalian, cepatlah... Aku sudah lapar nih"

"Hehehe..." tahan tawa Satoshi, Tadao, Yochi Dan Nario.

"Sudah kamu duluan saja , kami bakal menyusul" {Satoshi}

"Baiklah kalo seperti itu, aku duluan"

Perut yang lapar sekali, aku berlari dengan cepat layaknya peluru yang ditembakkan.

Whoosh!...

Aku pun lari menuju kantin, akan tetapi aku menemukan tantangan yaitu keramaian murid yang sedang mengantri.

[Kantin sekolah]

"Hahhhh, rame sekalii.... Bagaimana caranya aku melewati keramaian ini? Di tambah perutku sudah kelaparan seperti cacing belum di kasih makan selama sebulan"

Aku benar-benar kelaparan dan keheranan bagaimana caranya untuk melewati antrian murid.

"Mau gimanapun aku harus melewati antrian ini..."

Ini sangat mudah, walaupun ramai aku tidak akan menyerah begitu saja, tidak akan aku menyerah...

Aku pun maju menuju antrian panjang dan ramai itu untuk bisa membeli makanan dan minuman.

Tanpa menyerah, aku terus maju walaupun terdesak karena antrian yang padat.

"Aduh, aku terdesak dan tidak bisa bergerak karena keramaian iniiii....."

Aku terus maju meski kesulitan melewati kerumunan hingga akhirnya sampai di tempat beli makanan dan minuman.

"Ibu sari, aku beli seperti biasanya.."

Aku berteriak, untuk bisa memanggil ibu sari yang menjual macam menu makanan.

"Okee nak Hideaki, seperti biasa nasi goreng di kasih telur dadar dan es teh manis siap di bikin"

Ibu Sari langsung menyiapkan pesanan dariku, ibu Sari berusia 30 tahun, sekilas spek manhwa karena emang dia berasal dari Korea.

Beberapa saat, akhirnya pesanan aku selesai....

"Ini dia nak Hideaki nasi goreng telur dadar dengan es teh manis sudah selesai"

Ibu Sari meletakkan pesanan ku di depan meja.

"Wahh, ibu emang top soal masak" pujian ku dan menunjukkan jempol.

"Hah... kamu bisa aja, omong-omong bagaimana kabarmu dan Temen-temen mu? Baik² saja dan masih 1 kelas seperti dulu?" Tanya Bu Sari.

"Tentu saja saya dan teman-teman baik baik saja dan saya masih 1 kelas dengan Temen teman."

"Oh begitu, baguslah jika kalian baik² saja dan masih 1 kelas. Ibu jadi senang"

"Okee Bu saya mau ke meja buat makan dan minum, saya pamit dulu. Ibu baik² yah"

Aku berpamitan dengan ibu Sari, walaupun sebentar untuk berbicara dengan dia.

"Iya tenang saja, sudah sana ke meja makan nanti ke buru dingin.... kan tidak enak kalau makan nasi goreng saat dingin, Nanti kamu bakal seperti pohon ibu yang di siram malam hari sama anak ibu, kan aneh banget!.."

Apa? bisa-bisanya, ada yang bisa melakukan itu.... jujur aku menahan tawaku...

"Hahaha bisa-bisanya anak ibu siram pohon saat malam hari, yang ada pohonnya layu karena di siram saat malam hari, hahaha..."

"Nahkan.... kamu aja tertawa apalagi saya saat di situ, tertawa parah karena anak siram pohon saat malam hari hahahaha..."

Ketawa Ibu Sari yang bikin candu orang-orang, beruntung sekali suaminya ibu Sari mendapatkan ibu Sari jadi istrinya...

"Lihat-lihat! dia sangat keren bukan?"

ada kata-kata pelan murid siswi yang membicarakan sesuatu. seperti berbicara tentang diriku.

"Yah kau benar dia sangat keren hihihi"

"Kalau tidak salah, dia adalah orang yang pernah menjuarai turnamen liga dunia pencak silat di umur 14 tahun, bukan kah itu hebat?"

Wow, ternyata ada yang tahu tentang turnamennya itu, meskipun memang di disiarkan di seluruh dunia...

"Apakah itu benar? Kalau bener pasti dia cowok idaman, sudah pasti memiliki pacar.... kalau tidak salah, aku pernah dengar dia punya pacar" ucap pelan siswi murid yang menggosipkan Hideaki.

Hideaki dan ibu sari mendengar kata-kata itu dan mendiamkannya Sembari menyimak siswi-siswi yang menggosipkan Hideaki.

"Iyakah? Jika benar! Kita bukan saingan pacarnya pasti pacarnya beruntung memiliki kakak Hideaki"

Aku mendengar kata-kata itu dan sedikit melirik murid-murid siswi itu.

"Kau benar...."

" Sudahlah, kita Lebih baik pergi saja, tidak baik membicarakan orang lain" ucap siswi murid yang sudah tahu aku melirik mereka.

"Kau benar, ayo kita beli makanan"

Mereka pergi bersama, berjalan bersamaan dan memalingkan wajahnya dariku untuk tidak terlihat melirikku.

"Sudahlah Hideaki biarkan saja mereka, anak kelas 10 emang suka gosip apalagi soal kamu yang emang sudah terkenal di luar sekolah dan di dalam sekolah, lebih baik kau ke meja makan.... keburu nasi gorengnya dingin ini mah. Kamu cepet ke meja untuk makan!.."

Seperti biasa, ibu Sari perhatiaan kepadaku, iya memang aku anak emas dia, hehehe...

"Oh iya sampai lupa karena keasikan bercanda dan melihat adik kelas gosip, ya udah saya pamit dulu Bu" Kataku untuk menjadi pamit.

Ibu Sari mengangguk, memberikan semangat kepdaku dan senyuman yang manis, sungguh beruntung suaminya....

Aku pun berjalan menuju meja untuk makan dan minum sambil mencari keberadaan teman-temanku untuk makan bersama.

"Dimana mereka?"

Aku bertanya-tanya didalam hati sambil melihat-lihat sekitar untuk mencari teman-teman ku.

Flick!.. Flick!.. Flick!... Aku menggerakkan kepalaku dari sisi ke sisi lainnya untuk mencari keberadaan mereka berempat.

"Itu mereka....akhirnya ketemu juga. lebih baik aku langsung kesana"

Aku berjalan mendekati meja makan tempat teman-temanku, tempati... mereka semua sudah berkumpul.

"Woii.... kalian!"

Mereka berempat menyadari panggilanku dan mengajak aku untuk duduk bersama ke meja mereka.

"Hideaki mari kesini" ucap bareng Tadao, Satoshi, Yochi dan Nario.

Aku pun berjalan dan duduk Untuk makan bersama di meja makan mereka.

"Akhirnya aku bisa makan juga."

"Karena Hideaki sudah di sini, mari kita makan bersama" ucap Yochi.

"Iyaa" ucap bareng aku, Tadao, Satoshi dan nario

"Selamat makan semuanya" ucap hideaki

"Selamat makan" ucap bersama.

nyam... nyam... nyam...

Aku melahap makananku dengan sendok besi, melahap semua nasi goreng ke dalam mulutku dan menguyahnya hingga ditelan ke tenggorokan.

"Lihatlah Hideaki... Seperti orang yang belum makan selama 1 bulan"

Satoshi berkata seperti mengejek dan mengolok-olok aku, itu udah biasa bagi dia!.

"Iya benar, lahap banget Hideaki makannya"

Seperti Nario bingung dan heran, saat aku makan dengan lahap.

"Yah mau gimana lagi, aku seperti orang yang kelaparan selama 1 bulan! Karena cacing ku di perut sudah mulai merajalela yang membuatku seperti orang yang tidak makan selama 1 bulan. Hmmm...."

Iya, aku sedikit kesal karena perkataan mereka, itu adalah hal wajar, bukan?

"Hahahaha, biarkan saja. dia juga sedikit lucu kalau sedang kelaparan, hahahaha..." ketawa Tadao.

"Hmmmm...."

Aku melanjutkan makanku, Yochi berdiri dari duduknya dan ingin berkata sesuatu kepada kami.

"Hei kalian! Kalian sudah tahu belum, mengenai event baru di World Game yang kita mainkan?.." tanya Yochi.

"Belum tahu kami"

Ucap bersama kami berempat, yah memang sahabat seperti ini, kompak.

"Emang ada apa? Kau seperti gembira sekali."{Satoshi}

"Bener itu.."{Nario}.

"Bagaimana aku tidak senang? Event ini sangat misterius dan besar hadiahnya. ditambah ada tantangan baru untuk kita!"

Yochi kegirangan, terkekeh dan gembira. wajahnya tersenyum lebar, matanya melebar dan pipinya sedikit memerah.

"Benarkah? Jika benar...ada event itu , bagus banget. Akhirnya kita ada tantangan baru."

"karena seminggu ini kita tidak ada tantangan baru dan seru, aku mulai bosan.... Huhh..."

Nada suaraku yang sedikit pelan dan terdengar bersedih, sesuai dengan suara hatiku.

"Benar itu Hideaki, aku juga mengalami hal yang sama"

Kata Nario yang kalem dan satu pikiran dengan aku.

"Iya aku juga merasakan hal yang sama tapi dengan event ini... apalagi ada tantangan baru, pasti bakal seru "

Yochi terlihat yakin dan bersemangat.

"Jadi kita bakal main habis pulang sekolah atau....." Tanya Satoshi.

"Untuk pulang sekolah, maaf aku tidak bisa main karena aku ada urusan penting habis pulang sekolah, mungkin sekitaran jam 4 sore aku bisa karena aku jam 3 sore, aku baru sudah pulang dirumah setelah urusan penting. Jadi aku minta maaf"

Tadao memberikan salam tangan maaf karena tidak bisa langsung ikut setelah pulang sekolah.

"Tidak apa-apa, kita sudah mengerti kok jadi santai saja Tadao"

Itu bisa diwajarkan, karena memang Tadao orang yang super sibuk!..

"Baiklah Terimakasih kawan." {Tadao}

"Bagaimana mana denganmu Nario? Aku tebak pasti ada hal penting juga" tanya Satoshi sambil tersenyum dan yakin dengan tebakannya.

"Seperti biasa tebakan mu benar Satoshi, aku ada jam latihan memanah habis pulang sekolah. Sama seperti Tadao, aku bisanya jam 4 sore, jadi aku minta maaf..."

Melakukan hal yang sama seperti Tadao sebelumnya tapi ini lebih kalem.

"Tenang saja, kau seperti tidak mengenal kami saja Nario"

Kata Yochi dan menepuk pundak Nario.

"Baiklah karena Tadao dan Nario ada urusan.... Jadi kita bakal main world game jam 4 sore. Gimana, Kalian setuju?

"Setuju...." jawab senang Tadao, Satoshi Yochi dan Nario.

"Oke sudah di putuskan.."

kami pun setuju untuk main World Game jam 4 sore. Kamipun melanjutkan makan dan minum kami bersama-sama sambil mengobrol tawa bareng.

Beberapa menit kemudian...

"Akhirnya... Kenyang juga..."

Aku kekenyangan, masakan ibu Sari memang paling hebat dan luas biasa.

Kring... Bunyi bel jam masuk pelajaran ketiga.

"Sudah bel masuk kelas, lebih Baik kita masuk ke kelas, sebelum guru masuk kelas kita!."

Yochi berdiri lebih dulu, mengajak untuk ke kelas.

"Kau benar!." {Nario}

"Ya sudah, ayo kita balik ke kelas."

Kataku yang berdiri dan mulai berjalan melangkah menuju kelas.

kamipun jalan balik menuju ke kelas bersama sama, sebelum guru masuk ke kelas kami sambil mengobrol tawa bersama selama perjalanan menuju kelas.

[Kelas 11-A]

kami sampai ke kelas dan menuju ke tempat duduk atau meja belajar untuk menunggu guru datang ke kelas ini.

Guru pun masuk ke kelas dan akan memulai pelajaran. Di kelas ada banyak hal terjadi dan pelajaran yang sedang di ajarkan guru adalah salah satu pelajaran yang sulit di pahami oleh Satoshi yaitu bahasa Inggris.

Beberapa jam kemudian..

Setalah banyak hal terjadi selama jam pelajaran ditambah Satoshi yang sangat sulit memahami bahasa Inggris, akhirnya jam pelajaran selesai dan para murid sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Baiklah mata pelajaran hari ini telah selesai, semoga kita akan ketemu di hari Kamis nanti dan berhati hatilah saat pulang..."

Kata Bapak guru sebagai kata perpisahan.

"Siap pak.." ucapku

"Siap pak..." ucap serentak para murid.

"Bagus, baiklah bapak pamit dulu, sampai jumpa." Ucap salam pergi pak guru.

"Terimakasih pak guru atas hari ini" ucapku.

"Terimakasih pak guru atas hari ini"ucap serentak para murid.

Bapak guru pergi keluar dari kelas, para murid bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka masing-masing termasuk kami berlima.

"Hahh.... akhirnya pulang juga, aku bisa beli sesuatu di supermarket"

Aku berdiri, berbicara sambil memasukkan buku ke dalam tasku.

"Iya, akhirnya pulang juga dan keluar dari pelajaran bahasa Inggris, Hiks...."

Satoshi bersedih hati, mungkin karena memang dia tidak suka pelajaran bahasa Inggris sebelumnya.

"Hahahaha, lucu banget lihat Satoshi kesulitan saat bahasa Inggris, hahaha..." ketawa Tadao yang lebih kencang.

"Kauuuuu..." Ucap marah Satoshi.

"Tenang tenang Satoshi" ucap Tadao menenangkan Satoshi dari menahan Satoshi melalui tangannya.

"Hahahaha... sudah sudah, lebih Baik kita pulang dulu untuk istirahat dan aku ingin membuat strategi yang seru saat kita kalahkan boss level sebelum event itu dimulai."

Yochi terlihat sedikit serius, dia juga mengemas barang-barangnya ke dalam tasnya.

"Wahh, hebat kau Yochi. Kami percayakan itu ke dirimu" Ucapku.

"Baiklah ayo kita pulang, biar aku bisa cepat ekskul dan pulang dari ekskul lebih cepat. untuk bisa bermain World Game!.."

Nario tidak sabaran, dia sudah berjalan di depan pintu kelas kami.

Kami mengangguk, mengemas barang kami dan merangkul tas kami untuk berjalan bersama keluar dari kelas, lorong sekolah, dan halaman sekolah.

Hari yang melelahkan bagiku, aku tidak sabar untuk bermain game dan bertemu musuh yang kuat.